Fahri Hamzah Ungkap Tentang Wafatnya Mohammed Morsi, Sebut Simbol Demokrasi hingga Sentil Pejabat?
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyampaikan kabar duka cita atas meninggalnya mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
Fahri Hamzah Ungkap Tentang Wafatnya Mohammed Morsi, Sebut Simbol Demokrasi hingga Sentil Pejabat?
Mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi dilaporkan meninggal setelah sebelumnya dilarikan ke rumah sakit akibat pingsan saat hadir dalam persidangan Senin (17/6/2019).
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyampaikan kabar duka cita atas meninggalnya mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi mengaku turut kehilangan dan mengucapkan bela sungkawa terhadap tokoh yang dianggapnya sangat berjasa dalam proses demokrasi tersebut.

Hal tersebut pula diungkapkannya dalam siaran langsung di akun media sosialnya @Fahrihamzah yang disebut Percakapan sepanjang jalan : Tentang wafatnya #MohammedMorsi, Selasa (18/6/2019).
Baca: Mantan Presiden Mesir Mohammed Morsi Meninggal di Pengadilan, Sempat Berbicara 20 Menit
Baca: Innalillahi Wainnailaihi Rojiun, Kabar Duka Datang dari Fahri Hamzah
Berikut cuplikan yang dibahasnya:
"Bismillahirrohmanirrohim, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarkatuh. Para sahabat jumpa lagi di pagi hari ini dalam suasana yang berduka. Kita menyampaikkan Innalillahi Wainnailaihi Rojiun karena wafatnya seorang yang telah menjadi simbol bagi lahirnya demokrasi di sebuah negara yang didalam kisah-kisah kitab suci selalu disebutkan di dalam sebuah negara yang di pimpin oleh tirani Firaun.
Dan pagi ini kita mendengar presiden Muhammed Morsi meninggal dunia dalam persidangan yang begitu panjang hampir 7 tahun beliau di delik dengan berbagai kasus silih berganti di tahan di dalam penjara yang mengisolir hidupnya dan keluarganya dari teman-temannya.
Bahkan untuk membaca Al Quran saja walaupun beliau seorang hafidz rezim asisi melarang bagi Morsi mendapatkan sebuah copy Al Quran. Asisi mengatakan 'saya telah menghafal Al Quran tetapi hanya ingin menyentuhnya'. kekuasaan hasil kudeta militer tahun 2013 yang lalu adalah sebuah kekuasaan yang menunjukkan kepada kita semua bahwa firaunisme tidak berhenti, tirani dan diktator tidak berhenti di kalangan manusia itu rupanya mencari bentuknya dan mencari cara untuk terus berkuasa dan memangku kekuasaan, mengendalikannya dan menggunakannya untuk menghancurkan kebebasan, menegakkan tirani dan penindasan dari waktu ke waktu.
Kita sudah membahas beberapa waktu yang lalu bagaimana sebuah demokrasi itu berakhir, dan kita memberikan contoh bagaimana demokrasi berakhir di Turki, setelah pemilu yang sangat demokratis yang disaksikan seluruh dunia mengahsilkan presiden yang berasa dari rakyat biasa.
Presiden Mursi adalah seorang intelektual, seorang ilmuwan yang bersekolah bahkan mengambil S3 di Amerika Serikat di California University, lalu kemudian presiden mursi menjadi anggota DPD pada saat dia berkunjung ke Aceh sekitar 2006 pasca tsunami. Beliau adalah sebagai seorang DPR atau DPD utusan daerah tempat beliau mengajar. Karena rezim Mubarak waktu itu melarang partai Ikhwan berdiri sehingga beliau akhirnya mengakhiri atau mengambil jalan sebagai wakil daerah.
Oleh sebab itu kita sekali lagi prihatin dan menyampaikan bela sungkawa yang sebesar-besarnya kepada keluarganya dan kepada rakyat Mesir yang pada hari ini kehilangan seorang yang telah menjadi simbol bagi bangkitnya kebebasan, Arab spring 2011 telah melahirkan kebebasan yang luar biasa di Timur Tengah dan termasuk di antaranya dan akhirnya demokrasi berkembang di mana-mana dan tumbuh seperti jamur di musim hujan dan tumbuh di Mesir. Setelah tumbuh ditempat Arab Spring itu dimulai di Tunisia, seperti diketahui Arab Spring terjadi ketika seorang pedagang buah dan pedagang sayur Abdul Aziz Bouazizi membakar dirinya karena menderita karena penganiayaan yang terus menerus dilakuka oleh aparat yang selalu meminta upeti tetapi pada saat bersamaan terus menerus menindas karena frustasi yang luar biasa karena ketiadaan pilihan, Abdul Aziz Bouazizi membakar dirinya dan itu menyulut kemarahan rakyat Tunisia dan menyulut seluruh rakyat Timur Tengah yang akhirnya menumbangkan banyaknya rezim disana, rezim Khadafi tumbang, rezim husni Mubarak tumbang, setelah Rezim Ben Ali di Turki lalu juga negara-negara teluk bergoyang, di Yaman terjadi pemberontakan dan perang saudara yang sampai sekarang belum selesai.
Ada banyak PR di Timur Tengah karena rupanya demokrasi banyak terjadi sebentar. Di Mesir sendiri di tempat Mursi dicalonkan menjadi presiden, dia sempat memenangkan pemilu dan mengantarkannya menjadipresiden pertama yang dipilih dalam satu proses yang demokratis setelah 7 ribu tahun lamanya atau lebih.......... "ujarnya
Tak hanya itu saja, Fahri Hamzah kembali mencuit sentilannya apakah ada pejabat tanah air yang menyampaikan bela sungkawanya atas wafatnya Morsi tersebut.
"Adakah pejabat kita yang menyampaikan duka kepada mantan presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis #MohamedMorsi ?,"cuitnya kembali.
Sebelumnya Fahri Hamzah menyampaikan kabar duka cita atas meninggalnya mantan Presiden Mesir Mohamed Morsi setelah sebelumnya dilarikan ke rumah sakit akibat pingsan saat hadir dalam persidangan.