Penutupan Kapuas II Berdampak Luas, Harusnya Ajak Akademisi Bicara Managemen Lalu-Lintas
Persoalan muncul karena Jembatan Kapuas II, sudah menjadi salah satu urat nadi pergerakan transportasi khususnya angkutan barang.
Penulis: Syahroni | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Itu harus ditata dan menutup Jembatan Kapuas II ini bukan hanya masalah tutup dan alihkan lalulintas.
Dampaknya sangat luas, dalam hal ini PUPR, Dishub, kepolisian harus berpikir keras bahkan kalau perlu kami dari pihak akademisi Untan diajak ngomong, terkait bagaimana mengantisipasi ini.
Pasalnya jalur yang ditutup itu adalah jalur uang angat padat, sehingga dampaknya luas.
Kemudian kelemahan kita infrastruktur alternatif sangat minim dan terbatas.
Sebenarnya walaupun tak menggunakan jembatan, tapi dengan memanfaatkan angkutan fery khsusus membawa kendaraan besar dengan infrastruktur dermaga yang memadai adalah cara menyediakan infrastruktur.
Coba kita bayangkan, Kapuas III yang telah digencarkan dari dulu tapi sekarang ilang cerita dan tidak ada realisasi.
Kita hanya terpaku pada dua jembatan, Kaluas I dan Kapuas II.
Kapuas I bermasalah Kapuas II terbebani dan sebaliknya.
Kita tidak punya alternatif pilihan.
Sebetulnya bisa dikembangkan, didaerah Sungai Durian bisa ada Jembaran.
Sehingga dari bandara langsung ke daerah Desa Kapurnya.
Kemudian pengembangan ini tidak semata-mata Kota Pontianak.
Tapi harus melibatkan Kubu Raya dan Provinsi Kalbar bahkan pusat.
Saat ini seakan-akan beban tanggungjawabnya hanya pada pemerintah kota, sedangkan yang menggunakan masyarakat Kalbar.
Jadi harus dibagilah, seperti terminal Sungai Durian harus ada jembatan dan dijadikan sebuah kawasan terpadu, ada fery juga dan sebagainya.
Pengembangan angkutan itu, tidak semata-mata jalan, tidak hanya semata-mata jembatan tapi harus ada alternatif lainnya seperti fery, ponton dan lainnya. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak