Mocaf Tubikha Tampil Perdana di Pameran Hari Pangan Sedunia di Sambas
Nah dari mocaf ini kita bisa kembangkan lagi produk olahan makanannya. Hari ini kami coba tampilkan contoh pengolahan untuk singkong
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
Mocaf Tubikha Tampil Perdana di Pameran Hari Pangan Sedunia di Sambas
SAMBAS - Setelah sukses mengolah Modified Cassava Flour (Mocaf), Kelompok Wanita Tani (KWT) Baras Baru dari Desa Mentoyek Landak ini mulai memamerkan produknya. Mocaf dengan merek Tubikha (Tepung Ubi Khatulistiwa) tampil perdana di pameran Peringatan Puncak Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XVI Hari Pangan Sedunia ke-39 serta Hari Kesatuan Gerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga ke-47 di Halaman Kantor Bupati Sambas, Kabupaten Sambas, Jumat (2/8/2019).
Baca: Bupati dan DPRD Bengkayang Tandatangani Nota Kesepakatan Kebijakan Perubahan APBD
Baca: Yayasan Palung Bersama Dekranasda dan Disperindag Gelar Pelatihan Anyaman Pakis Resam
Produk Tubikha ini hadir di stan milik Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Kalbar. Kepala BPTP Provinsi Kalbar, Akhmad Musyafak menyakini Kalbar punya potensi besar pengembangan singkong atau ubi. Dan singkong ini pun harus memiliki nilai tambah satu di antaranya diolah menjadi mocaf.
"Nah dari mocaf ini kita bisa kembangkan lagi produk olahan makanannya. Hari ini kami coba tampilkan contoh pengolahan untuk singkong," ucapnya.
Pengembangan Mocaf di Mentonyek adalah ide dari Bank Indonesia Perwakilan Kalbar.
Bank Indonesia lewat Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) telah menyerahkan bantuan benih dan alat pengolah tepung Modified Cassava Flour (Mocaf) kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Baras Baru, Desa Mentoyek, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, pada 2018 lalu.
Saat ini singkong mocaf sudah mulai panen dan mulai dilakukan pengolahan produk.
Menariknya lagi, kata Akhmad Musyafak, singkong mocaf ini dikelola oleh industri rumah tangga dalam skala kecil. "Lewat stand ini kita ingin memberikan contoh industri rumahan mampu mengolahnya meski dalam skala kecil," ujarnya.
Menurutnya daerah lain bisa meniru hal serupa dengan memberdayakan kelompok tani setempat.
Manager Unit Komunikasi dan Koordinasi Kebijakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Djoko Juniwarto, menjelaskan program modified cassava flour (mocaf) dengan melibatkan kelompok wanita tani (KWT) adalah untuk pemberdayaan kelompok.
Tak hanya hulu saja bahkan sampai ke hilir pun akan dipikirkan bagaimana program ini bisa berjalan dengan baik. Kegiatan hari ini merupakan bukti tepung mocaf Mentonyek serius masuk ke pasaran.
Untuk tahap awal, lanjut Djoko, KWT diajarkan bagaimana mengolah singkong menjadi tepung mocaf. Sebelumnya, Bank Indonesia Kalbar telah menyerahkan bantuan mesin.
"Singkong ini yang sudah dipanen harus dikupas terlebih dahulu, baru dimasukkan ke mesin perajang singkong. Setelah itu baru dicuci biar fresh baru direndam pakai probiotik. Tahapan selanjutnya adalah fermentasi selama 24 jam, barulah dikeringkan lagi dengan dijemur selama dua hari. Tahapan terakhir memasukkan ke dalam mesin penepung, tepung ini yang dikenal dengan nama mocaf," rinci Djoko.
Sejak penanaman awal Oktober 2018 lalu dan hingga saat ini, dia memuji semangat yang ditunjukkan oleh KWT Baras Baru dan sudah menunjukkan hasil. Dia berharap praktik baik yang sudah dijalankan ini bisa ditularkan pada KWT yang lainnya.
"Mengapa kita kembangkan mocaf? Karena setiap tahunnya kita kehilangan devisa hingga Rp 10 triliun hanya untuk mengimpor gandum. Padahal gandum itu mengandung gluten yang tinggi, yang tak baik dikonsumsi terus menerus. Makanya produk mocaf inilah satu di antara solusi, tanaman substitusi yang harus dikembangkan," jelas Djoko.
Lewat Stan BPTP Provinsi Kalbar, pengunjung bisa melihat proses singkong hingga menjadi mocaf. Bahkan KWT Baras Baru pimpinan Yulianna Cory ini juga sudah membuat beberapa jenis makanan seperti cemilan kue bawang, rempeyek, roti, kue nastar dan lainnya.
"Pengunjung bisa mencicipinya langsung dan bisa merasakan bahwa mengolah makanan dengan tepung mocaf untuk segi rasa tak kalah enak dibandingkan terigu," jelas Yuliana.
Setelah ini, produk Tubikha akan tampil pula di Pameran Bursa Inovasi Desa di Kecamatan.