Keluarga Viral Tinggal Digubuk, Tetangga Sebut Tak Sesuai Realita, 2 Anaknya Disuruh Jualan Sayur

Kedua anak Lena, Jeki dan Elen disebut warga disuruh berjualan oleh ibu dan ayah tirinya tersebut.

Penulis: Syahroni | Editor: Madrosid
TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Sejumlah dermawan saat mengunjungi keluarga Sapriadi dan Lena yang tinggal bersama empat anaknya di gubuk di Gang Kelompok Tani, Jalan Selat Panjang II, Desa Mega Timur, Kecamatan Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Sabtu (12/10/2019) siang. Sejumlah dermawan berupaya menawarkan solusi kepada keluarga ini untuk pindah ke tempat yang lebih layak. 

Keluarga Viral Tinggal Digubuk, Tetangga Sebut Tak Sesuai Realita, 2 Anaknya Disuruh Jualan Sayur

PONTIANAK - Warga Gang Swadaya I menyayangkan viralnya kisah Lena dengan empat orang anaknya yang tinggal di gubuk tidak layak huni, bahkan disebut lebih mirip kandang ayam.

Saat Tribun Pontianak mendatangi Gang Swadaya, para warga setempat kesal dengan pernyataan keluarga Lena yang tak sesuai dengan realita yang ada.

"Die itu kehidupannya tidak susah-susah benar dan memang suami istri memanfaatkan kedua anaknya. Kehidupan sehari-hari die mengandalkan kedua anaknya untuk bekerja," ucap Yanti yang merupakan tetangga Lena di Gang Swadaya I Pontianak Utara, Minggu (13/10/2019).

Lena merupakan istri siri dari suaminya saat ini, Sapriadi dan memiliki dua orang anak. Saat menikah siri Lena juga membawa dua anak hasil pernikahannya dengan warga Taiwan.

Kedua anak Lena, Jeki dan Elen disebut warga disuruh berjualan oleh ibu dan ayah tirinya tersebut.

"Anaknya disuruh jualan tahu, kenapa sekarang nda jual lagi, karena dia jualan tapi nda setor same bos tahunya. Jadi nda dikasi lagi same bos tahu tu," ucap Yanti menceritakan.

Baca: Kondisi Kesehatan Tidak Stabil, Lena Dirujuk Ke Rumah Sakit

Baca: FOTO: Sejumlah Dermawan Kunjungi Gubuk Yang Ditempati Keluarga Sapriadi dan Lena Bersama 4 Anaknya

Baca: Harus Tinggal Digubuk 2x3 Meter dengan 4 Anak, Kisah Keluarga Lena Bikin Pilu

Menurut Yanti, warga Gang Swadaya sangat peduli dengan keluarga Lena, bahkan memberikan segala makanan dan sebagainya, tapi setelah melihat sepak terangnya wargapun berfikir dua kali memberikan bantuan.

"Emak bapaknnye sehat, bapaknye pakai motor besar CBR tu, anaknye pakai motor beat merah juga baru ini. Saye baru ketemu tiga hari lalu, dia manggil saye bibi," ucap Yanti.

Yanti menegaskan bahwa suami siri Lena, yaitu Sapriadi tidak ada kerja dan tidak jelas.

"Kalau anaknya pulang tidak bawa duit, dimarahi. Kan anaknya tidak bisa bohong, coba saja wawancara anaknya itu, tanya seperti apa sikap bapak tirinya pada dia," tambahnya.

Yanti menceritakan banyak warga Gang Swadaya yang meminjam uang pada Lena dan ia menyebutkan janji menjual rumah untuk bayar hutang.

"Tapi diam-diam die jual rumah dan pindah diam-diam, die ngaku tanah itu dipinjamkan kan, padahal tanah itu bapak mertuenye yang beli," tambahnya.

"Suami pakai CBR, anak sehat dan gemuk tapi hidupnye sengsare atau sengaje biar viral dan dikasi duit. Bantuan itu banyak untuk keluarga Lena itu," tegasnya.

Bahkan dia juga dapat bantuan sepeda dari pemerintah, tapi sepeda itu digadaikan orangtuanya.

"Semue dapat kok, PKH, beras dan bantuan lainnye, dimane sakitnye Bu Lena tu. Kite sesama warga sesama manusia siape yang tak mau membantu, tapi kite bantu malah die seperti," ucap Yanti.

Yanti menegaskan rumah yang ada di Gang Swadaya belum genap sebulan dijual dan tau-taunya sudah viral tinggal di gubuk.

"Warge kite nda terima pernyataan die tu, bahkan ngomel, ngape gitu Kak Lena tu, ngape gitu mama vanes tu, karena kite sini paham dan tau kehidupan mereke, dimane sakitnye bapak pakai CBR anak pakai beat baru, kite kalah kaye dari die" tambahnya.

Yanti menambahkan satu Gang Swadaya protes karena pernyataan Lena, ia menambahkan bahwa Lena dan suaminya pergi untuk lari dari hutang.

"Sampai delapan orang nagihnya dirumahnye, itu koperasi harian, belom agi utang same orang gang sini, makenye kite ni bukan iri orang viralkan, tapi kite warga sini takut salah sasaran dan benarkan," tembahnya.

Menurut Yanti, yang harus dapat bantuan adalah anak tiri dari Sapriadi, karena menurutnya dipaksa berjualan.

"Kalau anak yang baru ni, gemok dan sehat, macam mane kurang gizi," tegasnya.

Kemudian Yanti menyebut rumah bukan hanya di Gang Swadaya yang dijual, namun sudah dua rumah orangtuanya dijual.

"Pertama dekat rumah kakak saye, di Dekat Lapangan Golf Poltekes, itu dijual Sap gak rumah bapaknye, ini same gak di Gang Swadaya dijual gak," tegasnya.

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved