Baru Dilantik Jadi Direktur Rumah Sakit dr Johnson Langsung Buat Terobosan Baru
Sistem layanan kesehatan dengan membuka poli rawat jalan pada pagi dan sore hari bagi masyarakat pemegang Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Baru Dilantik Jadi Direktur Rumah Sakit dr Johnson Langsung Buat Terobosan Baru
PONTIANAK - Sistem layanan kesehatan dengan membuka poli rawat jalan pada pagi dan sore hari bagi masyarakat pemegang Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dinilai akan mampu mengatasi terjadinya penumpukan dan antrean pasien di Rumah Sakit Kota.
Hal ini disampaikan Dokter Johnson yang baru ditunjuk Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono sebagai Pelaksana Tugas (Plt) RS Sultan Syarif Mohamad Akadrie yang merupakan RS Kota Pontianak ini. Gebrakan tersebut menurut Dokter Johnson guna memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat.
Dokter Johnson yang merupakan Spesialis Saraf yang juga berdinas di RSUD Kota Pontianak ini memiliki komitmen dan berbagai program guna meningkatkan kualitas layanan yang ada.
"Beberapa hal yang akan saya lakukan selaku Plt Direktur RS Kota Pontianak, sesuai dengan arahan Wali Kota Pontianak dalam hal ini Bapak Edi Rusdi Kamtono pada saya dan menugaskan untuk menjadi Kepala RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie," ucap Dokter Johnson, Sabtu (18/5) malam.
Untuk itu, ia akan melanjutkan segala tugas-tugas yang telah dilakukan pejabat sebelumnya dan ia tegaskan akan membuat beberapa regulasi terkait dengan pelayanan pada masyarakat Kota Pontianak secara khusus dan Kalbar umumnya.
Dijelaskannya, RS Kota Pontianak itu adalah RS yang sudah berbentuk Badan Layanan Umum (BLU) artinya RS Kota Pontianak dalam menjalankan misinya itu berbentuk bisnis, di mana bisnis yang dijalankan adalah bisnis yang sehat dan tidak mencari keuntungan tetapi ada efisiensi dan ada efektifitas di dalam menjalankan tugas pelayanan pada masyarakat.
"Untuk itu, yang pertama kali saya lakukan adalah mengurai antrean layananan yang panjang di pagi hari. Mereka yang mengantre ini adalah rata-rata pasien rawat jalan," ucapnya.
Baca: Pemkab Kayong Utara Gelar Upacara Hari Kebangkitan Nasional
Baca: Ini Agenda Edi Kamtono Direncanakan Hadiri Pembukaan Gawai Dayak
Baca: Bhayangkari Ranting Pontianak Timur Manfaatkan Ramadan Untuk Berbagi Kasih
Sehingga tidak adalagi pasien yang mengantre dari malam hari dan baru dilayani pagi hari. Untuk itu ia akan segera membuka poli rawat jalan sore.
Dengan demikian, masyarakat dapat mengambil manfaat dari pembukaan poli rawat jalan itu dan tidak ada lagi pasein yang mengantre panjang untuk mendapatkan pelayanan.
Kemudian, Dokter Johnson membuat terobosan mengurai antrean di Rawat Inap. Khususnya yang terjadi di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dalam rangka mencari tempat agar masuk Ruangan Rawat Inap.
Selama ini disampaikannya, kasus yang terjadi adalah keterbatasan tempat untuk Rawat Inap, karena tidak semua pasien yang masuk di IGD dapat ditanggulangi, mengingat Rawat Inap RS Sultan Syarif Mohamad Alkadrie memberlakukan atau membedakan jenis kelamin terhadap ruangan atau membedakan antara laki-laki dan perempuan.
"Ke depannya kita akan upayakan ada ruangan yang sifatnya ruangan transit di masing-masing pelayanan, baik di pelayanan anak, unit pelayanan bedah, unit pelayanan penyakit dalam, unit pelayanan saraf, unit pelayanan kebidayanan dan semuanya ada ruangan transit," ucap dr Johnson.
Dengan demikian, ia menyampaikan ruangan transit akan dilengkapi dengan monitor dan ruangan transit menjadi tempat untuk perawatan yang sifatnya semi emergency.
Sehingga disitu dapat dirawat bersama baik laki-laki maupun perempuan dan tidak laki berdasarkan jenis kelamin tetapi berdasarkan beratnya penyakit yang diderita.
Dokter Johnson mengharapkan ada kemampuan manajemen ruangan untuk mengatur perputaran pasien, sehingga pasien yang masuk di IGD dapat masuk sebagai pasien rawat inap dan meminimalisir rujukan bertingkat.
Selama ini dengan alasan tidak bisa ditangani karena tidak ada ruangan maka pasien disebutnya selalu dirujuk, namun tidak sesederhana yang disebutkan karena proses rujukan memerlukan sarana dan prasarana.
Selain menyiapkan ruang transit, dr Johnson juga akan melakukan dan membuka ruangan baru yang ada dilantai tiga yang sampai saat ini belum digunakan.
"Itu ruangan memang dari struktur bangunan, ruangan itu dipersiapkan untuk kelas VIP dimana dalam ruangan itu tersedia satu bad, dilengkapi kamar mandi didalam, televisi, kulkas dan dispenser. Kedepannya kami akan gunakan sekitar tujuh ruangan untuk kami tambah satu bad lagi sehingga didalam ruangan itu ada dua bad dan setara ruangan kelas satu sesuai regulasi BPJS," ucapnya.
Regulasi BPJS, kelas I adalah pasien berhak menempati ruangan dua bed, sementara kelas dua untuk ruangan dengan tiga bad dan ruangan kelas tiga adalah lebih dari tiga bad (tempat tidur pasen).
Menurutnya dibuatnya perkelas tersebut untuk mengikuti regulasi BPJS dan memberikan hak sesuai kelas dari pasien BPJS.
Sedangkan masyarakat umum tetap tanpa kelas yang selama ini menjadi icon RSUD Kota Pontianak, hak tanpa kelas yang diberikan dijelaskannya pasien akan membayar jasa pelayanan, jasa tindakan dengan harga yang sama.
"Harga tersebut ditetapkan berdasarkan aturan Wali Kota Pontianak dan saat ini sudah berjalan," tambahnya. Selain itu, pihaknya juga memberikan pilihan pada pasien untuk memilih akomodasi sesuai kemampuannya.
Terobosan-terobosan yang dilakukannya diharapkan setelah lebaran Idul fitri ini dapat diterapkan dan masyarakat dapat memanfaatkannya.
Kemudian, Dokter Johnson juga menegaskan akan menyelesaikan ruang ICU sebanyak delapan bad untuk segera difungsikan, sehingga RS Kota nantinya mempunyai 15 bad ruang ICU dan dilengkapi dengan ventilator.
Sementara setiap harinya, untuk pasien yang berkunjung disetiap poli yang ada di RS Sultan Syarif Mohamad Alkadrie setiap harinya mencapai 300 orang.
Rumah Sakit Kota Pontianak saat ini memiliki 536 orang SDM, dengan 28 spesialis dan 16 macam keahlian. Kedepan akan ditambah dua keahlian lagi, yaitu keahlian rehabilitasi medik dan keahlian ortopedi.
Saat ini disebutnya tengah berproses untuk kepengurusan izin praktek, kalau izin telah terbit maka langsung dibuka dua keahlian tersebut.
"Meskipun RSUD Kota Pontianak berstatus Tipe C, tetapi ke depannya dapat melayani masyarakat sampai tahap paripurna karena memiliki SDM yang berkualitas dan fasilitas yang setara dengan RS rujukan lainnya," pungkasnya.
Dukungan
Jajaran managemen Rumah Sakit Sultan Syarif Mohamad Alkadrie siap mendukung dan mensukseskan program dan terobosan yang dilakukan oleh Plt Rumah Sakit saat ini, Dokter Johnson dalam memajukan dan mengembangkan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Dukungan datang dari Kepala Bagian Umum RSUD Kota Pontianak, Surhaini dan mewakili manajemen menyatakan komit mendukung Dokter Johnson.
"Saya mewakili jajaran manajemen menyatakan komitmen mensuport apa yang menjadi tugas Plt Direktur," ucap Surhaini, Minggu (19/5)
Ia menegaskan dukungan dengan tetap memaksimalkan komunikasi koordinasi serta sinkronisasi pada jjaran manajemn sesuai tupoksi serta amanah yang diberikan.
"Kami sebagai pejabat struktural di RSUD Kota Pontianak dengan tujuan memberikan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ke masyarakat Kota Pontianak khususnya," ungkap Surhaini.
Sementara Kabid Pelayanan RSUD Kota Pontianak, Sri Murtini juga menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung program yang dilakukan oleh Plt Direktur RSUD Kota Pontianak, Dokter Johnson.
Sri Murtini menjelaskan setiap hari setidaknya ada 150-300 pasien yang berkunjung untuk melakukan rawat jalan sehingga perlu inovasi yang dibuat sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik.
"Untuk pasien yang berkunjung kerumah sakit khsusnya diseluruh poli setiap harinya 150-300 pasie. Dokter Johnson akan membuka poli pelayanan sore maka pasien bebas memilih waktu mulai dari pagi hingga sore hari," ujarnya.
Selain itu, rumah sakit juga telah menerapkan sistem pendaftaran online bagi pasien yang ingin berobat, kemudian yang manual juga terus berjalan.
Sebab tidak semua masyarakat bisa menggunakan android untuk mengakses pendaftaran secara online. "Selama ini, 90 persen dari pasien Rumah Sakit Kota Pontianak ini memang merupakan anggota BPJS,"pungkasnya.
Baca: Terjadi Jual Beli Suara di Pileg hingga Suap Petugas Rp 10 Juta
Baca: Deontay Wilder Bidik Petinju Inggris Anthony Joshua untuk Penyatuan Gelar Setelah Pukul KO Breazeale
Baca: BMKG Prakirakan Mempawah Diguyur Hujan Hingga Dini Hari
Yakin Kinerja Baik
Dokter Johnson yang merupakan spesialis saraf ditunjuk oleh Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Rumah Sakit Sultan Syarif Mohamad Alkadrie.
Penunjukan, Dokter Johnson berdasarkan Surat Perintah Pelaksana Tugas dengan nomor : 875.1/584/BKPSDP-M/2019.
Surat penunjukan Plt pada Dokter Johnson tersebut ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Kota Pontianak, Mulyadi atas nama Wali Kota Pontianak. Kemudian dikeluarkan 14 Mei 2019.
Dokter Johnson ditunjuk sebagai Plt untuk menahkodai rumah sakit milik Pemkot Pontianak tersebut setelau, Direktur yang lama, Yuliastuti Saripawan pindahdan menjadi Direktur RS Sudarso.
Beberapa hari lalu, Edi Kamtono menyampaikan begitu Saripawan pindah, ia langsung menunjuk Pelaksana Tugas (Plt) untuk menahkodai RS Sultan Sy Mohamad Alkadrie atau rumah sakit kota tersebut.
"Untuk Direktur Rumah Sakit Kota Ponytianak yang kosong kita sudah menetapkan Plt, begitu direktur yang lama pindah ke provinsi kita langsung tunjuk," ucap Edi Rusdi Kamtono.
Edi, yakin dengan kinerja dan komitmen Dokter Johnson yang selama ini juga mengabdi di RSUD Kota Pontianak mampu membawa dan meningkatkan kualitas pelayanan dengan segenap inovasi dan pengalamannya.
"Kita sudah menunjuk dokter Johnson untuk melaksanakan tugas disana Saya yakin tidak ada masalah dan dia dokter senior dan mempunyai komitmen pelayan yang tetap diutamakan," tambah Edi.
Bawa Kemajuan
Ditunjuknya Pelaksana Tugas (Plt) Ditektur Rumah Sakit Sultan Syarif Mohamad Alkadrie, Dokter Johnson oleh Wali Kota Pontianak diharapkan Anggota DPRD Kota Pontianak, Bebby Nailufa untuk bisa membawa kemajuan pada rumah sakit itu sendiri.
Bebby menegaskan, walaupun dr Johnson masih berstatus Plt, namun diharapkan ada perubahan besar agar dirinya mampu membawa peningkatan dalam pengelolaan rumah sakit kota ini.
"Ya tentunya kita berharap dengan pergantian Dirut walaupun masih Plt, bagaimana mewujudkan RSUD menjadi BLU yang mandiri dalam pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia," ucap Bebby, Minggu (19/5).
Lanjut disampaikannya, meningkatkan kualitas SDM tentunya guna memberikan layanan Paripurna dan meningkatkan kepuasaan pelanggan.
Selain itu, Plt saat ini diharapkannya juga mampu meningkatkan sarana dan prasarana agar dapat memberikan peningkatan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
"PR penting tentunya buat pemerintah, bagaimana masyarakat miskin bisa tepat sasaran mendapat jaminan kesehatan daerah dengan menggunakan APBD sehingga tidak ada masyarakat kita yang terlantar karena tidak mampu berobat lagi," tandasnya.
Menurut Bebby, rumah sakit sebagai satu di antara institusi pelayan kesehatan masyarakat yang melayani traksaksi pasien dalam kesehariannya.
Pemberian layanan dan tindakan dalam banyak hal akan mempengarui kondisi dan rasa nyaman bagi pasien. Semakin cepat akan semakin baik karena menyangkut nyawa pasien.
“Semakin besar jasa layanan suatu rumah sakit, akan semakin kompleks pula jenis tindakan dan layanan yang harus diberikan yang kesemuanya harus tetap dalam satu koordinasi terpadu. Karena selain memberikan layanan, rumah sakit juga harus mengelola dana untuk membiayai operasionalnya,” terang Bebby.