Syafaruddin Usman Ungkap Sulitnya Proses Pengajuan Gelar Pahlawan Nasional

Kata Syafaruddin Usman, selama 74 tahun kemerdekaan RI, baru Raden Abdul Kadir Tumenggung Setia Pahlawan yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional

Editor: Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIZKI FADRIANI
Foto bersama DHD 45 Kalbar dan cucu pahlawan dalam seminar sosialisasi perjuangan 

DHD 45 Kalbar: Baru Satu Pahlawan yang Dinobatkan Sebagai Pahlawan Nasional

PONTIANAK - Dalam rangkaian HUT ke 74 Republik Indonesia, Dewan Harian Daerah (DHD) 45 Kalbar menggelar serangkaian kegiatan, satu di antarnya yakni seminar sosialisasi perjuangan.

Dalam seminar tersebut disebutkan bahwa Kalbar baru menobatkan satu Pahlwan Nasional.

Seminar yang diadakan di sekretariat DHD 45 Jalan Tanjungpura ini berlangsung pada, Senin (5/8/2019).

Menurut ketua umum DHD 45 Kalbar, Syafaruddin Usman, selama 74 tahun kemerdekaan RI, baru Raden Abdul Kadir Tumenggung Setia Pahlawan yang dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

Baca: Peringati Hari Bhakti Adhyaksa ke 59, Kejati Kalbar Ziarah ke Makam Pahlawan

Baca: Hargai Jasa Pahlawan, Kapaldam XII/Tpr Pimpin Ziarah Rombongan dan Tabur Bunga

Hal ini disebabkan karena nama-nama yang diusulkan menjadi pahlawan nasional tidak lolos seleksi naskah akademik dan terdapat hambatan biaya yang tidaklah murah untuk mendapatkan dokumen yang diperlukan.

"Pada tahun ini ada tiga nama yang diusulkan, dan yang lolos hanya satu nama dan tinggal menunggu keputusan presiden, karena itu hak prerogratif Presiden," ungkapnya kepada Tribun.

Baca: Hari Bhayangkara ke-73, Polres Sanggau Ziarah dan Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan Patriot Bangsa

Seminar tersebut juga dihadiri oleh cucu dari pahlawan yang akan dinobatkan sebagai pahlawan nasional mendatang, yakni Ir Utin Hadijah.

Ia merasa bangga dengan apa yang telah dikorbankan oleh pendahulunya itu. 

Bukan hanya bekorban fisik dan waktu yang dirasakan kurang oleh keluarga, namun telah mempersembahkan nyawanya untuk NKRI.

"Saya berharap generasi muda untuk mengingat perjuangan moril dan materil darah yang bercucuran hingga akhir hayatnya untuk mengirimkan doa. Walaupun generasi muda tidak berjuang, dengan mengingat apa yang dilakukannya itu sama dengan berjuang, namun dalam situasi dan jaman yang berbeda," ungkapnya. (Rizki Fadriani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved