Viral Sosial Media
TERUNGKAP! Sosok Pelakor dan Pasangan Suami Istri di Kisah Perselingkuhan Layangan Putus
Cerita tersebut mengisahkan tentang kondisi pasangan suami istri yang terpaksa berpisah karena adanya orang ketiga.
Kemudian, ingatan tersebut mengendap dan menjadi kepercayaan umum jika pekerjaan polisi memiliki risiko yang lebih besar dibanding profesi lainnya.
Ingatan yang mengendap tersebut bisa mengakibatkan adanya bias pada suatu peristiwa.
Dengan demikian, seseorang bisa langsung memercayai sebuah kabar karena adanya kedekatan atau akan ingatan khusus yang mengendap atas peristiwa tersebut.
Penalaran emosional
Disukai atau tidak, sebagian besar orang dapat dengan mudah terombang-ambing oleh emosi yang terjadi. Manusia berpikir jika perasaan dan emosi mereka dikendalikan oleh logika dan alasan yang masuk akal.
Sayangnya, hal ini selalu terbalik. Terkadang, manusia pada akhirnya menggunakan kemampuan berpikir mereka untuk membenarkan perilaku mereka yang memang terbawa emosi.
Fenomena ini dikenal dengan nama emotional reasoning atau penalaran emosional yang bisa menyesatkan seseorang tanpa mereka sadari.
Psikiater Aaron T. Beck pertama kali memperhatikan hal ini terhadap pasien yang mengalami depresi.
Dia menemukan banyak pasien yang menyimpulkan hal yang tidak benar terhadap diri mereka sendiri berdasarkan apa yang mereka rasakan, dibanding pada fakta sebenarnya.
Kondisi ini kemudian bisa memengaruhi keyakinan seseorang akan sebuah topik.
Bahkan ketika mereka merasa takut, cemas, atau bahkan tidak nyaman terhadap suatu topik. Maka, mereka dapat dengan mudah melompat ke kesimpulan jika topik tersebut buruk atau berbahaya.
Bias konfirmasi
Sekali manusia percaya pada suatu hal, maka ia akan berpegang teguh pada hal tersebut. Bias konfirmasi adalah kecenderungan seseorang untuk mencari informasi tambahan guna mendukung kepercayaan mereka, meski hal tersebut salah.
Hal ini dilatarbelakangi karena adanya kecenderungan manusia mengelilingi dirinya sendiri dengan hal yang mereka percayai.
Sebagai contoh di media sosial, seseorang cenderung mengikuti akun-akun yang sesuai dengan kepercayaan dan kepribadian mereka sendiri.
Kecenderungan inilah yang membuat mereka pada akhirnya mendapatkan pandangan sesuai dengan apa yang mereka yakini. Dengan kata lain, ketika sebuah kabar tersebar dan sesuai dengan apa yang diyakini, sebagian besar orang bisa langsung memercayainya.