Dua Pekan Berlalu, Sumur Bor di Kayong Utara Masih Semburkan Gas

Meski demikian, Sudarwin mengatakan, sejauh ini semburan tidak berdampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan desa mereka.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ADELBERTUS CAHYONO
Sebuah sumur bor menyemburkan air bercampur pasir dan gas di Desa Medan Jaya, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Jumat (15/11/2019). 

KAYONG UTARA - Semburan air bercampur gas dari sumur bor masih terus terjadi di Desa Medan Jaya, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Senin (25/11/2019).

Kepala Desa Medan Jaya, Sudarwin mengungkapkan, tekanan gas yang ikut keluar masih belum mengalami penurunan.

"Kalau air sama pasirnya udah mulai berkurang. Airnya jernih, cuma agak asin," kata Sudarwin saat dihubungi Tribun.

Meski demikian, Sudarwin mengatakan, sejauh ini semburan tidak berdampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan desa mereka.

Sumur Bor di Kayong Utara Masih Semburkan Air Bercampur Gas

Adapun, kata Sudarwin, semburan tersebut mulai terjadi sejak dua pekan lalu, tepatnya Senin (11/11/2019).

Sejak itu, sumur bor tidak henti-hentinya menyemburkan air bercampur gas.

Dinas ESDM Kalimantan Barat sebelumnya pun telah mengeluarkan hasil peninjauan mereka.

Plt Kepala Dinas ESDM Kalbar, Ervan Judiarto menjelaskan, dari hasil peninjauan tim geologi di lapangan, lokasi sumur bor berada di kawasan satuan endapan alluvial.

"Satuan alluvial ini bisa terdapatnya gas metana pada sisa tumbuhan di dalam bumi dengan cara proses geologi," kata Ervan kepada Tribun, Selasa (19/11/2019).

Menurut Ervan, gas metana yang terperangkap di satuan formasi alluvial itu lah yang kemudian memicu terjadinya semburan.

Oleh karenanya, Ervan mengimbau agar warga tidak membuat sumur bor di sekitar area semburan.

"Kecuali dengan tahapan geolistrik, sehingga mengetahui keberadaan lapisan bawah tanah dan posisi kedalaman air tanah yang bagus," ujar Ervan.

Diminta Sampaikan Uji Lab

Sumur bor di Desa Medan Jaya, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara masih terus menyemburkan air bercampur gas, Senin (18/11/2019).

Kepala Desa Medan Jaya, Sudarwin meminta Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kalimantan Barat segera menyampaikan hasil uji laboratorium dalam pekan ini.

Warga setempat hingga sekarang masih menunggu hasil uji laboratorium tersebut.

"Katanya dalam minggu ini disampaikan. Cuma untuk semburannya katanya itu dilihat dulu sampai satu bulan ini, apakah masih terus nyembur atau bagaimana," kata Sudarwin kepada Tribun.

Saat ini, kata Sudarwin, tekanan semburan sudah mulai berkurang.

Semburan pun sudah tidak lagi mengeluarkan pasir putih, seperti yang terjadi pekan lalu.

Warga mengalirkan semburan air ke saluran irigasi di dekat sumur bor tersebut.

"Yang keluar tinggal air sama gas saja lagi. Cuma memang warga kita imbau jangan dekat-dekat area situ supaya ndak terhirup gasnya, apalagi menyalakan korek," ujar Sudarwin.

Sudarwin mengungkapkan, sejauh ini warganya belum merasakan dampak buruk dari semburan tersebut.

"Warga juga udah ndak terlalu resah lagi seperti kemarin. Ndak ada juga dampak gimana-gimana, sampai gatal-gatal pun ndak ada," papar Sudarwin.

Diberitakan sebelumnya, sumur bor berkedalaman sekitar 15 meter itu pertama kali digali pada Senin (11/11/2019).

Sejak itu, sumur tidak henti-hentinya menyemburkan air bercampur gas dan pasir.

Saat pertama keluar dari lubang sumur, tinggi semburan bahkan mencapai sekitar 13 meter.

Namun, agar air tidak terus menyembur ke atas, warga berinisiatif memasang pipa sambungan yang kemudian direbahkan ke tanah untuk mengalirkan semburan air dari lubang sumur. (*)

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved