Buka Rapat Kerja Daerah Program KKBPK Kalbar, Ini Pesan Ria Norsan
Keluarga-keluarga di Kalbar harus dibangun kehidupannya, sesuai dengan hakikat pembangunan
Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
Selanjutnya ia mengatakan angka kematian ibu (AKI) yang masih mengkhawatirkan kita, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, (SDKI-2017) menunjukan bahwa Angka Kematian Ibu melahirkan di Kalimantan Barat, masih 143/100 ribu kelahiran.
Sebab itulah salah satu solusinya agar masyarakat ikut ber-KB, agar tidak terlalu banyak punya anak, terlalu rapat melahirkan dan tidak terlalu muda serta tua melahirkan.
Angka kelahiran di kelompok Remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19 tahun) di Kalbar masih tinggi data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia, (SDK 2017) masih diangka 63/1000 Remaja putri, walaupun sudah dapat kita turunkan dari 104/1000 Remaja Putri.
Sedangkan angka Nasional turun dari 48 (SDKI 2012) menjadi 36 (SDKI 2017). Sebab itu Program Generasi Berencana (GenRe) dengan salam GenRenya harus tetap kita gelorakan.
Dengan salam GenRe yang memuat pesan hindari Perinikahan di Usia Muda, Jangan Melakukan Hubungan suami istri sebelum menikah dan jauhi Narkoba/Napza.
Ia juga mengatakan kebijakan presiden untuk menangani persoalan Stunting pada tahun 2018 secara Nasional, di 1000 desa dari 100 kabupaten yang paling membutuhkan dan di tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Barat sasaran Pro PN Penangan Stunting tersebut ditambah menjadi 2 kabupaten sasaran, yaitu Kabupaten Sambas dan Kabupaten Sintang, sehingga jumlah sasaran Pro PN Penanganan Stunting di Provinsi Kalimantan Barat menjadi 3 kabupaten dengan Kabupaten Ketapang yang sudah dimulai lebih dulu pada tahun 2018.
Sasaran yang dituju terutama adalah khusus kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak 0-23 bulan, disamping memperhatikan remaja dan calon pengantin serta anak balita di atas dua tahun. Memberikan ASI adalah hal yang penting bagi seorang ibu dan bayi.
ASI adalah anugrah, dan merupakan hak bayi, oleh sebab itu saya meminta semua komponen agar jangan letih untuk terus menyosialisasikan pentingnya pemberian ASI. Hal lain yang tidak dapat diabaikan adalah perwatan dan perhatian kita kepada ibu hamil untuk mencegah kasus kematian saat melahiran.
“Pada saat ini telah terbentuk 333 Kampung KB dari 14 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat, dengan dukungan operasional dari DAK Bidang KB mulai dari 85 juta sampai dengan 100 juta per Kampung KB,” ujarnya.
Juga tentu saja dari dukungan APBD II masing-masing Kab/Kota, dan ia meminta agar pengelolaan Kampung KB ini disinergikan dengan Program Desa Mandiri.
Kesuksesan program ini sangat banyak ditentukan oleh keseriusan Bupati/Walikota, OPD/SKPD, Camat dan Kepala Desa untuk memastikan agar program-program tersebut berjalan secara efektif dan efisien.
Tentunya, perlu didukung oleh dunia usaha, akademisi dan organisasi masyarakat sipil, para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, Generasi Berencana (GenRe) dan semua pihak.
Kesuksesan atau kegagalan dari upaya ini, akan menentukan apakah akan memperoleh peluang Bonus Demografi yang sudah di depan mata atau malahan menjadi malapetaka demografi karena berlimpahnya sumber daya manusia yang tidak berkualitas karena ketidak berhasilan membangun keluarga yang berkualitas yang di mulai dari tingkat desa/kelurahan.
Karena itulah, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat secara terus menerus berupaya meningkatkan “Komitmen dalam Program Peningkatan Ketahanan Keluarga” salah satunya melalui Pelaksanaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Kelarga (KKBPK), karena ketahanan keluarga merupakan pondasi kokoh dalam ketahanan bangsa dan negara.
Karenanya kampanye “Keluarga Berkualitas dengan Dua Anak Cukup, atau jumlah anak yang ideal dan Salam GenRe” harus terus digelorakan untuk menuju Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.