Dua Pekan Berlalu, Sumur Bor di Kayong Utara Masih Semburkan Gas
Meski demikian, Sudarwin mengatakan, sejauh ini semburan tidak berdampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan desa mereka.
Penulis: Faiz Iqbal Maulid | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Warga setempat hingga sekarang masih menunggu hasil uji laboratorium tersebut.
"Katanya dalam minggu ini disampaikan. Cuma untuk semburannya katanya itu dilihat dulu sampai satu bulan ini, apakah masih terus nyembur atau bagaimana," kata Sudarwin kepada Tribun.
Saat ini, kata Sudarwin, tekanan semburan sudah mulai berkurang.
Semburan pun sudah tidak lagi mengeluarkan pasir putih, seperti yang terjadi pekan lalu.
Warga mengalirkan semburan air ke saluran irigasi di dekat sumur bor tersebut.
"Yang keluar tinggal air sama gas saja lagi. Cuma memang warga kita imbau jangan dekat-dekat area situ supaya ndak terhirup gasnya, apalagi menyalakan korek," ujar Sudarwin.
Sudarwin mengungkapkan, sejauh ini warganya belum merasakan dampak buruk dari semburan tersebut.
"Warga juga udah ndak terlalu resah lagi seperti kemarin. Ndak ada juga dampak gimana-gimana, sampai gatal-gatal pun ndak ada," papar Sudarwin.
Diberitakan sebelumnya, sumur bor berkedalaman sekitar 15 meter itu pertama kali digali pada Senin (11/11/2019).
Sejak itu, sumur tidak henti-hentinya menyemburkan air bercampur gas dan pasir.
Saat pertama keluar dari lubang sumur, tinggi semburan bahkan mencapai sekitar 13 meter.
Namun, agar air tidak terus menyembur ke atas, warga berinisiatif memasang pipa sambungan yang kemudian direbahkan ke tanah untuk mengalirkan semburan air dari lubang sumur. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak