Citizen Reporter
Penanganan Demam Pada Anak dengan Metode Tepid Sponge
Demam sendiri bisa diakibatkan karena infeksi, peradangan, imunisasi, gangguan hormonal dan penyakit autoimun.
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Jamadin

Citizen Reporter
Alumni STIK Muhammadiyah Pontianak, Ns. David Nurfianto, S.Kep
PONTIANAK - Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK) Muhammadiyah Pontianak mengadakan pelatihan tentang penanganan dini demam pada anak dengan metode Tepid Sponge yang melibatkan kader Posyandu Puskesmas Banjar Serasan.
Hal ini merupakan salah satu bentuk pengabdian Dosen STIK Muhammadiyah Pontianak kepada masyarakat.
Seperti yang diketahui bersama bahwa anak memiliki sistem anti bodi yang belum kuat. Sehingga sering mengalami gejala demam.
Baca: Pengambilan Sumpah 45 DPRD Ketapang Terpilih, Febriadi Jabat Ketua DPRD Sementara
Dimana memam merupakan kondisi terjadinya peningkatan suhu tubuh diatas 38ºC. Seseorang yang mengalami demam biasanya menunjukkan gejala badannya teraba panas, berkeringat, menggigil, wajah tampak memerah, dan pernafasan menjadi cepat.
Demam sendiri bisa diakibatkan karena infeksi, peradangan, imunisasi, gangguan hormonal dan penyakit autoimun.
Baca: Sang Anak Sering Sakit Demam, Begini Cara Mengatasinya!
Baca: Bawaslu Pastikan Penggantian Anggota DPRD Provinsi Terpilih dari Gerindra Sesuai Prosedur
Demam pada anak bisa menimbulkan ketidaknyamanan sehingga anak menjadi lebih rewel. Anak yang mengalami demam harus mendapatkan penanganan segera.
Karena saat demam terjadi penguapan cairan tubuh yang berlebihan. Sehingga mengakibatkan terjadinya dehidrasi dan demam yang terlalu tinggi, hal ini bisa menyebabkan kejang pada anak-anak.
Berlandaskan hal itulah STIK Muhammadiyah Pontianak mengadakan pelatihan tentang penanganan dini demam pada anak dengan metode Tepid Sponge .
Dosen Stik Muhammadiyah, Almumtahanah yang merupakan penanggung jawab kegiatan mengatakan bahwa kegiatan ini sengaja diberikan pada kader.
"Karena kader sebagai perpanjangan tangan Puskesmas ke masyarakat. Sehingga diharapkan kader mampu memberikan informasi, serta mensosialisasikan penanganan demam dengan metode Tepid Sponge ke masyarakat sekitar," ujarnya. Selasa (10/09/2019).
Selain itu, Dosen yang kerap disapa Nana tersebut juga mengatakan penanganan demam bisa dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi.
"Penanganan demam secara farmakologi yaitu dengan pemberian obat penurun panas seperti parasetamol dan ibuprofen sedangkan penangan demam," jelasnya.
Sedangkan penanganan secara non farmakologi, Lanjut Nana yaitu dengan memberikan penderita minum yang banyak, menggunakan pakaian yang tipis dan dilakukan kompres menggunakan air hangat.