Mahasiswa Papua di Pontianak Bertemu Gubernur Kalbar
Mahasiswa Asal Papua, Yantovel Absalom Way bertemu langsung Gubernur Kalimantan Barat bersama kawan-kawan GMKI dan PMKRI
Penulis: Anggita Putri | Editor: Madrosid
Mahasiswa Papua di Pontianak Bertemu Gubernur Kalbar
PONTIANAK - Mahasiswa Asal Papua, Yantovel Absalom Way bertemu langsung Gubernur Kalimantan Barat bersama kawan-kawan GMKI dan PMKRI untuk menyuarakan kekhawatiran pasca terjadinya sikap rasisme terhadap Mahasiswa Papua di Surabaya.
Kehadiran mahasiswa papua juga untuk menghindari adanya perpecahan dan kasus yang sama terjadi di Kalbar.
"Yang dibicarakan tadi, terkait dengan rasisme, kondisi politik Kalbar yang biasa panas, termasuk keluhan mahasiswa tentang beasiswa-beasiswa yang keluar," ujarnya kepada awak media.
Sebagai mahasiswa Papua yang sedang mengenyam pendidikan di Pontianak ia berharap untuk pemerintah Kalbar agar menjaga keamanan dan kondisi di Kalbar.
"Sehingga kami dari Papua yang datang kesini merasa aman. Sebagai putra daerah papua kami berharap kepada pemerintah pusat untuk menyelesaikan masalah rasisme yang terjadi," jelasnya.
Baca: Ketua Presidium PMKRI Cabang Pontianak Minta Pemerintah Jaga Keamaan Mahasiswa Papua di Pontianak
Baca: Sutarmidji Jamin Ketenangan Mahasiswa Papua Yang Sedang Menempuh Pendidikan di Kalbar
Baca: Wakil Ketua LSM Citra Hanura Sebut Bursa Inovasi Desa Sebagai Upaya Jadikan Desa Mandiri
Karena menurutnya hal itu sudah menginjak harga diri orang Papua.
"Itu menyangkut harga diri, kami juga menyuarakan agar pihak-pihak yang berprilaku rasisme diusut sampai ke akar-akar. jangan hanya permintaan maaf dari perwakilan gubernur dan walikota saja, karena ini menyangkut rasisme," jelasnya
Ia mengatakan selama ini masalah Papua ini hukum diatas hukum belum diselesaikan.
Dari dulu sampai sekarang belum ada penyelesaian hukum HAM di Papua. Menurut dirinya pribadi aparat keamanan dan pemerintah harus menegakkan keadilan secara adil, ia sendiri merasa tertekan soal rasisme ini.
Pada saat ini jumlah mahasiswa Papua yang ada di Pontianak sekitar 100 an.
Ia mengatakan bahwa saat ini Pemerintah Kalimantan Barat sudah menjamin keamanan mereka .
"Tentu saya merasa aman ketika sudah ada jaminan dari pemerintah dan aparat keamanan di Kalbar ini ," ujarnya
Ia tegaskan bahwa kelompok yang menyuarakan Papua berpisah dengan NKRI tidak ada sangkut pautnya dengan para mahasiswa asal Papua, khususnya di Kalimantan barat.
adanya anggapan-anggapan tersebut menurut dirinya karena situasi politik, padahal mahasiswa Papua di kalbar tidak tau apa-apa soal itu.