Wawancara Ekslusif
Prinsip Hidup Kepala Sekolah yang Cabuli 11 Siswa: Masuk Kandang Domba Jadi Domba! Istrinya Tak Tahu
IS yang diduga mencabuli 11 siswa laki-lakinya di sekolah pada April lalu meminta maaf kepada siswa dan orangtua korban.
Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Marlen Sitinjak
Tetapi supaya mereka pintar. Karena apa, rata-rata anak yang saya dekati begitu, nilainya agak kurang.
Lebih-lebih lagi ada dua anak yang paling parah, bayangkan saja perkalian tak pandai, pembagian tak pandai.
Jadi saya cari solusi mendekatkan diri dengan mereka. Ternyata setelah saya dekati, mereka berani bertanya.
Alfons: Anda dituding meperburuk citra pendidikan Kalbar. Apa tanggapan Anda?
IS: Betul, saya sadari sekarang bahwa saya merusak citra pendidikan. Tapi saya harapkan terutama yang di bidang pendidikan, saya minta mohon ampun. Maaf, karena itu kesilapan saya.
Saya akan memperbaiki diri saya, semoga Tuhan menyertai saya.
Alfons: Apa Anda siap mempertanggungjawabkan perbuatan ini?
IS: Saya siap.
Alfons: Ada informasi Anda pernah terlibat kasus yang sama di Kapuas Hulu?
IS: Tidak pernah. Itu hanya dulu saya waktu SD bergurau dengan teman saya, pegang-pegang gitu lalu orang tuanya teman saya marah. Inilah kemarin mungkin trauma bagi saya.
Entah karena atau ada faktor gen dan sebagainya, saya tidak taulah. Dari dulu sampai sekarang ndak taulah, semakin tua semakin perbuat seperti gini ndak tahulah saya.
Kalau ketemu sama empat anak itu, selalu kepingin begitu saja. Seolah-olah ada sesuatu begitu, saya pun tidak menyadari hal itu.
Alfons: Adakah pesan untuk keluarga besar Anda?
IS: Saya minta maaf kepada suluruh keluarga, mungkin saya sudah hilaf, mungkin saya sudah salah melakukan ini.
Semoga keluarga besar saya dapat mengampuni saya, dan dapat menerima saya apa adanya, itu aja. (*)