Turis dari Beberapa Negara Hadir di Prosesi Perang Ketupat dan Pemandian Pusaka Kerajaan Tayan
Perang Ketupat dilaksanakan dari Muara Sungai Tayan hingga mudik kehulu atau tepian Keraton Tayan.
Ia contohkan ketika ada tabuhan gendang saat prosesi memandikan pusaka kerajaan dan Perang Ketupat, itu juga bagian dari profesi ini.
"Gendang itu ditabuhkan oleh masyarakat dari Suku Dayak, Kampung Entangis dan itu dari jaman dahulu memang menjadi tugas atau bagian dari mereka. Tidak bisa di perankan oleh siapapun kecuali dari masyarakat Suku Dayak Entangis," tambahnya.
Kemudian, pusaka yang di mandikan berupa bedil atau meriam kecil, kemudian sebelumnya juga ada keris pusaka yang sudah di mandikan.
"Dikemas dalam bentuk festival, maka acara ini lima hari dan hari ini adalah puncaknya memandikan pusaka dan Perang Ketupat," pungkasnya.
Bupati Kena Lemparan Warga
Layaknya sebuah tawuran, antara Raja-raja se Kalbar, Bupati Sanggau, Paolus Hadi serta Forkompimda Kalbar dan Kabupaten Sanggau saling lempar dengan masyarakat.
Uniknya benda yang mereka lempar adalah ketupat yang telah berisi beras dan dimasak, layaknya ketupat untuk konsumsi biasanya.
Masyarakat Tayan tidak segan melakukan aksi lemparan kepada para Raja-raja se Kalbar dan Bupati Sanggau yang berada diatas kapal. Ratusan masyarakat dari berbagai usia sudah menunggu ditebing Sungai Kapuas, mulai dari Muara Sungai Tayan hingga ke hulu yaitu Tepian Keraton Tayan.
• KPU Sanggau Apresiasi Media Massa Mampu Bersinergi Ciptakan Pemilu Damai
Aksi saling lempar ketupat ini bukanlah tawuran sesungguhnya, melainkan kegiatan kebudayaan dari Ketajaan Tayan yaitu Perang Ketupat untuk mengusir mara bahaya dan bala.
Sesekali lemparan dari masyarakat mengenai rombongan para Raja-raja dan Bupati Sanggau tersebut.
Menurut Paolus Hadi, kali ini dirinya telak terkena sebanyak dua kali. Bukannya marah, orang nomor satu di Kabupaten Sanggau ini malah senang dan dirinya juha ikut melempari masyarakat yang ada didaratan dengan ketupat.
"Saya juga ikut melempar, sudah ada lima sampai enam kali saya lempar dan dua kali saya kena. Tapi saya berfikir itu lah rezeki karena tahun lalu saya juga kena lebih banyak dari kali ini,"ucap Paulus Hadi saat diwawancarai, Rabu (27/11/2019).
Paolus menjelaskan festival yang Mande Bedel Keraja dan Perang Ketupat yang dilaksanakan oleh Kerajaan Tayan ini sangat didukung Pemerintahan Kabupaten Sanggau. Agenda ini merupakan kegiatan rutin yang ada di Sanggau.
"Kegiatan ini ddukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Sanggau, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan," ucapnya.
Ia sendiri telah mengikuti acara ini sejak beberapa tahun terakhir. Kali ini ia melihat semakin maju dan semakin banyak yang mendukung.
