Milad HMI Ke-72, Tio: Bekerja Demi Umat, Mengabdi Untuk Bangsa
Dalam memperingati milad HMI yang ke-72 sejak kelahirannya tanggal 5 Februari 1947 yang diprakarsai oleh Prof. Lafran Pane.
Milad HMI Ke-72, Tio: Bekerja Demi Umat, Mengabdi Untuk Bangsa
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH – Dalam memperingati milad HMI yang ke-72 sejak kelahirannya tanggal 5 Februari 1947 yang diprakarsai oleh Prof. Lafran Pane.
Angka 72 tentu bukanlah angka yang kecil, artinya fluktuasi dinamika hingga puluhan tahun menjadi pengalaman tersendiri dalam keeksistensiannya menghadapi lika-liku perjalanan organisasi ini.
Semakin tua usia suatu organisasi semakin matang dan mantap pula kesiapan untuk menghadapi tantangan dan problematika yang semakin kompleks dewasa ini.
Baca: Polsek Pontianak Kota Amankan Perayaan Imlek 2570
Baca: Sebelum Maret, Rusli Sebut Akan Cek Perlengkapan Keselamatan Transportasi Air
Baca: PENGAKUAN Tersangka Pemalsuan Uang di Sandai Ketapang
Bidang pengembangan profesi BADKO HMI Kalbar, Tio Rizki Kurniawan mengatakan, terasa sangatlah kurang rasanya jika momen ini hanyalah digunakan sebagai formalitas kegiatan dan seremonial belaka.
Menurut Tio, milad ini haruslah menjadi momentum sakral, yakni sebagai momentum untuk refleksi bersama, berfikir sejenak memahami realitas faktual yang hinggap di tubuh HMI saat ini dengan tetap berekspektasi adanya kebangkitan dan perubahan signifikan dari organisasi ini.
"Refleksi ini adalah manifestasi rasa cinta kasih kepada organisasi yang turut andil dalam perjalanan hidupku yang kebetulan masih aktif menempa diri di HMI sebagai sikap optimis untuk turut menuangkan gagasan dalam membenahi organisasi ini secara bersama-sama," ujar Tio berdasarkan rilis yang diterima Tribun, Selasa (5/2/2019).
Refleksi ini haruslah dijadikan sebagai road map untuk menenggelamkan dan mengubur segala bentuk keterbelakangan dan kemunduran HMI yang hinggap saat ini menuju kemajuan dan kejayaan dalam menyongsong kehidupan yang lebih beradab dan bernilai.
Dalam konteks kehidupan yang bernilai, Tio melakukan pemilahan menjadi dua Pertama, bernilai secara internal, yakni dinamika di dalam tubuh HMI haruslah menjadi piranti perkaderan, menjadi instrumen kesadaran bagi setiap anggota untuk menempa diri, menjaga idepedensi sehingga membentuk karakter dan mentalitas kepribadian yang tangguh.
Baca: Dewan Harap Pemkab Sintang Bisa Tegas Tindaklanjuti Putusan Bawaslu
Baca: Ernawati: Tidak Terurus, Bendungan Merowi Mulai Usang
Baca: Sosialisasi MRSF, Eko: Siswa-siswi Jadi Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas
Berani mengeksploitir diri untuk kebaikan pribadi dan anggota lainnya. Dan berhenti mengeksploitir diri karena penghambaan terhadap sesuatu yang nilainya lebih rendah, yakni karena pamrih dan menghilangkan unsur keikhlasan. Keikhlasan menjadi sarana untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, sebelum yakin usaha sampai untuk mewujudkan kemajuan dalam segala bidang, modal awal kader HMI dalam mengarungi segala bahtera dinamika dalam ber-HMI adalah bersyukur dan ikhlas di dalam berorganisasi.
"Sebagaimana bait awal yang ada di dalam lirik lagu Hymne HMI, Bersyukur dan Ikhlas, Himpunan Mahasiswa Islam, dan seterusnya," kata tio.
Kedua, bernilai secara eksternal. Nilai ini merupakan kaidah yang tidak hanya menuntut kader HMI untuk mengabdikan diri kepada masyarakat yang lebih luas.
Tetapi juga karena ini memanglah sudah menjadi kewajiban bagi kader HMI untuk menyebarkan dan memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan di dalam sendi-sendi kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.
Inilah cita-cita kader HMI untuk menjadi kader umat dan kader bangsa.