Kisah Pembangunan Gereja Katolik Santo Petrus yang Butuh Waktu Hingga Sembilan Tahun
Bupati Sintang Jarot Winarno bersama Wakil Bupati Sintang Askiman meresmikan Gedung Gereja Katolik Santo Petrus Stasi Penyak Lalang
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Madrosid
Kisah Pembangunan Gereja Katolik Santo Petrus yang Butuh Waktu Hingga Sembilan Tahun
SINTANG - Bupati Sintang Jarot Winarno bersama Wakil Bupati Sintang Askiman meresmikan Gedung Gereja Katolik Santo Petrus Stasi Penyak Lalang yang berada Desa Penyak Lalang, Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang, Sabtu (10/8/2019) kemarin.
Ketua Panitia Peresmian, Rebudin mengatakan bahwa proses pembangunan gereja ini dimulai sejak bulan November 2010. Pihaknya harus menyelesaikan pembangunan selama 9 tahun karena keterbatasan biaya umat di sini.
"Tetapi kami bersyukur akhirnya gereja ini bisa diresmikan. Gereja ini juga sudah kami gunakan untuk tempat ibadah. Namun kami bertekad agar gereja ini harus diberkati,” terang Rebudin.
Ketua Panitia Pembangunan Gereja, Pilianus menyampaikan dusun ini sudah empat kali membangun gereja. Pertama kali umat di sini membangun gereja pada tahun 1968.
Baca: Lepas Takbir Keliling Idul Adha, Ini Harapan Sekda Ketapang
Baca: Dibangun 9 Tahun, Akhirnya Gereja Katolik Penyak Lalang Diresmikan Jarot-Askiman
Baca: Berikut Hasil Rapat Terkait PKKMB Untan Tahun 2019
“Namun seiring bertambahnya jumlah umat, maka pada tahun 1973, gereja tersebut dirombak lagi. Dan tahun 1987 gereja tersebut kembali dirombak. Dan terakhir tahun 2010 kami membangun gereja dilokasi yang baru," katanya.
Pilianus menjelaskan bahwa untuk membangun gereja ini, pihaknya mengumpulkan bahan dan mengerjakan secara gotong royong. Tukang pun tidak mengambil tukang profesional, tetapi tukang di kampung saja.
"Kami gotong royong satu minggu satu kali. Saat bekerja, kami membawa bekal sendiri. Terima kasih atas kebersamaan yang baik ini. Gereja ini masih memerlukan penyelesaian seperti jendela dan jalan masuk,” terang Pilianus.