Indonesia Lawyers Club

Fakta Terkuak di ILC tvOne Selasa (19/3), KPK Bantah Romahurmuziy Jadi Target Operasi Sebelumnya

Menurut dia, KPK sudah kumpulkan bukti-bukti terhadap dugaan tindakan pidana itu.

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
ISTIMEWA
Juru bicara KPK, Febri Diansyah. 

Fakta Terkuak di ILC tvOne Selasa (19/3), KPK Bantah Romahurmuziy Jadi Target Operasi Sebelumnya

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia, Febri Diansyah membantah informasi bahwa mantan Ketua Umum PPP Romahurmuziy atau Rommy menjadi "TO" atau Target Operasi sebelum Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada Jumat (15/03/2019).

"Tidak ada istilah TO sebenarnya. OTT dilakukan saat proses penyelidikan," ujarnya saat program diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne bertema OTT Romy, Ketua Umum PPP: Pukulan Bagi Kubu 01?", Selasa (19/3/2019) malam.

Menurut dia, KPK sudah kumpulkan bukti-bukti terhadap dugaan tindakan pidana itu. 

KPK sudah menguatkan langkah penyelidikan informasi yang langsung diterima dari masyarakat.

Baca: SEDANG BERLANGSUNG,LIVE ILC tvOne Selasa (19/3) Tema OTT Romy, Ketua Umum PPP: Pukulan Bagi Kubu 01?

Baca: SEDANG BERLANGSUNG, LIVE ILC tvOne Selasa (19/3), Karni Ilyas Akui Sangat Terkejut OTT Jerat Rommy

Baca: SEDANG BERLANGSUNG, LIVE ILC tvOne Selasa (19/3), KPK Akui 60 Persen Pelaku Korupsi Sektor Politik

"Misalnya dapat info suap Kementerian Agama, kami harus telaah dan verifikasi apakah info itu valid atau tidak valid," terangnya.

Febri menimpali dugaan kasus isu jual beli jabatan tidak hanya terjadi di ruang lingkup Kementerian Agama (Kemenag) RI saja. 

Ia mencontohkan kasus di Klaten Jawa Tengah misalnya. Posisi kepala dinas, kepala bagian dan posisi terendah bahkan telah dipatok nilainya.

"Uang-uang itu dikumpulkan di rumah Bupati dalam kardus dan diikat. Dari pejabat A dan B. kalau tidak loyal dipecat," imbuh Febri.

Pihaknya mengakui masih terjadi kelemahan birokrasi di Indonesia. Walaupun, sudah ada seleksi terbuka. 

Baca: SEDANG BERLANGSUNG, LIVE ILC tvOne Selasa (19/3), Jubir KPK Paparkan Secara Runut OTT Rommy

Baca: SEDANG BERLANGSUNG, LIVE ILC tvOne Selasa (19/3), Karni Ilyas Sebut Korupsi Indonesia Stadium 4

Baca: Terungkap di ILC tvOne Selasa (19/3), 60 Persen Pelaku Korupsi dari Sektor Politik

Seperti contoh dalam kasus jual beli jabatan di Kanwil Kemenag Jawa Timur dan Kemenag Kabupaten Gresik. 

Awalnya, nama HRS tidak masuk dalam bursa tiga nama calon Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur yang diusulkan Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK).  

"Ada dugaan upaya memasukan HRS dari 3 nama itu. Kami imbau kepada pihak yang nanti menjadi saksi, datang saat dipanggil dan berikan info secara benar," pintanya. 

Febri menjelaskan pada Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) untuk Rommy, selain pasal suap digunakan juga Pasal 55.

KPK menduga Rommy tidak sendirian dalam kasus ini. Ada pihak lain bersama-sama melakukannya.

"Tentu, pihak lain sudah teridentifikasi. Tapi, karena proses hukum. Nanti, bukti-bukti yang ada akan diuji," kata dia. 

Saat penggeledahan, KPK menemukan dokumen-dokumen signifikan. Semisal dokumen proses seleksi yang nantinya bisa menggambarkan dimana intervensi itu datang.

Pihaknya juga temukan dokumen terhadap sanksi disiplin terhadap HRS yang sudah disita beserta dokumen administrasi lainnya.

"Di kantor Kemenag RI ada sekitar Rp 180 juta dan 30 ribu Dollar AS. Jadi, lebih dari lima ratusan milyar yang kami temukan dan sita dalam penyidikan itu. Bukti ini dari Kemenag, Kantor PPP dan rumah Rommy. Laptop Rommy kami sita terkait dugaan perkara," paparnya. 

"Kami hari ini Selasa (19/03/2019), lakukan penggeledahan di Kanwil Jawa Timur. Kami sita dokumen signifikan itu dan akan kami pelajari lebih lanjut untuk kepentingan penyidikan," timpalnya. 

Disinggung Karni Ilyas terkait Rommy sebagai orang luar yang bisa mengintervensi Kemenag, Febri Diansyah menegaskan pihaknya tidak ingin berkomentar lebih jauh.

"Kalau ini saya jawab. Saya masuk terlalu jauh pada materi perkara. Namun, dalam konstruksi logis itu untuk mendukung prinsip dalam perkara ini," pungkasnya. 

Tema yang diangkat kali ini adalah"OTT Romy, Ketua Umum PPP: Pukulan Bagi Kubu 01?".

ILC dibuka lewat penampilan raja dangdut Indonesia Haji Rhoma Irama yang melantunkan lagu ciptaannya berjudul Indonesia.

ILC edisi kali ini menghadirkan Juru Bicara Tim Kampanye nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Nusron Wahid dan Razman Arif Nasution, Mantan Irjen Kementerian Agama Republik Indonesia  M Yasin, Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz dan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof DR Mahfud MD.

Kemudian, Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah, Mantan Wakil Menkumham RI Prof Deni Indrayana, Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Fadli Zon, Mantan Poltisi PPP Ahmad Yani, Guru Besar UIN Malang Prof Mujiya Rahardjo dan Budayawan Ridwan Saidi.

Dalam diskusi kali ini, Rocky Gerung kembali tidak dihadirkan. 

Topik ini direvisi dari judul sebelumnya

Sebelumnya, Presiden ILC, Karni Ilyas, melalui akun Twitter miliknya @karniilyas, Senin (18/03/2019) sore WIB, mem-posting topik ILC edisi Selasa (18/3/2019).

"Dear Pencinta ILC: diskusi kita Selasa Pkl 20.00 besok berjudul, "OTT Romy, Ketua Umum PPP: Dagang Jabatan di Kementrian Agama?". Selamat menyaksikan. #ILCOTTRomy"  tulis Presiden ILC, Karni Ilyas, di akun Twitter miliknya @karniilyas, Senin (18/03/2019) sore WIB.

Atas revisi itu, pecinta ILC pun berkomentar.

@ilhammtdmtd: Terima kasih tv one atas judul ilc nya, gue mau liat gimana trik tim 01 mengeluarkan jurus ngelesnya.

@ariesjoesatriany_2505: Udah pasti terpukul lah min

@heru.jemomanna: Ni baru stasiun TV pemberani dan pembela kebenaran.....TV ONE

@tanyaojan: Nah jan batele juo bisuak pak @presidenilc

@mreisahaddad: NO ROCKY GERUNG NO PARTY

@wahyu.illahi.399826: Ada roky ngak

@danidanyot_: ILC niat banget fotonya bikkn muntah

@wahyu.illahi.399826: Tampa roky hampa rasanyaa ILC

@daddy_abrisam: judulnya kena revisi

@didirohendy: Semoga kedepannya nggak perlu di revisi lagi

@rz.lev: Nah gini baru judul, musti Netral, kmren pake nomor pas Andy

Baca: Terancam Jiwanya, Wanita Muda Diduga Diperkosa Oknum Kepala Desa di Melawi Minta Bantu Hotman Paris

Baca: NAMA Bayi di Pontianak Gemparkan Dunia Selebritis! Diminta Ganti, Ibu Bayi Balas Salam Akal Sehat

Baca: Terlambat Laporkan Perkawinan, Denda Rp 300 Ribu

Acara yang dipandu Karni Ilyas ini akan membahas kasus soal Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK terhadap Ketua Umum PPP, Romahurmuziy alias Romy.

Dalam ILC, sejumlah narasumber akan membahas kasus Romahurmuziy yang ditangkap KPK karena diduga terkait jual beli jabatan di Kementerian Agama (Kemenag).

Pengisian jabatan itu untuk wilayah pusat dan daerah.

Tak sendirian, Romy ditangkap bersama lima orang lain di depan Hotel Bumi Surabaya, Jumat (15/3/2019) sekitar pukul 08.00 WIB.

KPK menangkap HRS, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur; MFQ, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik; ANY, asisten RMY; AHB, calon anggota DPRD Kabupaten Gresik dari PPP; dan S, sopir MFQ dan AHB.

Dalam operasi itu, KPK juga mengamankan uang tunai senilai Rp 156.758.000.

Menurut Laode M Syarif, Wakil Ketua KPK, Romy diduga menerima suap dari HRS, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur, dan MFQ, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik.

KPK pun telah menetapkan Romy sebagai tersangka korupsi dalam seleksi jabatan di Kemenag.

Penangkapan Romy itu pun dikaitkan dengan kubu 01 dalam hal ini pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin.

Pasalnya, PPP yang diketuai Romy merupakan partai pengusung Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019.

Ditambah, Romi juga menjadi anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf di Pilpres 2019.

Capres petahana, Jokowi pun mengaku sedih dengan penangkapan dan kasus yang menjerat koleganya tersebut.

"Apa pun, Romy adalah kawan kami. Sudah lama dan ikut dalam Koalisi Indonesia Kerja. Kami sangat sedih dan prihatin," kata Jokowi di Medan, Sabtu (16/3/2019).

Kendati demikian, Jokowi tetap menghormati langkah KPK yang menahan Romy dan menetapkannya sebagai tersangka.

Selain itu, Jokowi meyakini elektabilitasnya bersama Ma'ruf Amin tak akan berpengaruh dengan kasus yang menjerat Romy.

"Tidak memengaruhi elektabilitas. Tetap solid dan semua tetap bekerja. Pekerjaan-pekerjaan politik terus dilakukan," kata Jokowi, dikutip dari Kompas.com.

Jokowi juga memastikan, penangkapan Romahurmuziy tak mempengaruhinya soliditas Koalisi Indonesia Kerja.

Ia meyakini seluruh parpol anggota koalisi, termasuk PPP, akan tetap solid memenangkannya bersama Ma'ruf Amin.

Hal senada juga disampaikan Musyaffa Noer, Ketua DPW PPP Jatim.

"Adanya peristiwa ini sebagaimana yang kita dengar harapan Kami tidak akan berpengaruh pada elektabilitas kepada 01," katanya, Jumat (15/3/2019).

Ia berharap penangkapan Romy saat berkunjung di Surabaya tidak akan mengganggu proses konsolidasi pemenangan kubu yang diusungnya.

Demikian juga, ia berharap insiden penangkapan tersebut tidak akan berpengaruh pula pada suksesi pemenangan parpol PPP dalam kontestasi Pileg 17 April 2019 mendatang.

"Termasuk tidak berpengaruh dengan jumlah suara PPP," lanjutnya.

Ia yakin kekhawatiran semacam itu tidak akan terjadi, lanjut Musyaffa, lantaran masyarakat Indonesia lebih melihat pasar sosok personal diri Romy ketimbang pada institusi parpolnya.

"Iya karena masyarakat saat ini lebih melihat pada pribadinya dari pada institusi," katanya, dikutip dari Surya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved