Perahu Karam

BREAKING NEWS - Perahu Karam di Riam Panjang, Satu Orang Dilaporkan Hilang

Satu warga dinyatakan hilang lantaran perahunya karam di sungai yang berada di Dusun Riam Panjang, Desa Mungguk

Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Madrosid
Shutterstock
Ilustrasi kapal motor tenggelam. Kapal Motor Bawa 24 Penumpang di Kapuas Hulu Karam, 12 Penumpang Hilang 

BREAKING NEWS: Perahu Karam, Satu Warga di Ngabang Dinyatakan Hilang

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Satu warga dinyatakan hilang lantaran perahunya karam di sungai yang berada di Dusun Riam Panjang, Desa Mungguk, Kecamatan Ngabang pada Jumat (22/2/2019) dini hari.

"Iya ada yang tenggelam di Dusun Riam Panjang, informasi yang kami dapat, kejadian tenggelamnya terjadi sekitar pukul 03.00 WIB," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Landak Banda Kolaga.

Baca: Bakal Lakoni Duel Perbaikan Peringkat, Daud Yordan: Sunardi Is Back

Baca: Nikmati Aneka Menu Warung Makan Vegetarian Diet Sehat Singkawang

Baca: Bea Cukai Bekerjasama Dengan Peruri Desain Pita Tahun 2019

Dijelaskan Banda, untuk identitas korban adalah Marman berusia 40 tahun.

"Jadi perahu yang ditumpangi oleh korban ini terbalik dan karam, sehingga korban ikut tenggelam," terang Banda.

Diakuinya, saat ini tim BPBD Landak sudah menuju ke Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Kita akan melakukan pencarian kepada korban pada siang ini," ungkapnya.

12 Nyawa Hilang di Sungai Kapuas

Kantor Pencarian dan Pertolongan Pontianak memimpin tim gabungan dalam evakuasi 12 jasad korban tenggelamnya kapal motor penyeberangan di perairan Sungai Kapuas, Desa Nanga Seberuang, Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu.

Evakuasi dimulai sejak Minggu (20/1/2019) hingga Selasa (22/1/2019).

Secara total, ada 13 jenazah yang berhasil dievakuasi dari dalam sungai.

Sebelumnya pada Sabtu (19/1/2019) usai kejadian tim sudah menemukan jasad Naila.

Pada pencarian Senin (21/1/2019), ditemukan delapan korban yakni Veronika Nata (33), Julio (6 bulan), dan Alfonsia Halina (41).

Kemudian Aprilius Kansius Lele (7), Stevanus, Corolus HN Suri (34), Vincencius Balu (36) dan Asterius Marianus Lele (30).

Sedangkan pada hari terakhir yakni Selasa (22/1/2019), tim berhasil menemukan empat jasad dari Sungai Kapuas yakni Marianus Bosko Titus Farera (33), Maria Dolorosa (33), Yohana Bhoki (28) dan Emanuel Tuga (24).

Baca: Terkait Pencarian Korban Tenggelam di Kapuas Hulu, Ini Pernyataan Hery Marantika

Baca: Hingga Kini Polisi Belum Beberkan Status Pelaku Pengeroyokan Dua Tahanan di Mapolsek Empanang

Kepala Kantor SAR Pontianak Hery Marantika ikut andil dalam pencarian korban tenggelam ini.

Seperti apa proses pencarian para korban.

Berikut hasil wawancara reporter Tribunpontianak.co.id dengan Hery Marantika:

1. Apa tugas Kantor SAR Pontianak dalam hal pencarian dan penyelamatan korban bencana di Kalbar?

Hery: Kantor pencarian dan Pertolongan Pontianak adalah perpanjangan tangan badan Nasional (Basarnas) pusat.

Tugas pokok kita mencari menolong, dan mengevakuasi jiwa yang terancam.

2. Terkait kejadian di perairan Sungai Kapuas, Desa Nanga Seberuang, Kecamatan Semitau, Kabupaten Kapuas Hulu kemarin, apa saja langkah yang diambil Kantor SAR Pontianak?

