ANBI Lahir dari Lambatnya Penanganan Karhutla oleh Pemerintah

Gerakan kepedulian pada bencana asap yang menyelimuti Kalimantan Khususnya Kalimantan Barat, mendorong banyak pihak dalam memberikan bantuan

Penulis: Try Juliansyah | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TRY JULIANSYAH
Beberapa kegiatan ANBI di Pontianak untuk membantu relawan pemadam kebakaran dan warga dalam menghadapi kabut asap. 

ANBI Lahir dari Lambatnya Penanganan Karhutla oleh Pemerintah

PONTIANAK - Gerakan kepedulian pada bencana asap yang menyelimuti Kalimantan Khususnya Kalimantan Barat, mendorong banyak pihak dalam memberikan bantuan.

Satu diantaranya gerakan Atas Nama Bangsa Indonesia (ANBI) yang merupakan gerakan gotong royong yang digagas atas kesadaran pemuda pemudi dalam menjalani kehidupan berbangsa.

"Berlandaskan Sila ke-3 “Persatuan Indonesia”, Atas Nama Bangsa Indonesia (ANBI) berperan sebagai perpanjangan tangan masyarakat kepada masyarakat lainnya yang membutuhkan bantuan sandang, pangan, papan, lingkungan, kesehatan dan pendidikan demi mewujudkan keadilan sosial yang mandiri," ujar Penanggung Jawab ANBI, Indah.

Atas Nama Bangsa Indonesia diakuinya terbantu pada 16 September 2019, yang diakuinya didasari kegelisahan melihat lambannya respon pemerintah terhadap penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan.

Baca: VIDEO: Upaya Anggota Satgas Karhutla Saat Memadamkan Api di Lahan Gambut

Baca: Ditantang Gubernur Bekukan Izin Perusahaan yang Terlibat Karhutla, Ini Jawaban Atbah

Baca: Bawaslu Sekadau Gelar Sosialisasi Pengawasan Partisipatif Melalui Kebudayaan

"Puncak ketika kami mendapatkan surat edaran melalui WA yang berbunyi “Per-16 Agustus 2019, Pemerintah Daerah Pontianak secara resmi memutus bantuan kepada relawan pemadam kebakaran swasta. Ini berarti sudah selama sebulan sebelum gerakan ini dimulai mereka bertahan dengan swadaya masyarakat seadanya," katanya.

Diakuinya sejak 18 September 2019 berkat galangan donasi secara gotong royong, ANBI mulai mendistribusikan bantuan kepada relawan damkarhutla independen yang difokuskan ke Posko Damkar Purnama.

"Bantuan yang kami salurkan berupa keperluan logistik yang terdiri dari kebutuhan Konsumsi 100 pemadam, pengadaan alat seperti 22 Masker Carbon Filter, 18 Headlamp, 8 tabung oxigen emergancy, dan 1 mesin dispenser," tuturnya

Selain itu ANBI juga mengelar berbagai kegiatan untuk membantu para relawan damkar tersebut.

"Pada tanggal 20 September 2019, ANBI dibantu oleh tenaga kesehatan melakukan pengecekan kesehatan dan pembagian Imboost, suplemen makanan serta obat batuk untuk para relawan damkarhutla Posko Purnama, Pontianak Selatan. Rata-rata keluhan relawan adalah batuk, sakit kepala, kurang gizi dan darah rendah akibat kurangnya jam tidur dikarenakan harus selalu siaga 24Jam. Selama
kebakaran berlangsung para relawan belum pernah mendapatkan pelayanan kesehatan sama sekali dari pemerintah maupun swadaya masyarakat," paparnya.

Selain mendistribusikan bantuan kepada relawan pemadam kebakaran hutan dan lahan, ANBI juga telah membagikan setidaknya 4.820 masker yang terdiri dari 4.000 master dan 820 masker N95, masker yang paling direkomendasikan untuk kondisi udara Pontianak saat ini.

"Dikarenakan ketersediaan masker N95 yang sangat terbatas, maka disepakati bahwa prioritas penerima masker ini adalah warga yang tinggal paling dekat dengan lokasi kebakaran lahan, Ibu hamil dan anak/balita," tuturnya.

Makadari itu untuk menghindari pembagian masker yang tidak tepat guna, ANBI dibantu oleh teman-teman sepakat membuka 4 Posko masker N95 yang disebar ke beberapa wilayah Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya.

"Adapun alamat posko adalah sebagai berikut, Posko 1 : @koffiestelsel Jl. Ayani, Komp. Museum KalBar, Pontianak, Posko 2 : @Canopycenter JL. Purnama, Parit Tokaya, Pontianak. Posko 3 : Rumah Bang @suryaismeth Jalan purnama 2, Gang Al-Mukhlisien No.5 dan Posko 4 : Pos Kesehatan Desa Teluk Kapuas Jl. Adi Sucipto Km. 10,2, Pos Kesehatan Desa Teluk Kapuas," katanya.

Tujuan dari semua kegiatan Atas Nama Bangsa Indonesia (ANBI) di Pontianak saat ini menurutnya sesederhana membangkitkan kembali semangat gotong royong terhadap kesadaran dan kepedulian masyarakat akan lingkungan.

"Serta tentunya dapat menjadi masyarakat yang mandiri tanpa harus menunggu belas kasihan pemerintah. Atas Nama Bangsa Indonesia, untuk Bangsa Indonesia," pungkasnya.

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved