Tim Arkeolog Temukan 'Ramuan Keabadian' Berusia 2000 Tahun di Kuburan China Kuno
Selain pot berisi cairan, mereka juga menemukan beberapa pot tanah liat yang dicat, artefak peruggu, dan lampu hias berbentuk angsa.
Tim Arkeolog Temukan 'Ramuan Keabadian' Berusia 2000 Tahun di Kuburan China Kuno
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Baru-baru ini, tim arkeolog menemukan sebuah pot perunggu dengan cairan kuning berusia 2.000 tahun saat menelusuri kuburan China kuno.
Para ahli yakin, cairan itu dipercaya sebagai ramuan keabadian pada masanya.
Xinhua melaporkan, tim arkeolog China menemukan pot perunggu itu di Provinsi Henan, China Tengah.
Tepatnya di situs arkeologi yang ada di dekat kota Luoyang.
Baca: Menang Telak Astas PSPI, Porti Raih Tiket Semifinal Sebagai Juara Grup B
Baca: Jasad Bayi Berumur 5 Hari Ditemukan Mengapung di Kali, Diduga Hasil Hubungan Gelap
Baca: Haryanto: Kasus Dugaan Money Politik Pilkades Sungai Mayam Sudah Masuk Tahap Penyidikan
Selain pot berisi cairan, mereka juga menemukan beberapa pot tanah liat yang dicat, artefak peruggu, dan lampu hias berbentuk angsa.
Saat pot perunggu pertama kali digali pada Oktober 2018, para ahli berasumsi cairan itu adalah minuman beralkohol karena memiliki aroma anggur.
Namun pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa cairan sekitar 3,5 liter itu terbuat dari kalium nitrat dan alunite.
Dua unsur kimia yang tercantum dalam resep ramuan keabadian yang ditulis dengan teks Tao kuno.
Baca: WNA Punya E-KTP, Ini Penjelasan Kadisdukcapil Kalbar
Baca: Jelang Laga Piala Presiden, PSIS Semarang Datangkan Eks Gelandang Timnas Korea Selatan
Baca: Lantik 289 ASN Pemkot Singkawang, Ini Harapan Wali Kota Tjhai Chui Mie
"Untuk pertama kalinya mitos ramuan keabadian benar-benar ditemukan di China," kata Shi Jiazhen, kepala Institut Relik Budaya dan Arkeologi di Luoyang kepada Xinhua.
"Cairan itu menjadi petunjuk berharga atas pemikiran orang China kuno agar bisa mencapai keabadian. Makam itu memiliki banyak hal yang bisa mengantarkan kita ke kehidupan bangsawan Han Barat serta ritual pemakaman dan kebiasaan masa itu,” imbuhnya.
Tentu saja cairan itu tidak berhasil memberi keabadian seperti yang diinginkan masyarakat pada masa itu.
Melansir IFL Science, Selasa (5/3/2019), kalium nitrat adalah garam ionik yang digunakan untuk pupuk, kembang api, dan pemrosesan daging.
Bahan kimia ini dapat menjadi racun bila dipakai dalam konsentrasi tinggi.
Sementara Alunite digunakan untuk memproduksi tawas dalam proses industri dan teknik persiapan makanan.