Penderita HIV di Singkawang Ribuan Orang, Warga Khawatir dan Minta Pemerintah Lebih Proaktif
Ia mengharapkan pemerintah bisa lebih intens untuk melakukan sosialisasi di Kota Singkawang hingga ke akar rumput.
Penulis: Ferryanto | Editor: Ishak
"Setelah di tes, dan ternyata positif, barulah ini disebut pengidap HIV," jelasnya.
Bila seseorang telah diperiksa dan positif, maka orang tersebut harus meminum obat ARV seumur hidupnya.
Untuk di Kota Singkawang, ketersediaan obat ARV menurutnya cukup untuk memenuhi kebutuhan para pengidap yang ada di Kota Singkawang.
Bahkan obat tersebut telah tersedia di Puskesmas seluruh kota Singkawang.
"Ini kan centranya di rumah sakit. Tapi sekarang di Puskesmas juga bisa memberikan obat. Dokter, perawat di Puskesmas, petugas lab di Puskesmas sudah terlatih untuk hal tersebut, dan untuk obat ARV itu sendiri di kota Singkawang cukup lah," ujarnya.
Menurut Kismed, penyakit HIV saat ini terus menjadi persoalan besar di dalam dunia kesehatan.
Terlebih hingga saat ini masih belum di temukan secara pasti obat yang mampu membunuh virus tersebut, yang ada hanya obat untuk menekan perkembangan virus.
Bagi seseorang yang telah terinfeksi bila ingin bertahan maka harus mengkonsumsi obat ARV yang telah disediakan oleh pemerintah seumur hidupnya.
Akhmad Kismed Kepala dinas Kesehatan Kota Singkawang menjelaskan bahwa bagi seorang pengidap Virus HIV / AIDS bisa menikah dan memilki anak tanpa membuat anak dan istrinya tertular.
Pertama, pengidap harus secara konsisten mengkonsumsi obat ARV, yang mana fungsinya untuk menekan virus HIV didalam tubuhnya.
Setelah 6 bulan bila dalam pemeriksaan virus di tubuh tak terdeteksi maka pengidap HIV bisa melakukan program untuk memiliki anak.
"Kalau dia (pengidap HIV) sudah mengkonsumsi obat secara rutin, nanti dalam jangka beberapa bulan, dan pada bulan ke 6 virus ini sampai tak terdeteksi oleh alat kita, nah dia kalau mau kawin silahkan, walaupun dia istrinya pengidap juga," katanya.
"Kita lihat, bila mereka telah secara rutin mengkonsumsi obat dan pada pemeriksaan virus di keduanya tidak terdeteksi, lalu lihat masa subur si istri dengan berkonsultasi dengan bidan atau dokter, setelah itu silahkan berhubungan lepas kondom dia boleh berhubungan, tapi 2, 3 hari setelah itu pakai kondom lagi, setelah itu terus konsumsi obat (ARV) terus," paparnya.
"Anak yang lahir nanti anaknya di beri profilaksis sampai umur 18 bulan, lalu di tes, dan kalau negatif berarti aman, dan Alhamdulillah, semua yang ikut program ini semua anaknya negatif, dan ini sudah banyak di Singkawang," ungkapnya.
Untuk mencegah penyebaran Virus HIV di Kota Singkawang terus bertambah, Kismed mengungkapkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya sosialisasi kepada masyarakat dengan menekankan kepada masyarakat metode Pencegahan ABCDE.