Sinar Wijaya Indonesia Tawarkan Teknologi Korea untuk Pengolahan Sampah Menjadi Bio Dissel

Karena itu menurut dia kerjasama yang pihaknya tawarkan ke Pemkab Mempawah juga mendapat dukungan dari pemerintah pusat.

ILUSTRASI 

MEMPAWAH - Direktur Eksekutif PT Sinar Wijaya Indonesia, Widdiansyah mengatakan permasalahan sampah tidak hanya menjadi perhatian pemerintah kabupaten/kota namun telah menjadi perhatian nasional.

Karena itu menurut dia kerjasama yang pihaknya tawarkan ke Pemkab Mempawah juga mendapat dukungan dari pemerintah pusat.

"Pengolahan sampah ini permasalahan nasional jadi bukan di Mempawah saja dan program ini didukung pemerintah pusat."

"Kami selaku pengusaha nasional bekerjasama dengan Sewon Engineering & Energy dari Korea Selatan baru tahap awal."

Khawatir Cemari Lingkungan, Warga di Kelurahan Pal V Tolak Pembangunan Pabrik Pengolahan Sampah

"Dari 150 kota yang mereka inginkan kami hanya mampu laksanakan 8 dulu, di Kalbar dan lampung," ujarnya.

Nantinya menurut dia pengolahan sampah ini akan menggunakan teknologi dari Korea Selatan yang mengolah sampah menjadi bio disel.

"Secara umum sampah organik dan non organik dengan kerjasama Teknologi dari Sewon Engineering & Energy, sampah bisa dijadikan energi listrik dan bisa di terima PLN," tuturnya.

Adapun bentuk kerjasama dengan pihak pemerintah daerah diakuinya hanya menyediakan lahan untuk pabrik pengolahan tersebut.

Serta dalam Memorandum Of Agreement nanti kuasa pengelolaan diserahkan kepada pihaknya dalam jangka waktu tertentu.

"Pihak dari pemda menyediakan sampah yang sudah ada, kami membangun pabrik dan sampah di kirim ke kami, kami tidak memungut per kilo ataupun pajak, pemerintah hanya mentransfer sampah."

"Kerja sama kita itu BTO, kita bangun aset dan kami kembali kan ke pemda, kemudian pemda menyerahkan operasionalnya ke kami lagi, pemda hanya menyediakan lahan saja," paparnya.

Menurutnya untuk pengolahan sampah di Mempawah dapat mencapai 30 hingga 50 ton perhari hang mampu menghasilkan 12 lebih megawatt listrik.

"Di mempawah saya hitung 700 kubik sampah perhari yang dihasilkan namun bisa diangkut 200 kubik saja."

"Maka yang bisa kita olah sekitar 30 hingga 40 ton perhari, itu sekitar 12 an megawatt hasilnya," katanya.

Nantinya menurut dia juga akan ada transfer knowledge ke tenaga kerja lokal.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved