Sejak Januari 34 Titik Kebakaran Terjadi di Mempawah, BPBD Bentuk Satgas Pencegahan Karhutla
Setiap Satgas beranggotakan 15 orang yang terdiri dari TNI 10 orang, Polri 2 orang, BPBD 1 orang dan masyarakat setempat 2 orang.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Ishak
Sejak Januari 34 Titik Kebakaran Terjadi di Mempawah, BPBD Bentuk Satgas Pencegahan Karhutla
MEMPAWAH - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Mempawah adalah ancaman yang serius bagi Pemerintah Daerah (Pemda) dan seluruh stakeholder terkait.
Sebab dampak luas dari Karhutla mengakibatkan bencana asap yang sulit untuk ditangani dan memiliki efek berkepanjangan.
Apalagi luas wilayah lahan gambut di Kabupaten Mempawah cukup besar, dan selama bulan Januari sampai Juli 2019 telah tercatat 34 titik Karhutla di seluruh Kabupaten Mempawah.
Oleh karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mempawah, membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan Karhutla yang akan ditempatkan di desa-desa yang dinilai berpotensi tinggi terjadi Karhutla.
Baca: Sigap, Anggota Polsek Mempawah Hulu Dorong Mobil Mogok di Jembatan
Baca: Peringatan Dini! BMKG Pantau 26 Titik Panas di Kalbar, Kabupaten Mempawah Terbanyak
Pembentukan Satgas Pencegahan Karhutla itu dibahas dalam rapat penempatan Satgas Karhutla di ruang Balai Patih lantai II Kantor Bupati Mempawah, Rabu (17/7/2019) pagi, yang dipimpin oleh Wakil Bupati Mempawah, Muhammad Pagi.
Dalam rapat tersebut menghadirkan kepala seluruh stakeholder terkait yang akan berkecimpung dalam Satgas Pencegahan Karhutla yakni SKPD terkait, Camat se-Kabupaten Mempawah, para Danramil, para Kapolsek, dan para Kepala Desa.
"Di tahun 2019 pada bulan Januari sampai Februari tidak ada kebakaran, namun pada Maret terdapat 16 titik dengan luas lahan dan gambut yang terbakar sekitar 205,75 hektar, pada bulan April ada 6 titik, pada bulan Mei tidak ada, Juni ada 6 titik, dan Juli juga 6 titik," papar Kepala BPBD Kabupaten Mempawah, Hermansyah.
Dalam rapat itu dia menjelaskan, pada bulan Juli hingga Oktober 2019 ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalbar telah memprakirakan sejumlah daerah akan mengalami curah hujan yang rendah, itulah salah satu faktor penyebab rawan terjadi kebakaran.
"BMKG telah memantau kondisi El-Nino lemah, yang diprakirakan bertahan sepanjang tahun ini, dampak itulah yang menyebabkan musim kemarau di beberapa daerah salah satunya Kabupaten Mempawah," ujarnya.
Baca: BREAKING NEWS - Hasil Visum Mayat Wanita Tanpa Busana di Sawah Mempawah, Diduga Korban Pembunuhan!
Baca: Dewan Dorong SKPD di Pemkab Mempawah Tingkatkan Capaian Kinerja
Guna mengantisipasi hal tersebut kata dia, Bupati Mempawah, Hj Erlina telah menetapkan status siaga darurat bencana asap akibat Karhutla dengan SK Nomor 144 tahun 2019 pada tanggal 10 April 2019 dan berlaku sampai bulan Oktober 2019.
Lebih jauh, Hermansyah menjelaskan, Bupati Erlina sudah menetapkan komando siaga darurat penanganan bencana asap akibat Karhutla di Kabupaten Mempawah.
"Dimana unsur Forkopimda sebagai pengarah, Sekda sebagai pengarah, Wakil Bupati sebagai komandan, Dandim 1201/Mph sebagai wakil komandan, Kapolres sebagai bidang penegakan hukum dan BPBD sebagai sekretaris," imbuhnya.
Kemudian Hermansyah mengatakan, untuk bulan Juli sampai Oktober 2019 akan dibentuk Satgas Pencegahan Karhutla, dimana Satgas tersebut akan menempati desa-desa yang berpotensi tinggi terjadi Karhutla.
"Satgas Karhutla tersebut akan ditempatkan di desa-desa yang berpotensi tinggi terjadi Karhutla. Adapun desa yang ditempatkan Satgas Karhutla adalah Desa Antibar, Desa Pasir, Desa Wajok Hulu, Desa Galang dan Desa Bukit Batu," paparnya.
Sebenarnya kata dia, pada rapat sebelumnya, BPBD telah menetapkan 28 desa yang rawan Karhutla, karena personel yang akan diterjunkan terbatas nantinya, BPBD memilih 5 desa untuk ditempati oleh Satgas Pencegahan Karhutla yang berpotensi paling rawan.
Baca: KRONOLOGI Temuan Mayat Wanita Tanpa Busana di Mempawah, Telungkup dengan Luka Robek, Dibunuh?
Baca: BPBD Terjunkan Helikopter Bantu Padamkan Api di Sungai Pinyuh, Atasi Ancaman Karhutla Lahan Gambut
Setiap Satgas beranggotakan 15 orang yang terdiri dari TNI 10 orang, Polri 2 orang, BPBD 1 orang dan masyarakat setempat 2 orang.
Hermansyah mengunhkapkan, selama bulan Juli 2019 saja sudah ada 6 titik kejadian Karhutla, dan diperkirakan lahan yang terbakar seluas 91 hektar, BPBD kata dia, sudah turun ke lapangan dengan seluruh stakeholder dan masyarakat untuk memadamkan api.
"Jadi hari ini kita meminta nama-nama dari setiap desa yang akan ditunjuk sebagai Satgas Pencegahan Karhutla, dan nama-nama dari Polri yang akan mendampinginya, begitu juga TNI," ujarnya.
Dibentuknya Satgas ini menurut Hermansyah akan lebih efisien dan murah, sebab ini adalah langkah pencegahan, jika sudah penanggulangan kata dia, maka itu akan menelan biaya yang lebih besar.
"Kita harap dengan adanya TNI-Polri yang masuk dalam Satgas Pencegahan Karhutla ini, akam ada syok terapi bagi masyarakat, jadi mereka takut membakar lahan," pungkasnya.