Lakukan Pembenahan, Sutarmidji Minta Direktur RSUD dr Soedarso Tak Takut Ambil Kebijakan
Sutarmidji menyatakan komitmennya untuk melakukan pembenahan layanan dan pembenahan fisik dari RSUD dr Soedarso.
Penulis: Hamdan Darsani | Editor: Jamadin
Lakukan Pembenahan, Sutarmidji Minta Direktur RSUD dr Soedarso Tak Takut Ambil Kebijakan
PONTIANAK – Gubernur Kalbar Sutarmidji menuturkan pihaknya telah melakukan sejumlah evaluasi sebagai upaya untuk melakukan pembenahan terhadap layanan RSUD dr Soedarso.
Hasilnya sekitar 70 persen lagi sentuhan pembenahan yang harus dilakukuan guna menuju status layanan 100 persen rumah sakit Soedarso.
“Kita akan mulai pembenahan dari titik 30 persen. Bayangkan masih sekitar 70 persen lagi dari layanan rumah sakit sodarso yang harus kita rombak,” ujar Sutarmidji.
Baca: Divisum di RSUD Ade M Djoen Sintang, Kondisi Korban Pembunuhan Alami Luka di Kepala, Leher dan Jari
Baca: Momen Reuni Setelah Perayaan Idul Fitri, HARRIS Hotel Pontianak Tawarkan Paket Halal Bihalal
Sutarmidji juga memberikan garansi kepada direktur rumah sakit soedarso yang sekarang ini agar tidak takut-takut dalam mengambil kebijakan guna menuju pelayanan rumah sakit yang semakin baik dan prima kepada seluruh masyarakat di Kalbar. “Apapun kebijakan yang dibuat saya akan backup,” ujarnya.
Saat disinggung soal figur direktur RSUD dr Soedarso yang dijabat oleh Yuliastuti Saripawan, Sutarmidji meyakini bahwa Sariapawan dapat menjalankan sejumlah agenda pembenahan dan perbaikan terhadap layanan RSUD dr Soedarso.
“Saya Yakin die bise karena memang waktu kite membangun Rumah Sakit Kote ye die mampu bersikap tegas,” ujar Sutarmidji
Dirinya meminta kepada seluruh dokter dan seluruh manajemen RSUD dr Soedarso untuk dapat menghentikan praktik-praktik yang dapat merusak dan mengecewekan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga seluruh proses pelayanan dan penanganan medis untuk masyarakat berjalan dengan baik.
Ancam Cabut Izin Praktek Dokter
Gubernur Kalbar, Sutarmidji menyatakan komitmennya untuk melakukan pembenahan layanan dan pembenahan fisik dari RSUD dr Soedarso.
Mulai Agustus 2019 ini pembangunan gedung RSUD Soedarso akan sudah mulai di lakukan dan bulan Desember 2019 akan dilakukan tender untuk pembangunan tahap kedua.
"Target saye tahun 2020 pembanngunan RSUD Soedarso itu selesai," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (17/6/2019)
Baca: Hadiri Peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-47, Ini Pesan Bupati Sanggau
Baca: DPMPTSP Sanggau Harap Desa Yang Belum Berlistrik Masuk Dalam RUPTL PT PLN Tahun 2019-2023
Ia menjelaskan bentuk pembangunan RSUD Soedarso akan ditata sebagaimana maket bangunan yang telah dipostingnya melalui akun IG Pribadinya.
Selain itu akan ada juga sarana pendukung untuk memberikan kenyamanan bagi para pendukung pasien seperti rumah singgah dan lain sebagainya.
Pada tahap ketiganya diterangkan oleh Sutarmidji akan dibangun bangunan untuk memberikan pelayanan penyakit tertentu seperti infeksi darah seperti talasemia, dan lain sebagainya untuk kepentingan proses transfusi darah. Karena penanganan penyakit infeksi darah memerlukan tempat perawatan yang nyaman.
"Termasuk juga untuk ruang perawatan bagi pesien penyakit paru juga akan ditempatkan tempat sama sehingga penangananya akan lebih mudah," ujar Sutarmidji.
Ia menilai pembangunan fisik rumah sakit tidaklah sulit untuk mengalokasi anggaran dari APBD tidak akan ada masalah dan bisa dianggarkan.
Namun, hal yang selalu jadi masalah berkaitan dengan sisi layanan rumah sakit.
Oleh karena itu, Sutarmidji akan memastikan akan tegas dan langsung akan melakukan perombakan seluruh manajeman layanan RSUD dr Soedarso mulai dari yang yang paling tinggi hingga manajemen yang paling rendah.
"Seluruh tenaga administrasi dan tenaga medis saya mau dirombak abis semuanya itu. Kalau ada penyimpangan-penyimpangan akan langsung saya tindak," tegasnya.
Termasuk soal pengadaan Alkes yang selama ini juga bermasalah di rumah sakit Soedarso. Ia pernah mendapatkan informasi dari dokter spesialis muda yanf menerangkan terdapat praktek dari dokter spesialis senior yang cendrung menghalangi proses pengadaan alkes tertentu. Jika mau memeriksa diarahkan ke tempat dokter spesialis yang membuka klinik praktek sendiri.
"Ada Indikasi pasien diarahkan ke klinik die (dokter praktek Red) karena alat di soedarso itu tidak disediakan, padahal alat tersebut tidak begitu mahal," ujarnya
"Sengaje tidak disediakan, ketike ade pasien memerlukan alat itu larinye ke klinik," imbuhnya.
Sutarmidji menilai hal tersebut merupakan praktek-praktek yang tidak benar, sehingga terindikasi ada upaya melarikan pasien-pasien ke klinik-klinik pribadi oleh para dokter spesialis yang bertugas di RSUD Soedarso.
"Rumah utama mereka itu di Soedarso sehingga harus maksimal melayani pasien yang datang berobat ke soedarso sementara klinik praktek itu harus belakangan," ujarnya.
Sutarmidji juga tidak ada masalah jika ada banyak dokter spesialis yang 'ngambek' atas kebijakan tegas yang akan mulai di eksekusinya.
Ia pun akan dengan tegas memerintahkan seluruh jajaran terkait untuk mencabut ijin praktek klinik dokter yang bersangkutan jika tak menjalankan kebijakan yang ditetapakannya.
"Saya minta itu semua dibenahi, masyarakat semua ini sudah lama sabar dengan layanan soedarso," ujarnya.
Dirinya menargetkan selama kurun waktu dua tahun kedepan seluruh pembenahan rumah sakit soedarso akan tuntas dilakukan