Hery: Prosedurnya kita terima dari unsur potensi kita, seperti TNI polri, Pemda masyarakat, pihak keluarga dalam Tempo 15 menit setelah terima informasi harus melakukan aksi.

Artinya mengecek informasi, mulai perencanaan operasi SAR nya hingga melakukan operasi.

3. Kesulitan seperti apa yang dialami saat proses pencarian korban?

Hery:  Tentunya kondisi cuaca, terkadang saat tim akan melakukan operasi dilanda hujan deras.

Kemudian akses ke lokasi, betapa susahnya kami memobile peralatan karena tanah merah ditambah hujan, sampai di lokasi arus sungai Kapuas sangat deras.

Inilah tiga tantangan tersendiri tim SAR.

4. Berapa hari pencarian yang diperlukan?

Hery: Dua hari sudah berhasil kita evakuasi, 24 korban.

Pada hari pertama sebelas dinyatakan ditemukan selamat, satu meningal.

Sebanyak 12 orang yang hilang dalam dua hari dan ditemukan, dengan kondisi meninggal dunia.

5. Seperti apa koordinasi jajaran SAR Pontianak dan tim lainnya di lapangan?

Hery: Tentunya di lapangan harapan kami mereka sudah memahami kami bekerja sesuai UU, mengendalikan mengkoordinir operasi pertolongan.

Di lapangan kita membentuk operasi organisasi SAR dan Basarnas sebagai leading sektor dibantu unsur potensi SAR, maka terjadi kolaborasi antar instansi.

Kita tidak bisa bekerja sendiri maka mengutamakan jaringan koordinasi dan komunikasi unsur terdekat kita.

Semakin cepat koordinasi maka bisa segera aksi, sehingga semakin cepat respon time mengurangi jumlah korban, koordinasi yang penting baru menurunkan personil untuk operasi.

6. Bicara SDM dan peralatan, sudah menunjangkah? Khususnya saat peristiwa kemarin?

Hery: Bercermin kejadian kemarin peralatan kami nilai cukup menghandle kegiatan tersebut.

Namun SDA dari dulu kita berusaha mengajukan tambahan personil, namun kami instansi pemerintah sehingga harus menyesuaikan untuk rekruitmen.

Jelas kami masih sangat kurang, kita kebutuhan melihat luas wilayah kantor SAR Pontianak mencakup semua kabupaten belum termasuk perairan lautnya, kurang lebih berkisar 500-800 orang namun kami memliki 80 itupun termasuk administrasi.

Baca: UPDATE Korban Kesetrum Kawat Layangan: 1 Meninggal Dunia 3 Pingsan, Ini Kronologi & Identitasnya

Baca: Hari Terakhir Pencarian, 4 Korban Kapal Tenggelam Ditemukan Meninggal Dunia, Total Sudah 12 Orang

7. Apa tanggapan anda terkait peristiwa kemarin? Layak kah kapal tersebut mengangkut warga?

Hery: Menurut informasi kepolisian indikasinya kelebihan muatan, jadi maksimal kapal misalnya hanya 9 orang namun dimuatkan 24 orang termasuk kendaraan bermotor.

Paradigma masyarakat kita membenarkan yang biasa tapi belum pernah berani membalik, membiaskan yang benar.

8. Catatan apa yang bisa anda berikan kepada pemerintah daerah se-Kalbar untuk mencegah kecelakaan angkutan sungai dan danau?

Hery: Ini juga cacatan untuk kami juga artinya mencermati kejadian kemarin pentingnya sinergitas pemerintah dengan instansi terkait BMKG, TNI polri, Basarnas, mengedukasi masyarakat agar paradigma membenarkan kebiasaan yang belum tentu benar tapi membiasakan yang benar.

Artinya pemerintah punya struktur organisasi tersendiri yang bisa membantu sosialisasikan hal tersebut. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved