Kepala BNPB Doni Monardo Sebut 99 Persen Kebakaran Hutan dan Lahan Karena Ulah Manusia
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo melakukan rapat kordinasi pencegahan kebakaran hutan
Kepala BNPB Doni Monardo Sebut 99 Persen Kebakaran Hutan dan Lahan Karena Ulah Manusia
PONTIANAK - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo melakukan rapat kordinasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat.
Dalam rakor tersebut dihadiri langsung Gibernur Kalbar, Sutarmidji, Pangdam XII Tanjungpura, Herman Asaribab dan jajaran kepala daerah kabupaten kota dan kepala BPBD daerah tingkat dua. Pelaksanaan rakor dilangsungkan di Aula Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Senin (5/8/2019).
Saat diwawancarai, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo menyatakan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi selama ini dipastikannya 99 persen terjadi akibat ulah manusia.
"Tadi malam saya sudah berbincang dengan Pak Gubernur dan pagi ini berdiskusi juga masalah kebakaran hutan dan lahan. Paling tidak kita bisa memetakan pertama sumber atau penyebab kebakaran itu adalah manusia 99 persen ulah manusia dan sisanya karena faktor alam," kata Doni Monardo.
Baca: TRIBUNWIKI: Alamat Puskesmas di Kecamatan Kayan Hulu
Baca: Penerapan KTSP Terakhir Tahun 2019/2020, SMPN 2 Sungai Ambawang Siap Terapkan K-13
Baca: Kebakaran 10 Hektare Lahan, BPBD Singkawang Duga Ada Warga Mau Buka Lahan
Kedua dijelaskannya lokasi kebakaran dan ini memiliki variasi, ada kebakaran diareal korporasi dan ada dilajam milik perkebunan masyarakat.
"Kalau areal korporasi, bapak gubernur telah memberikan penekanan mencabut izin pemilik korporasi atau memberikan tindakan tegas. Saya pikir ini adalah langkah maju dan peringatan yang sangat tegas pada pemilik lahan, agar mereka bertanggungjawab," tambahnya.
Ia menegaskan sesuai aturan pemilik korporasi paling tidak radius 2 KM harus mencegah kebakaran dan menjaganya.
Kemudian bagaimana lahan milik masyrakat, terpenting adalah aparat pemerintah dibantu TNI-Polri memperbanyak program sosialisasi pada masyarakat.
Doni menyenutkan, bahwa masyarakat masih memiliki tradisi membakar dan ini adalah tugas bersama bagaimana mensosialisasikan pada masyarakat agar tidak membakar.
"Jadi kalau dibiarkan terus dampaknya akan buruk, setiap orang mempunyai kebun dan membakar, akibatnya biota yang da dikawasan terganggu," tegasnya.
Ia menegaskan sosialisasi bisa efektif, kalau semua aparat turun kemasyrakat. Kalau bisa tidur kerumah penduduk, tidak bisa hanya memberikan penyuluhan dan setelah itu pergi.
"Perlu juga didekati para tokoh agama, masyarakat dan tokoh adat dan lainnya. Kedepan kita mendorong agar lahan pertanian masyarakat ini produktif," ujar Doni.
Dinas pertanian harus mempunyai program tepat, dengan melihat potensi tanah yang ada sehingga bisa menyiapkan bibit yang tepat.
"Kemudian kita lihat Kalbar adalah kawasan bibir laut natuna yang artinya dekat dengan pasar, ada Cna, Jepang, Korea dan Taiwan hampir 2 miliar jiwa yang butuh makanan dan ikan-ikanan juga tepung pengganti gandum," jelasnya.
Maka dengan potensi itu, Kalbar harus bisa mengambil peluang yang ada. Ini perlu disiapkan Kalbar, untuk masyarakat bisa menanam tanaman produktif di lahan yang ada dan bisa menjadi sumber penghasilan.