Walhi Sebut Banyak Aktivitas di Dekat DAS Potensi Sebabkan Sungai Jadi Rusak dan Tercemar
Hendrikus Adam menilai pemerintah selama ini belum begitu serius dalam upaya untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat Kalbar
Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Madrosid
Walhi Sebut Banyak Aktivitas di Dekat DAS Potensi Sebabkan Sungai Jadi Rusak dan Tercemar
PONTIANAK - Divisi kajian dokumentasi dan kampanye Walhi Kalbar Hendrikus Adam menilai pemerintah selama ini belum begitu serius dalam upaya untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat Kalbar, bukan hanya untuk mandi dan mencuci akan tetapi untuk minum.
“Saya lihat sebenarnya air Sungai Kapuas yang kemudian digunakan PDAM sudah terkontaminasi, tapi hingga hari ini belum ada upaya yang serius yang dilakukan pemerintah sebagai bagian dari upaya unutk menjalankan kewajiban asasinya dalam pemenuhan hak air bersih,” ujarnya.
Menurutnya air Sungai Kapuas yang mengalir hingga di perhuluan saat ini banyak sekali aktivitas-aktivitas atau intervensi yang dilakukan oleh manusia yang berdampak langsung pada lingkungan sekitar di kawasan tersebut.
Beberapa di antaranya penambangan, terbuangnya limbah pembukaan lahan yang berada di DAS. Hal itu memiliki potensi yang dapat menyebabkan DAS kondisi sungai menjadi rusak dan tercemar.
Baca: Wabup Effendi Harap Program Inovasi Desa Tingkatkan Layanan Teknis
Baca: VIDEO: Abu Bakar: Pembangunan Jalan Jawai Harapan Masyarakat
Baca: VIDEO: Pembangunan Jalan Jawai, Ini Penjelasan Kadis PU Sambas
Tak hanya itu, diceritakan dia pada tahun 2003 lalu, pihaknya bersama PPSDAK Pancur Kasih, Mipa Untan dan Badan Standarisasi pernah melakukan penelitian kondisi air, di mana sampel yang digunakan kuku dan rambut pengguna air PDAM di kota Pontianak.
Hasilnya, air PDAM yang digunakan terkonfirmasi adanya kontaminasi oleh mercuri. Artinya jika dari tahun 2003 sudah ditemukan situasi seperti ini dan hingga hari ini tidak ada upaya atau intervensi agar DAS atau sungai tidak semakin tercemar, maka secara otomatis akumulasi pencemarannya juga akan semakin meningkat.
“Apalagi di kota Pontianak, di sungai Kapuas ini bagian hilirnya, pasti akumulasinya akan meningkat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahkan empat tahun sebelum dilakukan penelitian ini, tepat pada tahun 2009, dia mengatakan bahwa BPDAS juga pernah merilis terkait dengan betapa kritisnya kondisi DAS Kapuas.
“Jika tidak ada upaya atau intervensi untuk meminimalisir sittuasi saat ini maka akumulasinya juga akan semakin meningkat,” ujarnya.