Speed Jamaah Sholawat Karam

BREAKING NEWS - Speed Jamaah Sholawat Akbar Kota Pontianak Tenggelam di Sungai Kapuas Jam 22.35 WIB

Sebuah insiden terjadi saat perjalanan pulang para warga yang mengikuti Sholawat Akbar Kota Pontianak, Selasa (8/10/2019) malam WIB.

Penulis: Syahroni | Editor: Marlen Sitinjak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Penyeberangan tradisional yang masih eksis untuk penyeberangan Sungai Kapuas dari Bardan ke Siantan, Jalan Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (12/7/2019). Sayangnya alat pendukung keselamatan seperti rompi pelampung belum diperhatikan dalam moda transportasi tradisional ini. 

BREAKING NEWS - Speed Jamaah Sholawat Akbar Kota Pontianak Tenggelam di Sungai Kapuas Jam 22.35 WIB

PONTIANAK - Sebuah insiden terjadi saat perjalanan pulang para jamaah yang mengikuti Sholawat Akbar Kota Pontianak, Selasa (8/10/2019) malam WIB.

Sebuah speed tambang yang membawa warga menyeberang Sungai Kapuas dari Alun-alun Kapuas Kota Pontianak menuju Siantan, tenggelam.

Petugas Dinas Perhubungan dan Pol Air Polda Kalbar pun langsung turun lapangan untuk mengkondisikan.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Pontianak, Utin Srilena Candramidi, menjelaskan kejadian sekitar pukul 22.35 WIB.

Saat itu, Sholawat Akbar Kota Pontianak yang dilangsungkan di Alun-alun Kapuas sudah selesai dan warga pulang ke rumah masing-masing.

Baca: Daftar Peraih Medali Kontingen Pontianak di Ajang Kejurda Catur ke- 48 2019

Baca: BREAKING NEWS - Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, Mantan Pejabat Kabupaten Sambas Tutup Usia

Peristiwa tenggelamnya speed tambang yang membawa penumpang ini dijelaskannya karena mengangkut penumpang berlebihan.

Warga memang sengaja menggunakan speed tambang sebagai transportasi, lantaran kapal penyeberangan atau kapal fery dari dermaga Siantan-Bardan dan sebaliknya sudah tidak beroperasi.

Batas waktu operasional fery pukul 19.30 WIB.

Tidak adanya fery penyeberangan, Utin Srilena Candramidi mengatakan warga memilih speed tambang hingga berlebihan.

"Kan sudah malam, fery tidak beroperasi lagi, maka speed tambang yang digunakan sebagai sarana transportasi sungai untuk pulang ke Siantan," ucap Utin Srilena Candramidi, Selasa (8/10/2019) pagi WIB.

Kondisi larut nalam, penambang tidak banyak lagi yang beroperasi sehingga warga menaiki speed dengan kapasitas berlebihan.

"Ada satu speed yang dinakhodai, Ari dan mengangkut penumpak sebanyak 24 orang padahal kapasitas maksimal hanya 16 orang," katanya.

Speed tenggelam dikarenakan adanya gelombang dan kelebihan kapasitas penumpang sehingga pengemudi kehilangan kendali dan speed terbalik.

"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, semuanya selamat," ucapnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved