Tabung Elpiji Meledak di Kapal, Sembilan Korban Tersambar Api Derita Luka Bakar

Para korban dewasa antara lain Amran (54), Andri (20), Si Jan (54), Bujang (50), dan Herman yang belum diketahui usianya.

TRIBUNPONTIANAK/NUR IMAM SATRIA
Nakhoda kapal, Amran saat terbaring lemas di ruang Bedah RSUD Agoesdjam Ketapang. 

Tabung Elpiji Meledak di Kapal, Sembilan Korban Tersambar Api Derita Luka Bakar

KAYONG UTARA - Sebanyak enam orang mengalami luka bakar akibat ledakan tabung elpiji bersubsidi di Kapal Motor (KM) Mitra Usaha di Pelabuhan Teluk Batang, Kecamatan Teluk Batang, Kabupaten Kayong Utara, Minggu (20/10/2019) dini hari.

Para korban terdiri atas lima orang dewasa dan seorang anak berusia 10 tahun.

Para korban dewasa antara lain Amran (54), Andri (20), Si Jan (54), Bujang (50), dan Herman yang belum diketahui usianya.

Amran merupakan nakhoda KM Mitra Usaha, sementara Andri bertugas sebagai Anak Buah Kapal (ABK).

Baca: BREAKING NEWS - Tabung Gas LPG 3 Kg Meledak di Kapal, 6 Korban Luka-luka

Baca: Empat Korban Ledakan LPG di Teluk Batang Dirujuk ke Ketapang

Kapolsek Teluk Batang, Iptu Jumari Setiawan menuturkan, kapal tersebut hendak berlayar ke Desa Dusun Baru di Kecamatan Pulau Maya Karimata.

Kapal membawa sekitar 500 tabung gas bersubsidi.

Jumari memaparkan, peristiwa bermula saat mesin kapal hendak dinyalakan.

"Tepatnya pada saat kapal hendak berlayar dan menyalakan mesin. Tiba-tiba kapal tersebut meledak," ungkap Jumari.

Jumari menduga terdapat kebocoran tabung gas di palka (ruang) kapal, tempat di mana tabung-tabung gas itu diletakkan.

Sementara ledakan diduga dipicu oleh percikan api dari kamar mesin saat mesin akan dinyalakan.

"Tidak ada korban meninggal dunia. Para korban luka dibawa ke Puskesmas Teluk Batang," ujar Jumari.

Akibat peristiwa itu, menurut Jumari, KM Mitra Usaha tersebut juga mengalami kerusakan, terutama di bagian depan.

Sementara Kepala UPTD Puskesmas Teluk Batang, Ade Heryanto, menerangkan, jumlah korban bukan enam orang, tetapi sembilan orang.

Seorang di antaranya anak usia 10 tahun.

Empat dari sembilan korban itu dirujuk ke RS Agusdjam Ketapang karena kondisinya cukup parah.

Satu di antara yang dirujuk adalah anak berusia 10 tahun tersebut. Ia mengalami luka bakar sekitar 25 persen.

Sebagian di antaranya di wajah.

Pihak Puskesmas mengkhawatirkan saluran pernafasan anak itu terganggu akibat luka bakar.

Empat orang yang dirujuk tersebut sebelumnya sempat dirawat di Puskesmas Teluk Batang.

"Kalau yang terparah dari empat orang yang dirujuk itu luka bakarnya sekitar 38 persen," kata Ade.

Ade mengungkapkan, para korban dibawa ke Ketapang dengan menggunakan ambulans milik pemerintah daerah dan desa.

Mereka dibawa dengan melewati jalur darat.

Hingga Minggu sore, kata Ade, hanya tersisa satu korban yang masih dirawat di Puskesmas Teluk Batang.

Selain korban yang dirujuk, korban lainnya sudah diperbolehkan pulang.

Ade belum dapat memastikan kondisi korban yang masih dirawat di Puskesmas, lantaran perawatan belum 1x24 jam.

"Yang pasti masih bisa kita tangani, masih mampu lah kita," ungkap Ade.

Melompat ke Sungai

Amran (54), nakhoda kapal yang membawa gas elpiji bersubsidi dan meledak di Teluk Batang, Kabupaten Kayong Utara mengaku kalau dirinya sempat melompat ke sungai setelah api menyambar dirinya.

Saat ini Amran masih terbaring lemas di ruang bedah RSUD Agoesdjam Ketapang.

"Kejadiannya tiba-tiba. Saya dari belakang ketika mau ngambil rokok di ruang kemudi tiba-tiba ada suara ledakan dan api menyambar seperti kilat," kata Amran.

Ia mengaku dirinya memang kerap membawa gas elpiji bersubsidi tersebut.

Gas tersebut rencananya akan dibawa ke Desa Dusun Baru, Kecamatan Pulau Maya Karimata.

"Jadi ada dua awak kapal yang masuk dan mengecek tabung tersebut ke bawah. Setahu saya keduanya tidak sedang merokok atau membawa korek api. Tapi entah kenapa bisa meledak. Biasanya sambil ngerokok juga tidak apa-apa," lanjutnya.

Sedangkan korban lainnya Ilham (10) menderita luka bakar di wajahnya.

Anak kelas dua SD itu diketahui sedang menumpang di kapal tersebut untuk menuju ke Dusun Baru.

"Dia pada saat itu bersama kakeknya itu Pak Amran. Saat ada suara ledakan Ilham itu penasaran dan melihat ke bawah, tiba-tiba api menyambar wajahnya," ujar Herman yang juga satu di antara awak kapal. (ade/nur)

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved