Kebakaran di Gang Kurnia Kota Baru
Kisah Dibalik Kebakaran Tewaskan Satu Lansia, Guru Ngaji dan Dua Anaknya Selamat Saat Dikepung Api
Saya udah lelap, tiba-tiba anak saya yang 9 tahun membangunkan saya, ayah-ayah bangun yah lihat yah ada api
Penulis: Rihard Nelson Silaban | Editor: Rihard Nelson Silaban
Kisah Dibalik Kebakaran Tewaskan Satu Lansia, Guru Ngaji dan Dua Anaknya Selamat Saat Dikepung Api
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Peristiwa kebakaran yang terjadi di Gang Ilahi, Jalan Kurnia, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Pontianak Selatan, Jumat (5/4/2019), menyisakan kisah heroik.
Peristiwa kebakaran itu melahap habis satu unit rumah kontrakan terdiri dari lima pintu dan satu orang meninggal dunia.
Guru ngaji bernama Luthfi Rahman (45) harus kehilangan seluruh harta bendanya tanpa ada yang tersisa.
Ia tinggal di kamar nomor 4 bersama dua orang putra kesanyangannya.
Dua orang putranya masing-masing masih berusia 11 dan 9 tahun, pada saat kebakaran itu, ia dan anak-anaknya sedang mengayap mata dan terlelap.
Baca: Olah TKP Kebakaran Yang Renggut Korban Jiwa di Kota Baru, Ini Penjelasan Polisi
"Saya udah lelap, tiba-tiba anak saya yang 9 tahun membangunkan saya, ayah-ayah bangun yah lihat yah ada api," ucapnya menirukan suara anaknya saat dijumpai Tribun, Sabtu (6/4/2019) sore.
Begitu ia terbangun, pandangan matanya fokus ke dek triplek diatas kamarnya yang sudah termakan api.
"Ketika bangun saya lihat dek itu sudah terbakar, langsung melompat saya bawa anak-anak keluar," tuturnya.
Ia bahkan tak sempat menyelamatkan barang-barang berharga, sebab api membesar begitu cepat.
"Apa yang ada didepan mata saya yakni Hp sama laptop saja, itulah yang saya selamatkan, dompet pun habis terbakar, diluar ada motor saya dorong menjauh dari rumah," ungkapnya.
Luthfi menuturkan belum sampai lima menit, kobaran api sudah membumbung tinggi, ia hendak kembali masuk untuk menyelamatkan tas dan barang lain sudah tak bisa.
Baca: Kebakaran Kota Baru Tewaskan Satu Orang, Ketua RT dan Pemilik Bangunan Beri Keterangan
"Anak-anak sudah aman, motor juga sudah, saya mau masuk lagi ambil tas, begitu depan pintu dek sudah runtuh api makin besar, saya gedor kamar nomor tiga tidak menjawab, saya pikir dia didalam begitu saya lihat kamarnya terkunci dari luar," tuturnya.
Luthfi yang panik karena ketakutan melihat api tidak bisa berbuat apa-apa, ia mondar mandir berfikir apa yang harus dilakukan.
"Saat api sudah besar warga sekitar berdatangan teriak-teriak minta tolong, kamar nomor 5 sudah tidak tahukemana penghuninya, semua berhamburan ngambil air dalam tepayan," tuturnya.
Bangunan lima pintu itu begitu cepat dimakan api sebab materialnya berbahan kayu, dinding luarnya hanya berlapis semen tipis, warga hanya menyimburkan air dengan ember.
Luthfi mencertiakan detik-detik korban bernama Ramli (57) tewas terpanggang saat kejadian nahas itu sebab tak ada yang ingat bahwa ia masih ada didalam.
Baca: Benarkan Kebakaran Renggut Satu Orang Korban Jiwa, Kapolresta : Korban Berusia 57 Tahun
"Orang semua panik waktu itu, pemadam belum datang, api sudah besar baru ingat ada orang didalam, semua tak bisa berbuat apa-apa lagi," ujarnya.
Diwaktu bersamaan, korban lain seorang buruh bangunan Sutarman (27), tinggal bersama istrinya di kamar nomor 3 mengatakan saat kejadian ia sedang keluar membeli makanan sekitar pukul 20.00.
"Saya jarang sekali keluar cari makan, entah kenapa malam itu saya sama istri keluar sekitar jam delapan, begitu pulang saya lihat kobaran api dari kejauhan, saya bilang ke istri semoga bukan kontrakan kita," tuturnya.
Kepanikannya hampir membuat ia meregang nyawa, bersyukur ia dihadang oleh tetangganya saat nekat hendak masuk kedalam rumah yang berkobar api itu.
"Begitu sampai rupanya yang terbakar memang kontrakan saya, pikiran saya langasung mau masuk saja, semua barang-barang masih di dalam, saya nekat mau menerobos masuk ditahan sama pak Luthfi," tuturnya.
Sutarman sambil berlinang air mata menceritakan detik-detik peristiwa kebakaran yang menelan korban jiwa itu.
Baca: Tunjuk Pendukungnya, Prabowo: Ee Anda Diam Dulu, Ini Ratusan Ribu Sedang Mendengar
Baca: Ditanya Soal Momongan, Syahrini dan Reino Barack Sepakat Tak Menunda
Ia menjelaskan bahawa sejumlah orang melihat kobaran api paling besar berasal dari kamarnya, namun ia tak bisa memastikan apa penyebabnya, karena sebelum pergi kata dia, sudah mencabut semua colokan listrik, bahkan gas elpiji masih utuh dan tak ada suara ledakan saat kejadian.
"Alhamdulilah saat ini bantuan sudah berdatangan dari berbagai kalangan, baik itu pemerintah maupun para dermawan," ujarnya.
Ia mengaku masih kebingungan mau mencari tempat tinggal dimana, untuk sementara para korban terdampak kebakaran menumpang dirumah pemilik kontrakan dan ada juga yang menumpang ditempat tetangga sekitar.
Sutarman mengatakan informasi yang ia dapat bahwa korban meninggal dunia sudah dimakamkan oleh anaknya pagi tadi di Jalan Purnama.
Saat ini terlihat di lokasi kejadian bekas puing-puing kebakaran sudah terpasang garis polisi, warga sekitar juga banyak yang berkumpul disekitar lokasi untuk melihat bekas kebakaran. (*)