VIRAL Pidato Nadiem Makarim Terkait Hari Guru Nasional, Pengamat hingga Dian Sastro Beri Komentar

Teks pidato Nadiem sebanyak 2 halaman itu rencananya akan dibacakan saat upacara peringatan Hari Guru Nasional 2019.

Editor: Dhita Mutiasari
Kompas.com/ KRISTIANTO PURNOMO
VIRAL Pidato Nadiem Makarim Terkait Hari Guru Nasional, Pengamat hingga Dian Sastro Beri Komentar 

Sebagian besar merespons positif. "Pidato menteri yang singkat, padat dan substansinya jelas. Mas Nadiem sangat mewakili milenial yang ogah ogahan upacara kelamaan berdiri gegara kebanyakan lembaran pidato pas amanat. Aku padamu mas," tulis akun @KakangTB.

Sementara itu, akun @ivgfrly, menuliskan, "Pidato nya aa' nadiem emang keren bats si but if you're not a teacher in real life you can't feel it, the doubtful, the responsibility, the difficulties," twitnya.

Respons juga datang dari artis Dian Sastrowardoyo.

Menurut Dian, pidato Nadiem menunjukkan visi yang jelas dan pemahaman Nadiem terhadap kondisi guru di Indonesia. Dian juga menyertakan tagar #MerdekaBelajar dalam twitnya.

Tanggapan Pengamat

Menurut pengamat pendidikan Darmaningtyas, poin-poin yang disampaikan Nadiem dalam naskah tersebut memang merupakan hal-hal yang dibutuhkan bagi guru untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia saat ini.

Ia mengatakan bahwa saat ini, kurikulum terlalu padat dan tuntutan administrasi terlalu besar.

Akhirnya, guru pun terjebak pada rutinitas untuk mengerjakan hal-hal yang bersifat administratif.

Tantangan Sinkronisasi Namun, adanya poin-poin yang disampaikan Nadiem bukan berarti bahwa perubahan kemudian dapat dilakukan dengan mudah

Darmaningtyas menuturkan ada tantangan yang harus dihadapi untuk dapat melakukan perubahan yang diimbau oleh Nadiem.

"Tantangannya itu kalau antara dinas pendidikan, pengawas, kepala sekolah, dan guru itu tidak sejalan. Guru penginnya seperti yang dikehendaki oleh menteri, tapi pengawas masih berpedoman pada pola-pola kerja lama," jelas Darmaningtyas.

Ia mengatakan bahwa selama tidak ada sinkronisasi antara apa yang dimaui guru dan kemudian direstui oleh kepala sekolah, pengawas, dan dinas, perubahan tersebut tidak akan terwujud.

Menurut Darmaningtyas, selama masih ada pengawas, yang akan menjadi pengendali sekolah adalah pengawas.

"Pengawas itu yang saya rekomendasikan dulu, fungsinya lebih ke pembimbingan. Oleh karena itu, pengawas bukan ke administrasi administrator, tetapi substansi pembelajarannya. Itu yang bener, kalo mau meningkatkan mutu pendidikan," tuturnya.

Langkah Awal Ia mengungkapkan beberapa langkah awal yang dapat diupayakan untuk mewujudkan perubahan yang disampaikan oleh Nadiem.

"Ya langkah awal, ujian nasional harus dihapuskan. Yang kedua ya, benahi kurikulumnya, jangan terlalu banyak mata pelajaran yang membuat anak itu juga bosan. Mata pelajaran-mata pelajaran yang sifatnya pilihan mestinya lebih banyak diberikan," ungkap Darmaningtyas.

Menurutnya, mata pelajaran-mata pelajaran yang sudah ada harus disederhanakan.

"Jadi, yang wajib mungkin hanya beberapa. Dulu kalau yang saya usulkan ya, kalau SD itu ya membaca, menulis, berhitung. Jadi SD kelas 1 sampai 3 sebenarnya ya itu aja, membaca, menulis, berhitung, olahraga, kesenian. Baru kelas 4, baru mulai belajar matematika, ipa, gitu. Jadi itu harus disederhanakan," jelasnya.

Menurutnya, poin-poin Nadiem sebenarnya telah ada pada semangat perubahan kurikulum 2013, yaitu menciptakan sistem pembelajaran yang menyenangkan, murid lebih banyak bertanya daripada mendengarkan, guru bukan satu-satunya sumber pembelajaran, alam sekitar juga bisa jadi sumber pembelanjaran, dapat menjadi media pembelajaran.

"Tapi ya itu tadi, karena mata pelajarannya terlalu banyak, tuntutan administratif terlalu tinggi, akhirnya apa yang menjadi spirit 2013 itu tidak terwujud di lapangan," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral Pidato Nadiem Makarim soal Hari Guru Nasional, Ini Isinya..."

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved