Cerita Cristine Devi Claudia Mahasiswi Untan Jelajahi 5 Kota di Korea Ikuti Pertukaran Pemuda
Program yang ia ikuti dibagi menjadi 4 fase dari 22 juni sampai 15 juli yaitu fase pertama Free Devartur Training setelah itu Fase Indonesia, Fase Kor
Penulis: Anggita Putri | Editor: Ishak
Cerita Cristine Devi Claudia Jelajahi Lima Kota di Korea Lewat Program Pertukaran Pemuda Antar Negara
PONTIANAK - Cristine Devi Claudia (20) Mahasiswa semester 8, Jurusan Hubungan Internasional Universitas Tanjungpura Pontianak menjadi perwakilan Kalbar untuk mengikuti Pertukaran Pemuda antar negara Indonesia dan Korea (IKYEP).
Cristine mengatakan bahwa ada
18 Orang dari 18 provinsi yang mengikuti program pertukaran pelajar. Pada tahun ini Provinsi Kalbar mendapatkan Kuota untuk yang perempuan pergi ke Korea, dan laki-laki ke Singapur.
"Seleksi yang saya ikuti lumayan panjang dan ribet . Dan akhirnya saya bisa terplih untuk pergi ke Korea mewakili Kalbar.
Program yang saya ikuti adalah Korea Youth Exchange Program (IKYEP) tahun 2019.
Baca: Universitas Tanjungpura Wisuda Ribuan Lulusan, Berikut Jumlah Lengkapnya Per Program
Baca: 3 Jalur Seleksi SNMPTN di Universitas Tanjungpura Sudah Selesai Dilaksanakan
Cristine mengatakan bahwa ia sudah dari tahun 2016 sudah hunting ingin mengikuti program pertukaran pelajar.
"Saya pengennya ke Australia dan Korea. Karena programnya berkaitan dengan minat saya. Akhirnya setelah lama menunggu dan sering stalking IG nya dan belajar sama teman senior juga.
Untuk pertama kalinya saya ikut seleksi dari Disporapar kota Pontianak dan yang daftar lumayan banyak tapi yang akhirnya benar-benar ikut seleksi hanya 6 orang yang lanjut ke tingkat provinsi," ujarnya.
Tahap seleksi selama 2 hari di kota dan provinsi 4 hari. Ada seleksi akedemik (TPA), Kesenian dan budaya dan Post Program activity program yang akan dilakukan setelah mengikuti kegiatan ini serta kegiatan yang sudah di lakukan sebelumnya.
"Waktu tingkat kota Pontianak saya juara 2 dan lajut ke tingkat provinsi dan saingannya banyak sekitar 26 orang se Kalbar dan kami semua di karantina selama 4 hari. Tapi saya gak nyangka bisa lulus. Karena berdasarkan pengalaman senior biasanya jarang sekali baru pertama kali ikut tes langsung lulus," ujarnya.
Baca: Bupati Sambas Lulus Ujian Tesis Magister Hukum Universitas Tanjungpura
Baca: Sekolah Batas Negeri Gelar Seminar dan Talkshow di Universitas Tanjungpura
Melalui kegiatan yang ia ikuti Cristine ingin merefresentasikan Indonesia sebagai delegasi Indonesia dari Kemenpora dan benar-benar dari sisi Kepemudaan.
"Saya ingin ikut program ke Korea ini karena memang lebih menekankan diplomasi antara Indonesia dan Korea.
Kebetulan saya belajar Hubungan Internasional jadi disini merupakan bidang saya dan ingin mengembangkan relasi dimana-mana," ujarnya.
Program yang ia ikuti dibagi menjadi 4 fase dari 22 juni sampai 15 juli yaitu fase pertama Free Devartur Training setelah itu Fase Indonesia, Fase Korea dan Fase Entry.
"Pertama ini Free Devartur Training emang khusus untuk khusus 18 orang peserta dari Indonesia selama 3 hari di training untuk diajarkan bagaimana cara berdiplomasi , dan cara merepresentasikan Indonesia di mata dunia," ujarnya.
Setelah itu Delegasi dari Korea datang ke Indonesia dan pada Fase Indonesia kegiatan di lakukan di Jakarta dan Sumedang.
"Kami bersama teman-teman dari Korea yang berjumlah 18 orang , dan dari Indonesia 18 orang bergabung," ujarnya.
