140 Pengurus Masjid se-Kalbar Hadiri FGD Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis Masjid
Ketua pelaksana kegiatan Hayet menjelaskan, kegiatan ini bertujuan nantinya masjid bisa menjadi pendorong ekonomi umat yang ada di sekitarnya.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Maudy Asri Gita Utami
140 Pengurus Masjid se-Kalbar Hadiri FGD Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis Masjid
PONTIANAK - Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) kalbar bersama Program Studi Ekonomi Islam Universitas Tanjungpura kota Pontianak, menggelar Preliminarily Session & Foccus Group Discussion yang membahas Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis Masjid, pada Kamis (26/9/2019).
Kegiatan tersebut pun digelar di Ruang Serbaguna Yayasan Masjid Raya Mujahidin kota Pontianak.
Hadir Ketua PW DMI Kalbar Ria Norsan, Sekretaris PW DMI Kalbar Muhammad Sani, kemudian Hononary Secretaris General RISEAP Mohammad Marzuki Mohammad Umar, serta 140 orang perwakilan pengurus masjid 14 kabupaten/kota se-Kalbar.
Baca: Sekda Kayong Utara Buka FGD Penyusunan Materi RDTR Sukadana
Baca: Media Trip Bersama WWF Indonesia Pemberdayaan Ekonomi Hijau Kapuas Hulu
Ketua pelaksana kegiatan Hayet menjelaskan, kegiatan ini bertujuan nantinya masjid bisa menjadi pendorong ekonomi umat yang ada di sekitarnya.
Sehingga nantinya setelah masjid itu sendiri makmur, selanjutnya bagaimana masjid itu bisa memakmurkan juga umatnya.
"Seperti realitas kondisi sekarang, angka kemiskinan kita 9,8 persen, dan untuk kalbar sendiri sebesar 6,8 persen angka kemiskinannya. Angka kemiskinan itukan sebagian besar umat islam, dan dibuatlah bagaimana masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai sarana pendorong kemakmuran umat," jelas Hayet yang juga Dosen Prodi Ekonomi Islam Untan.
Dikatakannya masjid bisa sebagai pendorong kemakmuran umat melalui beberapa pendekatan, diantaranya seperti pendekatan keuangan.
"Masjid ini kan mempunyai dana mandiri, seperti, infaq, sedekah, dan zakat. Dana tersebut yang dikumpulkan dari jemaah ini jangan sampai hanya terpendam di bank saja, atau membuat bangunan fisik dari masjid itu sendiri," terangnya.
Ia mengatakan bahwa, atas terselenggaranya kegiatan ini bisa membuka wawasan pengurus masjid, mengenai bagaimana cara mengelola keuangan, agar bisa memaksimalkan dan membantu kemakmuran jemaah.
"Misalnya bagaimana masjid itu sendiri sudah bagus secara bangunan fisiknya, kemudian masyarakat sekitarnya sendiri menengah kebawah. Maka diharapkan lah pengurus masjid mempunyai pola pikir mengenai pengelolaan anggaran," katanya. (*)
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak