Sosok Prof Yuliati Indiryani Yang Dikukuh Sebagai Guru Besar Universitas Tanjungpura
Universitas Tanjungpura gelar Sidang Terbuka Senat dalam rangka pengukuhan Prof Yuliati Indiryani sebagai guru besar bidang Ilmu Teknologi
Penulis: Anggita Putri | Editor: Madrosid
Sosok Prof Yuliati Indiryani Yang Dikukuh Sebagai Guru Besar Universitas Tanjungpura
PONTIANAK - Universitas Tanjungpura gelar Sidang Terbuka Senat dalam rangka pengukuhan Prof Yuliati Indiryani sebagai guru besar bidang Ilmu Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Untan, di Auditorium Untan, rabu (19/6/2019).
Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia telah menetapkan secara resmi pengukuhan Prof Yuliati Indiryani sebagai guru besar tetap dalam bidang Ilmu Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Untan, sejak 1 Deswmber 2018.
Prof Yuliati Indiryani menyampaikan ucapan terima kasih dan hormatnya kepada ketua, sekretaris, dan anggota senat, serta Rektor Untan.
Ia pun menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka pengukuhannya sebagai guru besar yang berjudul " Pengendalian Rayap Ramah Lingkungan: Solusi Menjaga Keseimbangan Ekosistem".
Ia mengatakan judul ini dipilih dengan pertimbangan bahwa selama ini sebagian besar dari masyarakat yang sering memandang rayap sebagai musuh yang sangat merugikan.
Baca: Direktur RSJ Sungai Bangkong akan Susun Perencaan Peningkatan Mutu Layanan
Baca: Ombudsman Sayangkan Kurang Tepatnya Penggunaan Anggaran Pendidikan Anak di LPKA II Sungai Raya
Baca: Sidak LPKA II, Ombudsman Harapkan Penjaga Lapas Mempertahankan Pelayanan Yang Baik
"Namun dibalik sifatnya yang merugikan terdapat peran yang sangat penting dalam ekosistem kita," ucapnya.
Pontianak yang terkenal dengan kota Khatulistiwa memiliki suhu yang hangat dan kelembaban yang tinggi sepanjang tahun merupakan tempat ideal bagi perkembangan rayap.
Ia mengatakan survei penyebaran rayap di kota Pontianak telah dilakukan dipetakan.
"Dengan adanya pemetaan ini diharaplam resiko penyerangan rayap pada bagunan dapat dikurangi sehingga pemakaian kayu sebagai bahan bangunan juga berkurang. Hal ini berdampak pada kelestarian hutan di Indonesia," ujarnya.
Prof Yuliati Indiryani kelahiran Pontianak ini pernah mengikuti Organisasi profesi seperti Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia (Mapeki), Termite Research Groub (TRC), Society of Indonesia Bidiversity , JSPS Alumni Association of Indonesia (JAAI), Sustainable Agriculture, Food and Energy (SAFE ) Network.
Ia juga mempunyai 31 pengalaman penelitian , 11 Pengamalan Pengabdian Masyarakat ,59 mengikuti Simposium, 21 publikasi jurnal, dan 33 prosiding.
Ia juga pernah meraih penghargaan tahun lalu sebagai presenter terbaik dari PRPM, DIKTI.
Ia menyampaikan perasaan bahagia dan bangganya atas apa yang telah ia capai saat ini.
"Saya merasa bahagia bangga atas apa yang sudah saya capai ini juga tidak luput dari ridho Allah atas usaha yang telah saya lakukan hingga hari ini," ujarnya.