Baca: Dies Natalis ke-23, GaMasKa Universitas Tanjungpura Tonjolkan Persaudaraan dalam Kristus
Baca: Sosok Prof Yuliati Indiryani Yang Dikukuh Sebagai Guru Besar Universitas Tanjungpura
Pada fase ini tema yang diangkat adalah youth volusi dan Feature Industri . Pada Fase Jakarta mengunjungi gojek Indonesia, Tokopedia. Saat di Sumedang melakukan berbagai aktivatas seperti Culture All Performance dan home stay atau tinggal bersama keluarga Sumedang selama 3 hari untuk merasakan bagaimana rasanya menjadi orang lokal disana.
"Setelah itu balik ke Jakarta dan terbang ke Korea.Namun sayangnya tahun ini teman delegasi Korea tidak bisa menemankan kami saat di Korea. Kami tidak dapat alasan yang jelas kenapa demikian mungkin ada kebijakan tertentu yang dikeluarkan dari pihak pemerintah Korea dan kemungkinan karena terkendala biaya yang dikeluarkan ," ujarnya.
Ia mengatakan 18 orang perwakilan dari Indonesia saat di Korea ditemani dari Kemenpora dan Enterpreteur bahasa Indonesia dan Korea.
"Kemarin waktu ke Korea lumayan padat jadwal dan mengunjungi 5 kota yang berbeda Soul, Siheong ,Suwon , Ulsan, dan Busan," ujarnya.
Ia menceritakan saat di Korea para perwakilan delegasi mahasiswa Indonesia lebih fokus kepada kegiatan Feature Industri.
"Karena kita tahu industri disana lebih maju dan Indonesia juga perlu belajar kepada Korea dan saat di Korea kami berkesempatan mengunjungi Samsung dan Mobil Hyundai dan ASEAN Korean Culture House .
Baca: Dies Natalis ke-23, GaMasKa Universitas Tanjungpura Tonjolkan Persaudaraan dalam Kristus
Baca: Bakti Sosial IMASIKA Universitas Tanjungpura: Stasi Mamparagokng Tanpa Gereja dan Sekolah
"ASEAN sama Korea sangat kuat diplomasinya dan tahun ini kebetulan keduanya merayakan ultah kerjasama yang ke 30 tahun .Jadi kami juga pergi ke Memorial Cemetery PBB di Korea dan menampilkan tarian Indonesia dan Nyanyian Indonesia," jelasnya.
Ia mengatakan selama 1 hari di Korea hampir setiap hari tinggal di Hotel tapi ada 2 hari tinggal bersama home stay di kota Siheung .
"Jadi benar-benar merasakan pertukaran culture sama keluarga disana.Hal yang paling berkesan mulai dari belajar sejarah Korea, Feauture Industry, saya sangat terkesima melihat disiplinnya orang Korea. Mereka sangat tepat waktu misalnya kita janjian pukul 13.30 kalau kita telat wajah meraka langsung berubah dan marah. Jadi kalau mau ketemu mereka harus sudah berada ditempat sebelum jam janjian," ujarnya.
Ia melihat orang Korea juga sangat bangga terhadap produk mereka sendiri .
"Kami berkempatan mengunjungi Samsung museum setelah saya lihat baru sadar ternyata perjalan samsung pajang sekali dari 1960 sampai sekarang dan dari awal sebelum Samsung maju orang Korea juga sudah percaya dengan produk yang engineering Korea hasilkan . Jadi mereka support dari bawah sampai dikenal dunia . Support produk dalam negerinya sangat kuat ," ujarnya.
Sebagai delegasi perwakilan Kalbar, Cristine mengatakan adapun program yang akan ia lakukan setelah pulang menjelajahi Korea ia akan lebih fokus kepada lingkungan.
"Saya saat ini juga tergabung dengan komunitas Pipet Kite, tapi karena tahun ini ngomongin Feature Industri, dan Youth Volusi. Jadi kami ada namanya Post program activity contingen seluruh pemuda delegasi Indonesia dan akan melakukan hal yang sama ditempat yang berbeda tapi tetap satu tujuan yang sama di programnya yaitu ingin mengembangkan garuda wisata," jelasnya.
Para mahasiswa ini juga ingin mengembangkan desa wisata yang ada di setiap provinsi.
"Rencana saya ingin mengembangkan wisata yang ada menjual makanan, minuman bagaimana mereka di edukasi biar tahu cara branding produck lokal maupun wisata yang ada. Rencana bulan oktober akan melakukan project ini di 28 provinsi dan target saya akan gunakan wisata di Rasau Jaya taman Rajati yang lagi hits dan saya lihat ada potensi," ujarnya.