Jadikan Mahasiswa Cerdas Memilih, Dengan Selektif Cerna Informasi
Karena inilah, dibentuk Indonesia Bersuara, karena kalau ingin merubah peradaban, bukan hanya tulis
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Tri Pandito Wibowo
Kalau memotret Indonesia, kata Masken, ada di kita semua, 30 persen pemilih muda yang bisa disebut kaum millenial, tetapi millenial bukan hanya gadget namun pola pikir.
Diterangkannya,ciri pemilih millenial cerdas dapat mencari informasi dan memverifikasi agar informasi yang didapat benar-benar.
Karena jika tidak mampu memanfaatkan teknologi, berarti bukan kaum millenial. Selain itu, kaum millenial mesti mengetahui regulasi, terlebih track record maupun rekam jejak dari calon pemimpin.
"Yang paling penting dipemilu menggunakan akal sehat dalam menentukan pilihan," kata Masken.
Dikatakannya pula politisi 2014-2019 ada perbedaan, kalau dulu hanya berdialog dan meyakinkan masyarakat, sedangkan sekarang ditambah dengan penggunaan medsos untuk berkomunikasi dan menakar keinginan masyarakat.
"Cek dan ricek terkait pemberitaan menjadi penting, menerima broadcost mesti dibaca berulang-ulang, kemudian dicek dengan menggunakan data dan fakta, karena jika tidak menggunakan itu, maka hoax akan merajalela," pesannya.
Ditempat yang sama, politisi muda Kalbar, M Sab'in menerangkan agar demokrasi menjadi sehat tentunya nfrastruktur mesti disiapkan, satu diantaranya ialah pemilih cerdas.
Polisi dan mantan aktivis seperti dirinya, kata dia, satu diantara tugas yang mesti dilakukan ialah memberikan pendidikan politik. Hal ini guna mengantisipasi persoalan propoganda, sara, hoax mengancam proses demokrasi.
"Pemilu 2019 perlu saya ingatkan, bahwa bukan segala-galanya, namun keutuhan NKRI menjadi tanggung jawab bersama," katanya.
"Kita harus sepakat, memilih pemimpin dengan program, mampu mempresentasikan program dan mengimplementasikannya," timpalnya.
Ia pun berharap tokoh intelektual menjadi kekuatan untuk membangun kesadaran politik yang sehat dan beradab.
"NKRI mesti kita jaga, bahwa operasi pemilu dan demokrasi ada komponen lain yang coba mainkan, dan kita mesti sadar itu, belajar intelejen dan kontra intelejen penting," tutupnya.
Yuk follow instagram Tribun Pontianak