Merasa Jadi Sampah dan Sendiri di Keramaian, Kilas Balik Sang Pecandu Yang Bertobat
Ratusan orang dari berbagai kalangan usia turut memeriahkan kampanye Akbar di Bundaran Tugu Digulis Pontianak
Penulis: Ferryanto | Editor: Madrosid
Dijauhi keluarga, teman, lingkungan, ia mengatakan bahwa dirinya sempat merasa sebatang kara disaat keluarganya lengkap, karena seluruh lingkungannya menjauhinya, dan menganggapnya berbahaya.
"Jadi akhirnya timbul rasa kecil di hari, kenapa si aku kayak gini, saya merasa teman - teman menjauh, saya merasa terpinggirkan dirumah, maupun diluar, saya merasa sendiri, dilingkungan pergaulan saya sendiri, banyak sekali yang ndak mau berteman sama saya,"terangnya.
Ia menjelaskan, setelah memiliki niat untuk bertaubat, tak mudah juga ia bisa melewati jalannya rehabilitasi, serta ditekannya, bukanlah perkara mudah untuk menjauhi narkoba, bila sudah sekali menggunakannya barang haram tersebut.
Baca: Rencana Pemerintah Larang Budidaya, Petani Daun Kratom Sedih
Baca: Polisi Buru Pelaku Pencurian Vihara di Singkawang
Baca: Agenda Bupati Sambas, Kamis 27 Juli 2019
Karena sekali mencoba, sifat adiktif dari barang haram tersebut disebutnya bakal terpatri di dalam tubuh dan pikiran, bahkan ia tak memungkiri hingga kini hasrat ingin memakai narkoba masih kerab bergejolak didalam dirinya.
"Yang paling sulit itu sifat sugestif, kita ini rekafinedik, kita punya penyakit adiksi, kecanduan, saya lihat pipet bengkok aja saya udah mulai sugesti mulai lagi kepengen, lihat ada botol lobang atasnya 2 udah kepengen Makai narkoba lagi, mindset kita sudah bermain lagi,"jelasnya.
Semenjak bertekad untuk menjalani rehabilitasi 3 bulan lalu, telah banyak dampak positif yang ia rasakan.
Keluarga memberikan dukungan, teman - teman mulai mendekat kembali, dan perlahan ia merasakan energi positif keluar dari tubuhnya dan membuatnya merasa semakin baik.
Nyamannya bersosialisasi dengan masyarakat ramai saat ini, melihat dan merasakan hidup sehat, kembali seperti awal, membuatnya semakin termotivasi untuk kembali ke kehidupan normalnya.
"saya melihat orang - orang yang ada disini sangat bahagia, sehat, ndak ada beban, jadi itu juga yang membuat saya terus termotivasi untuk menjadi lebih baik,"tuturnya.
Membuka usaha, lalu berkeluarga di usianya yang ke 23 tahun yang berarti 3 tahun dari sekarang, menjadi tujuan hidupnya saat ini, iapun bertekad kuat untuk mewujudkan itu semua.
Iapun berharap, diluar sana, siapapun yang masih terjerat dalam lingkaran setan barang haram itu, dapat segera membenahi diri dan berhenti sesegera mungkin sebelum semuanya terlambat.
YS sangat bersyukur, dirinya mendapatkan hidayah disaat ia belum mengalami hal yang lebih buruk lagi, seperti di jebloskan kedalam jeruji Besi dan mati overdosis.