Tangan Istri Putus
Korban Putus Tangan Kanan Ceritakan Detik-Detik Tebasan Parang Suaminya
Ibu tiga anak yang akrab disapa Susi itu menceritakan detik-detik kejadian mengerikan yang dialaminya kepada awak media.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Madrosid
Korban Putus Tangan Kanan Ceritakan Detik-Detik Tebasan Parang Suaminya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Seorang ibu tiga anak bernama Mini Susilawati (27) yang menjadi korban putus pergelangan lengan kanan sebab ditebas dengan parang seleng oleh suaminya saat ini sedang merintih kesakitan di bed nomor 3, ruang Boromeus, RS Antonius, Pontianak.
Ibu tiga anak yang akrab disapa Susi itu menceritakan detik-detik kejadian mengerikan yang dialaminya kepada awak media.
Susi mengaku bahwa saat itu sekira pukul 16.00 sore ia dan suaminya sedang cekcok dirumahnya karena masalah cemburu.
Ia tak habis pikir kenapa suaminya sampai tega menebas tangannya dengan parang seleng sepanjang satu meter itu dengan brutal.
"Dia bilang saya selingkuh, saya ngomong ke dia, saya tidak ada selingkuh, siapa yang ngomong seperti itu, bawa orangnya kesini," tutur Susi.
Baca: Rayakan Ultah ke 15, Nakamura Holistic Therapy Mengadakan Donor Darah dan Therapy Gratis
Baca: Majelis Talim El-Betinqy Galang Dana Untuk Korban Kebakaran Kampung Beting
Baca: Jadi Ancaman Bencana, Polda Kalbar Tangani Karhutla Dengan Serius
Baca: Jadwal SIM Keliling Minggu Terakhir Bulan Maret 2019
Suaminya kemudian makan hati akhirnya terjadilah cekcok, saat terjadi cekcok itu Susi mengatakan ketiga anaknya ada dirumah.
"Waktu itu anak saya ada dirumah, anak saya ada tiga, paling tua anak saya umur 8 tahun, kedua umur dua tahun hampir tiga, paling kecil umur tiga bulan," tutur Susi.
Susi menduga suaminya memang berencana ingin menghabisi nyawanya, karena sebelum melayangkan tebasan suaminya sempat menipu dia.
"Saat itu suami saya diluar rumah, saya ditipunya, dia bilang coba kamu keluar dulu ada orang mencari kamu, saya lihat terus ngomong, mana ada siapa-siapa," tutur Susi.
Beberapa saat kata Susi, tiba-tiba suaminya datang membawa sajam, parang seleng sepanjang lebih kurang satu meter.
"Saya ketakutan, mencoba lari belum jauh leher saya mau ditebasnya, saya tangis pakai tangan kanan, akhirnya tangan kanan saya putus," ujarnya.
Tak puas dengan sekali tebasan, Susi menceritakan suaminya kembali mengayunkan parang dan mengenai tangan kirinya dan menyebabkan luka menganga namun nasib berpihak kepada Susi tangan kirinya tak ikut putus.
Susi kemudian berlari kedepan rumah dikejar oleh suaminya, didepan rumah Susi terparkir sebuah truk dan ia memutar dari depan truk itu kearah belakang.
Namun suaminya yang sudah kerasukan iblis itu dapat mengayunkan parang seleng dan menebas leher Susi, beruntung lehernya tak putus karena tebasan itu meleset dan mengenai rahang kanan.
Susi yang sudah sempoyongan terus berlari dan terjatuh tak jauh dari belakang truk kemudian suaminya melihat kesempatan itu mengayunkan parang seleng ke arah kepalanya.
"Saya sudah tersungkur masih di bantainya, kena kepala saya, mungkin dikiranya saya sudah mati, akhirnya dia pergi mencari abang saya namanya Rudi," ujar Susi.
Sejumlah tebasan parang seleng yang dilayangkan SY kepada Susi mengakibatkan ia mengalami putus pergelangan tangan kanan, luka di punggung tangan kiri, luka sabet di rahang kanan, dan dua luka menganga di kepala .
Susi mengatakan dia ketika terkena tebasan terakhir itu sudah tidak ingat apa-apa lagi. Cerita kemudian dilanjutkan oleh kakaknya Nurbani (40) yang saat itu ditemui di Rumah Sakit.
Nurbani mengatakan usai menganiaya adiknya, SY kemudian mencari adik laki-lakinya bernama Rudi (37).
"Dia berjalan sambil mengayunkan parang seleng itu, ada motor terparkir depan rumah adik saya ditumbangkannya, adik saya dipanggilnya tapi tidak keluar," tuturnya.
Nurbani mengatakan adiknya Rudi ada didalam rumah saat kejadian, namun dia tak mendengar saat dipanggil oleh SY.
"Syukur dia tidak keluar, karena katanya tidak mendengar apa-apa, kalau dia keluar mungkin Rudi juga bernasib sama dengan Susi," kata Nurbani.
Karena adik laki-lakinya tak keluar Nurbani mengatakan SY lanjut kerumah tetangganya.
"Posisi rumah Susi ini berhadapan dengan Rudi, terus rumah korban lainnya itu bersebelahan dengan Rudi, itulah dia lalu kerumah tetangga itu," jelas Nurbani.
Saat itu SY langsung menganiaya seorang pria yang merupakan tetangganya sendiri, akibatnya pria itu mengalami luka-luka telinganya hampir putus.
Nurbani menuturkan bahwa SY merupakan pemakai barang haram sejak setahun terkahir. Hal itu juga dibenarkan oleh korban yang juga istri SY.
"Dia ini pemakai narkoba bang, tidak habis pikir saya kenapa bisa melakukan hal itu, mungkin lagi sakau kali," tuturnya.
Susi menimpali, "Iya bang, setahun terakhir ini suami saya mengkonsumsi narkoba, padahal tidak kerja apa-apa, nafkah saja tidak diberinya kepada saya," tuturnya.
Sebelum kejadian nahas itu, SY juga pernah mencoba ingin membunuh Susi dengan mencekik lehernya, dan juga pernah menggunakan bererapa pisau untuk mengancam ingin membunuh istrinya.
"Saya pernah mau dibunuhnya juga, leher saya dicekiknya, selain itu dia sering mengancam ingin membunuh saya dengan pisau, jadi pisau itu disembunyikannya, kalau tidak salah ada tiga, sudah dibuang saudara saya," ungkapnya.
Keluarga Susi mengaku saat ini dirawat di RS Antonius dengan biaya sendiri, mereka sangat bersyukur dokter yang merawat Susi dangat baik hati memberikan diskon biaya 50%.
"Kami tidak pakai BPJS, umum kami, syukur dokternya memberikan diskon 50%," katanya.
Nurbani berharap ada pihak yang mau membantu meringankan biaya pengobatan adiknya, sebab mereka kasihan terhadap Susi yang masih mempunyai anak bayi.
"Kalau ada yang mau bantu, terutama pemerintah kami akan terima dengan senang hati, yang kita pikirkan ini bukan hanya perawatan di Rumah Sakit sana, nanti setelah ini bagaimana biaya kehidupan anaknya lagi," pungkasnya.