Viral Sosial Media
TERUNGKAP! Sosok Pelakor dan Pasangan Suami Istri di Kisah Perselingkuhan Layangan Putus
Cerita tersebut mengisahkan tentang kondisi pasangan suami istri yang terpaksa berpisah karena adanya orang ketiga.
Menurut penelitian, banyak orang memiliki setidaknya pernah memercayai beberapa hal yang salah.
Lantas mengapa orang mudah memercayai hal tersebut?
Melansir laman Psychology Today, salah satu penyebabnya adalah manusia secara rutin menggunakan jalan pintas mental untuk bisa memahami hal-hal yang terjadi di sekitar mereka.
Ini terjadi karena, manusia tidak memiliki waktu untuk menganalisis kebenaran kabar yang diterima dengan cermat.
Dengan demikian, manusia cenderung menggunakan aturan praktis yang cepat dan tidak disadari untuk menentukan apa yang harus dipercaya.
Sehingga, hal ini mengarahkan mereka untuk memercayai kabar yang belum diketahui kebenarannya. Adapun beberapa penyebab dari jalan pintas mental tersebut adalah:
Ketersediaan heuristik
Sebelum mengulas lebih lanjut tentang ketersediaan heuristik, Anda bisa menjawab pertanyaan ini.
Pekerjaan mana yang lebih berbahaya, polisi atau nelayan? Mayoritas orang akan menjawab jika polisi mungkin menjadi pekerjaan dengan risiko yang lebih besar dibanding nelayan.
Namun, menurut US Bureau of Labour Statistic, ternyata nelayan rentan terbunuh.
Dibanding dengan profesi polisi, nelayan memiliki risiko 10 kali lebih besar dibanding dengan profesi penegak hukum tersebut. Tentu saja, hal ini tidak bisa menjadi patokan jika pekerjaan polisi memiliki risiko yang kecil.
Keyakinan jika polisi merupakan pekerjaan dengan risiko lebih besar dibanding nelayan, disebabkan oleh ketersediaan heuristik.
Kondisi ini merupakan keadaan di mana manusia memilih untuk memikirkan jalan pintas yang mengarahkan seseorang untuk melebih-lebihkan suatu peristiwa.
Selain itu, kondisi ini terjadi ketika sebuah kejadian itu lebih terasa atau hidup dalam ingatan seseorang.
Seorang perwira polisi yang terbunuh saat menjalankan tugas, tentu lebih diingat oleh khalayak dibanding dengan jumlah nelayan yang tewas di laut, misalnya.