Rizal Ramli Tolak Basuki Tjahja Purnama Jadi Dirut BUMN, Sebut Ahok Masih Punya Banyak Masalah Hukum
Rizal Ramli menilai kemampuan Ahok hanya kelas Glodok yang tidak memiliki pengalaman korporasi.
"Setelah berapa tahun tidak ada perbaikan kinerja yang bagus, kalau Ahok punya pengalaman eksekutif pasti dari pergantian terjadi perbaikan," tambahnya.
Selanjutnya, Rizal Ramli memberikan contoh lain soal LRT.
"Contoh lain, saya ikuti sidang kabinet, Ahok ngotot supaya LRT itu pakai rel yang lebar, padahal ini LRT hanya di dalam kota, nah sekarang ternyata yang terjadi LRT punya banyak masalah," ungkapnya.
Dari contoh masalah-masalah tersebut, Rizal Ramli menilai bahwa Ahok tidak punya kemampuan korporasi.
"Jadi ini masalah-masalah nunjukin kalau yang namanya Ahok dramanya doang yang gede, tapi kemampuan korporasinya itu betul-betul mengecewakan, sayang kalau Pertamina dijadikan percobaan yang tidak perlu," ungkap Rizal Ramli.
Menurutnya tidak ada perbaikan kinerja yang signifikan yang dilakukan Ahok selama menjabat Gubernur di DKI Jakarta.
"Tapi apa perbaikan kinerja Ahok yang signifikan? Kan enggak ada," ujarnya.
Penolakan Masuknya Ahok ke BUMN, Staf Khusus Menteri BUMN: Takut Ahok Akan Membersihkan Birokrasi
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sudah dipastikan akan menduduki posisi strategis di satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menteri BUMN Erick Thohir memastikan jika Ahok akan bergabung ke BUMN awal Desember mendatang.
Namun, belum ada keterangan eksplisit dari Menteri BUMN terkait dengan posisi yang akan dijabat oleh Ahok.
Meskipun demikian, santer dikabarkan Ahok akan menempati posisi sebagai Komisaris Utama atau Direktur Utama (Dirut), PT Pertamina.
Kabar tersebut menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan. Satu di antaranya adalah serikat pekerja PT Pertamina.
Serikat pekerja PT Pertamina menolak masuknya Ahok menjadi bagian dari PT Pertamina.