22 Pelajar Terjaring Razia, Bolos Saat Jam Pelajaran
Para pelajar hanya bisa tertunduk malu sambil menunggu orangtua mereka serta guru menjemput di Kantor Satpol-PP
Penulis: Syahroni | Editor: Tri Pandito Wibowo
22 Pelajar SMK/SMK Terjaring Razia, Bolos Saat Jam Pelajaran
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sebanyak 22 pelajar dari sembilan sekolah terjaring razia karena bolos saat jam pelajaran sekolah. Dari 22 orang tersebut, terdapat 16 laki-laki dan enam orang perempuan.
Tak hanya dari pelajar Pontianak, terdapat pula pelajar Kubu Raya yang terjaring razia di Warkop Jalan Setia Budi, Kamis (31/1/2019).
Kabid Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pontianak, Nazarudin menegaskan mereka para pelajar bolos disaat jam belajar.
Para pelajar hanya bisa tertunduk malu sambil menunggu orangtua mereka serta guru menjemput di Kantor Satpol-PP.
"Jadi kami melakukan patroli rutin dan mendapatkan laporan masyarakat bahwa ada anak sekolah menggunakan seragam sekolah nongkrong di Warkop," ucap Nazarudin saat diwawancarai menjelaskan kronologi awal diamankannya 22 pelajar tersebut.
Mendapatkan laporan dari masyarakat, pihak Satpol PP dan dibackup oleh Kepolisian langsung bergerak menyisir lokasi dan ditemukan para pelajar tengah asik santai. Bahkan beberapa pelajar saati digrebek diketemukan tengah merokok.
Selain itu, sebagian pelajar saat didatangi tim razia juga menyembunyikan dirinya dalam kamar kecil atau WC agar tak ketahuan petugas.
Dua Warkop yang yang kedapatan para pelajar bolos sekolah adalah Warkop Waka-waka dan Warung Kopi Tiam, Jalan Setia Budi.
"Saat disisir lokasi kita temukan 22 pelajar, mereka ini bolos saat jam sekolah bukan masuk sore, tapi memang lari dari pelajarn sekolah,"tambah Nazarudin.
Para pelajar yang kedapatan bolos tersebut berasal 11 sekolah, baik SMA maupun SMK. Nazarudin menegaskan sebetulnya mereka berada dibawah pembinaan provinsi, karena kewenangan SMA-SMK berada di pihak pemerintah provinsi.
Mereka yang bolos, menurutnya ada yang sudah saling kenal dan adapula uang baru pertama kali karena ikut temannya.
"Mereka kami tanya ada yang sudah kenal dan janjian bolos dan ada pula yang baru pertama kali larena diajak temannya,"ucap Nazarudin.
Satpol PP Kota Pontianak melakukan razia, diklaimnya lantanran untuk kebaikan, karena seumuran mereka sangat rentan terpengaruhi.
"Kita takut trafficking , narkoba dan negatif lainnya yang dapat menjerumuskan mereka. Kita kasihan sama mereka, orangtua dirumah bekerja mencari uang tapi mereka malah bolos dan ada diwarung kopi," tegasnya.
Adanya peristiwa ini, ia meminta pihak sekolah mengawasi dan mempunyai aturan yang tegas terhadap para muridnya. Terjaringnya para pelajar yang bolos bukan sekali ini saja, sudah sering pelajar diamankan karena bolos.
Orangtua dan guru harus datang langsung ke Kantor Satpol PP sebagai syarat melepaskan para pelajar. Orangtua menurut Nazarudin harus membawa e-KTP dan Kartu Keluarga.
"Mereka kami berikan pembinaan dan otangtua serta sekolah harus hadir di Kantor Satpol PP sambil membawa KK dan E-KTP," jelasnya.
Baca: Anak Dirazia Satpol PP, Orangtua Berterimakasih
Baca: Inilah Nama-nama Sekolah Asal Pelajar yang Terjaring Razia, Banyak dari Sekolah Negeri
Baca: 22 Pelajar SMK-SMA Kota Pontianak Terjaring Razia Bolos Sekolah, Ini Orangnya
Sementara untuk warung kopi, dimintanya tak menerima para pelajar yang tengah menggunakan pakai sekolah, khususnya disaat jam pelajaran berlangsung.
"Untuk warung kopi dan warnet saat jam sekolah tidak boleh menerima anak berseragam, kita sudah ada Perwa" katanya.
Pihaknya pun akan meberikan sanksi pada pemilik Warkop dimana terdapat 22 pelajar yang membolos. Akan koordinasi bersama Kasatpol PP apa sanksi yang diberikan pada pemilik Warkop.
P to P.
* Sebanyak 22 pelajar terjaring razia.
* 16 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.
* Berikut rincian sekolah asal para pelajar yang terjaring razia.
SMKN 7 Pontianak 3 orang.
SMKN 5 Pontianak 3 orang.
Madrasah Aliyah Negeri 2 Pontianak 1 orang.
SMK PGRI Pontianak, 1 orang.
SMKN 9 Pontianak, 1 orang.
SMA Bina Utama Pontianak, 3 orang.
SMA Haruniyah Pontianak, 4 orang.
SMA Santun Untan, 2 orang.
SMKN 3 Pontianak, 1 orang.
SMAN 1 Sungai Raya, Kubu Raya, 1 orang.
SMK Mandiri Pontianak, 2 orang.