Moeldoko Sebut Pembangunan Pipa Gas Bumi Trans Kalimantan Sejalan dengan Visi Misi Jokowi
Kelima aspek tersebut meliputi infrastruktur, investasi, kualitas sumber daya manusia, reformasi birokrasi dan APBN yang tepat sasaran.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Moeldoko mengatakan saat ini industri keramik dalam negeri mengalami ancaman yang luar biasa karena impor.
Hal tersebut terjadi karena harga gas industri Indonesia terlalu tinggi. Ternyata hal tersebut tidak mudah untuk dilakukan.
"Sekarang ini kita menghadapi gempuran lagi dari India, ini yang menunjukkan betapa pentingnya gas ini, karena harganya jauh lebih murah dari solar," ucapnya.
Ia yakin proyek yang di pikirkan ini akan mendapatkan dukungan dari Presiden.
Ia menambahkan berdasarkan rapat dengan Kementerian ESDM, PLN membuat proyeksi kebutuhan ibukota kedepan di Kalimantan Timur.
Secara bertahap sudah di ketahui jumlah kebutuhan dan sumber kebutuhan itu di dapatkan.
Kehadiran gas ini nantinya juga bisa menjadi salah satu alternatif untuk pembangkit tenaga listrik dalam mencukupi kebutuhan ibukota yang baru nantinya.
"Jika dihitung untuk kebutuhan pipa gas trans Kalimantan bisa mencapai 30 hingga 35 triliun rupiah," ucapnya.
Moeldoko menyampaikan beberapa kebutuhan pembangkit listrik memang perlu diganti dari diesel ke gas.
Juga untuk kebutuhan pelabuhan baru di Kalbar. Serta bisa menggantikan impor dari Malaysia.
Kemudian jika pipa gas terbangun industri pasti akan datang.
"Setelah pulang dari Kalbar, saya akan lapor Presiden atas keinginan masyarakat Kalimantan untuk merealisasikan pipa gas trans Kalimantan," pungkasnya. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak