Mafindo-Polda Kalbar Kenalkan Hoaks, Edho Sebut Isu Tren Polarisasi Etnis Berkembang Saat Ini

Ahok menjadi Presiden dan wakilnya adalah Harry Tanoe. Itu menyudutkan etnis tertentu yakni saudara-saudara kita Etnis Tionghoa

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ RIZKY PRABOWO RAHINO
Foto bersama jajaran Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), sejumlah jajaran  Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Barat, jajaran Polres 14 kabupaten/kota dan para peserta lainnya usai  Focus Group Discussion (FGD) bijak bermedia sosial wujudkan Pemilu damai tahun 2019 tanpa hoax dan ujaran kebencian di Hotel Golden Tulip, Jalan Teuku Umar Nomor 39, Kelurahan Darat Sekip, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak, Minggu (24/2/2019) pukul 16:35 WIB.  

"Karena selama ini masyarakat lebih mempercayai media sosial ketimbang Informasi dari media terverifikasi. Contoh isu gempuran TKA cina yang berada di beberapa daerah termasuk Kalbar. Itu dipelintir. Itu yang coba dipolarisasi untuk menyudutkan sesuatu pihak," paparnya. 

Edho menambahkan saat ini isu politik dan ekonomi menjadi isu paling laku yang digunakan oleh para pembuat dan penyebar hoaks. Tren isu politik itu bahkan dibungkus dengan isu agama. Namun, berdasarkan kacamata Mafindo Kalbar, isu politisasi agama saat ini sudah mulai berkurang.

"Karena pasangan Calon Presiden nomor urut 01 sudah menggunakan ulama. Paslon 02 juga didukung ulama. Akhirnya pembuat hoaks berpikir bagaimana untuk mulai membuat hoaks dari isu etnis kita. Dan itu yang terjadi saat ini. Polarisasi etnis," imbuhnya.

"Masyarakat harus cerna betul-betul ini yang diterima. Tidak hanya judul saja. Tapi isi beritanya juga. Kalau tidak nyambung, bandingkan dengan media online lain atau informasi lain. Jangan sekali-kali ambil dari media sosial. Kami prediksi nuansa polarisasi seperti ini akan berkembang sampai Pilpres selesai," tukasnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved