Pilpres 2019

Menhan Ryamizard Ryacudu Tak Yakin Ada Kelompok yang Benar-benar Ingin Membunuh Pejabat Negara

Ryamizard Ryacudu mengatakan narasi membunuh pejabat negara itu hanya manuver politik

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Menteri Pertahanan (Menhan) RI, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu 

Menhan Ryamizard Ryacudu Tak Yakin Ada Kelompok yang Benar-benar Ingin Membunuh Pejabat Negara

Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia, Ryamizard Ryacudu tidak yakin ada kelompok yang benar-benar ingin membunuh pejabat negara.

Ryamizard Ryacudu mengatakan narasi membunuh pejabat negara itu hanya manuver politik. Sebab, dalam politik, salah satu kekuatan yang paling berdampak adalah pernyataan.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengungkapkan empat nama pejabat negara yang menjadi sasaran dalam rencana pembunuhan oleh enam tersangka yang telah ditangkap.

Hal itu disampaikan Tito di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/05/2019).

“Saya rasa enggak begitulah. Masak sesama anak bangsa begitu? Mungkin hanya ngomong saja itu,” ujar Ryamizard Ryacudu saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (29/05/2019).

Baca: Pengamat Intelejen Soroti Polri Rilis 4 Pejabat Negara Target Pembunuhan, Fadli Zon : Jangan Lebay

Baca: Fadli Zon Ngaku Ada Bukti Foto Peluru Tajam Aksi 21-22 Mei, Titiek Soeharto: Puluhan Orang Hilang

“Misalnya kan kita ngomong, nanti gua gebukin lu. Kan belum tentu gebukin. Ya kita tahulah yang namanya politik kan memang begitu,” lanjut Ryamizard.

Ryamizard Ryacudu tidak setuju apabila senjata-senjata api yang digunakan perusuh pada 21-22 Mei 2019 lalu disebut sebagai hasil penyelundupan.

Ryamizard meluruskan, senjata-senjata api tersebut sudah ada di wilayah Indonesia sebelumnya.

Salah satunya dimiliki oleh para bekas kombatan di Aceh sehingga salah apabila dibahasakan senjata itu diselundupkan.

“Bukan penyelundupan. Karena senjatanya sudah ada itu dari dulu,” ujar dikutip dari Kompas.com.

Senjata itu layak disebut hasil penyelundupan apabila asal muasalnya dari luar wilayah hukum NKRI, kemudian dimasukan ke wilayah hukum NKRI secara ilegal.

Ia sekaligus mengakui kebenaran informasi yang disampaikan pihak kepolisian bahwa mantan Komandan Jenderal Kopassus Mayor Jenderal TNI (purn) Soenarko adalah otak pengiriman senjata api itu dari Aceh ke Jakarta.

Baca: Bawaslu RI Periksa Tiga Saksi Fakta & Saksi Ahli Dugaan Pelanggaran Administrasi Pileg DPR RI Sulut

Baca: Ada Kecurangan atau Tidak di Pilpres 2019? Mahfud MD: Proses Pembuktian, Ikuti Sidang Terbuka MK

“Dia memang perang terus itu orang. Di Timor Timur, di Aceh. Jadi mungkin itu senjata rampasannya dahulu,” ujar Ryamizard.

Meski demikian, ia tidak mau berkomentar terlalu jauh mengenai keterlibatan Soenarko dalam aksi rusuh 21-22 Mei lalu. Ia menyerahkannya kepada pihak kepolisian yang masih melakukan pengusutan. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved