Inovasi Saprahan Kota Pontianak dengan Menu Ikan, Ini Komentar Pakar Sejarah dan Budaya Kalbar
Tapi inovasi dalam rangka menggalakan gerakan gemar makan ikan semata.
Inovasi Saprahan Kota Pontianak dengan Menu Ikan, Ini Komentar Pakar Sejarah dan Budaya Kalbar
PONTIANAK - Pakar sejarah dan budaya Kalbar, Syafaruddin Usman menilai inovasi yang dilakukan oleh Pemkot Pontianak dengan menambahkan menu olahan ikan saat pelaksanaan Festival Saprahan sah-sah saja.
Menu ikan yang dimasukkan dalam lomba saprahan menurutnya tidak masalah karena hal itu disesuaikan dengan kondisi, terpenting apa yang ditambah tidak merubah dan tidak menghilangkan nilai-nilai yang ada didalam saprahan itu sendiri.
"Tidak masalah dilakukan inovasi seperti itu, karena menyesuaikan juga dengan kondisi yang ada serta tidak mengubah nilai sejarahnya," ucap Syafaruddin Usman, Kamis (17/10/2019).
Baca: Bully Menjadi Ancaman Yang Menggangu, Psikolog Rika: Hadapi dengan Tegas
Baca: Jelang Pelantikan Presiden, Ketua MUI Kubu Raya Ajak Masyarakat Membangun Bangsa
Ia menegaskan sah-sah lauk hidangan ditambah ikan, karena bagi masyarakat yang mampu, mungkin lauk pauknya daging, sebaliknya masyarakat yang pendapatannya pas-pasan, ikan menjadi alternatif pilihan sebagai lauk pauk dalam makan saprahan.
Namun ikan yang disajikan pada saprahan tidak masuk dalam kriteria penilaian. Tapi inovasi dalam rangka menggalakan gerakan gemar makan ikan semata.
Lanjut disampaikan, Syafaruddin yang didailat sebagai dewan juri, dalam penilaian saprahan ada empa kriteria, yakni cita, citra, etika dan estetika.
Cita, menyangkut kelengkapan yang sudah pakem. Citra kaitannya dengan rasa makanan yang disajikan. Etika itu bagaimana cara penyampaian dan Estetika keindahan penataan hidangan.
Pelaksanaan semakin tahun, semakin baik, bahkan sangat sulit untuk juri memberikan penilaian pada setiap peserta.
"Tahun ini jauh lebih baik dari tahun sebelumnya, lebih meningkat bahkan lebih rapi dan masakannya juga rasanya lebih enak," pungkasnya.