Ditetapkan Sebagai Desa Mandiri, Muara Jekak Miliki PAD Hingga Rp 9 M Pertahun
Hal itu dikarenakan sawit yang ada di kebun milik desa yang luasnya 150 hektar sudah tua dan berumur 20 tahun.
Penulis: Syahroni | Editor: Maudy Asri Gita Utami
"Kamu juga berencana untuk membuat SPBU sebagai penghasilan desa dan itu akan dikelola oleh Bumdes nantinya" jelas Andri.
Sebagai Desa Mandiri dan mempunyai PAD tetap setiap tahunnya dan mendapatkan anggaran desa atau ADD serta dana desa dari pusat yang mencapai Rp1,2 M.
Desa Muara Jekak tidak hanya membuat beragam pembangunan infrastruktur desa namun berbagai program berupa bantuan sosial diberikan pada warganya yang berjumlah 822 KK.
Pemberian bantuan pada masyarakat dilakukan sejak delapan (8) tahun lalu, beberapa bantuan yaitu, biaya pendidikan saat masuk sekolah mulai dari TK hingga kuliah, bantuan bagi warga sakit, bantuan bagi warga meninggal, mendapatkan THR setiap tahunnya serta diberikan bantuan peningkatan ekonomi setiap tahunnya.
"Bantuan dari desa berjalan sejak delapan tahun lalu, seperti pemberian THR. Dari Rp500-1 juta tergantung jumlah keluarganya," tambah Andri.
Lanjut disampaikannya untuk warga yang sakit biasa mendapatkan santunan Rp2-3 juta, uang itu diberikan pada semua warga yang sakit, meskipun telah mendapatkan bantian KIS. Uang itu digunakan untuk biaya transportasi apabila dirujuk ke Pontianak atau Ketapang.
Sementara santunan bagi warga yang meninggal mendapatkan Rp1 juta.
"Desa juga memberikan santunan bagi anak sekolah, besarannya sesuai jenjang, diberikan pada murid ketika mau masuk sekolah, TK, SD, SMP, SMA dan Kuliah," ucapnya.
Jumlah berbeda setiap jenjang misalnua TK Rp200 ribu, SD Rp500 SMP Rp600, SMA Rp700 dan masuk Kuliah Rp1 juta.
"Kami juga membeli rumah di Pontianak untuk dijadikan asrama bagi warga Muara Jekak yang kuliah disana dan itu tidak ada biaya banya mereka diminta untuk bayar listrik dan air," tambahnya.
Kemudian adapula bantuan sosial peningkatan ekonomi, setiap tahunnya berubah, seperti pembuatan perkebunan bagi warga dan karena anggarannya besar maka dibalikan lagi.
Sedangkan saat ini setiap tahun diberikan uang segar Rp5 juta dan tidak dikembalikan pada desa.
"Dulunya kita fokuskan pada perkebunan, tapi saat ini kita berikan dalam bentuk tunai Rp5 juta. Itu anggaran habis pakai dan tidak dikembalikan," tegasnya.
Dana bantuan ini bersumber dari PAD yang didapatkan setiap tahunnya.
Adanya pemberian bantuan dari desa ini dibernarkan oleh masyarakat.
Tribun Pontianak mencoba berbincang dengan beberapa warga yang ada di sebuah warung, mereka mengakui adanya bantuan yang diberikan oleh pemerintah desa. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak