Stop Bullying, Dampaknya Ternyata Sangat Berbahaya!

Stop Bullying, Dampaknya Ternyata Sangat Berbahaya! Peneliti melaporkan bahwa kasus penganiayaan anak, seperti penelantaran, kekerasan fisik...

Penulis: Mirna Tribun | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNFILE/IST
Stop Bullying, Dampaknya Ternyata Sangat Berbahaya! 

Sedangkan pada studi di AS, partisipan (anak dan orangtua) diobservasi melalui wawancara tahunan.

Pada studi kelompok AS, anak-anak korban bully berisiko lima kali lipat menderita anxiety disorder daripada anak-anak korban aniaya.

Studi kelompok Inggris menyatakan, anak-anak korban bully lebih rentan menderita depresi dan usaha menyakiti diri sendiri dibandingkan kelompok anak yang mengalami kekerasan rumah tangga.

Studi AS menunjukkan bahwa kelompok anak korban kekerasan orang dewasa tetapi tidak menjadi korban bully empat kali lipat lebih rentan terhadap depresi pada masa dewasa jika dibandingkan dengan kelompok anak yang tidak teraniaya atau di-bully.

Pada studi kelompok Inggris, anak-anak korban kekerasan orang dewasa tetapi bukan korban bully tidak menunjukkan adanya peningkatan risiko terhadap gangguan mental daripada anak-anak yang tidak teraniaya atau di-bully.

Hasil dari kedua kelompok studi membuktikan, anak-anak yang masa kecilnya menjadi korban kekerasan orangtua dan juga menjadi target bullying di sekolahnya menunjukkan peningkatan risiko menderita gangguan mental, anxiety disorder, dan depresi jika dibandingkan dengan mereka yang tidak di-bully atau dianiaya.

Pada anak-anak Inggris, khususnya, terdapat risiko menyakiti diri sendiri.

Lebih lanjut, kedua kelompok studi ini membuktikan bahwa anak-anak korban bullying tetapi tidak menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga lebih rentan memiliki gangguan mental daripada anak-anak korban aniaya tetapi bukan target bullying.

Para peneliti mengatakan, korban bullying dari teman sebaya umumnya memiliki efek jangka panjang yang lebih buruk pada kesehatan mental mereka pada saat dewasa dibandingkan dengan anak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Penemuan ini memiliki peran penting untuk rancangan kesehatan masyarakat dan pengembangan layanan untuk menangani bullying, menurut para peneliti.

Dua kumpulan hasil yang ditemukan pada dua kelompok berbeda membuat hasil penelitian ini cukup membingungkan.

Contohnya, rilis media yang dimuat menyoroti 4.9% peningkatan efek anxiety disorder hanya pada anak korban bully, dibandingkan dengan anak-anak korban KDRT.

Tapi, angka ini hanya didapat dari studi kelompok AS.

Studi ini hanya mengandalkan laporan pribadi anak dan orangtua seputar kasus penganiayaan dan bullying, yang dapat diragukan akurasinya.

Orang dewasa khususnya cenderung enggan untuk melaporkan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh mereka sendiri atau oleh pasangan mereka, walaupun peneliti mencoba untuk merancang penelitian dengan cara yang sedemikian rupa untuk mencegah hal ini terjadi.

Selain itu, peneliti juga dapat menunjukkan bahwa studi ini tidak membuat perbedaan antara penganiayaan oleh orang dewasa dan didikan orangtua yang keras.

Pada studi UK, tidak semua anak menyelesaikan pemeriksaan mental pada usia 18 tahun.

Mereka yang memiliki masalah internal keluarga umumnya dikeluarkan dari sekolah, yang membuat hasil penelitian kurang dapat diandalkan. Mungkin juga terdapat beberapa bias pemilihan terhadap subyek partisipan yang setuju untuk berpartisipasi dalam studi.

Peneliti juga tidak berhasil untuk memasukkan faktor cyber bullying ke dalam variabel penelitian, walaupun mereka mengatakan bahwa sejumlah studi sebelum ini telah menunjukkan bentuk yang tumpang tindih antara bullying “tradisional” dengan cyber bullying.

Di kedua studi, sekitar 40% anak yang pernah menjadi korban aniaya orang dewasa juga merupakan korban bullying.

Ditunjukkan oleh peneliti, sangat mungkin bagi anak-anak yang mengalami penganiayaan menjadi lebih rentan terhadap aksi bullying, atau kedua tipe penganiayaan ini memiliki faktor risiko yang mirip antar satu sama lain. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved