Jadikan Mahasiswa Cerdas Memilih, Dengan Selektif Cerna Informasi

Karena inilah, dibentuk Indonesia Bersuara, karena kalau ingin merubah peradaban, bukan hanya tulis

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ridho Panji Pradana
Suasana diskusi Indonesia bersuara mengangkat tema cerdas memilih pemimpin menuju pemilu 2019 tanpa propaganda, SARA dan hoax di Whatsapp Cafe, Jalan Zainuddin Pontianak, Rabu (30/01/2019) . 

Jadikan Mahasiswa Cerdas Memilih, Dengan Selektif Cerna Informasi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Indonesia Bersuara menggelar diskusi yang menghadirkan beberapa tokoh baik tokoh masyarakat maupun politik yang mengangkat tema cerdas memilih pemimpin menuju pemilu 2019 tanpa propaganda, SARA dan hoax di Whatsapp Cafe, Jalan Zainuddin Pontianak, Rabu (30/01/2019).

Dewan Pembina Indonesia Bersuara, M Yusuf menerangkan mahasiswa menjadi penting untuk cerdas memilih pemimpin.

Hal ini lantaran mahasiswa bagian elit dari masyarakat, karena dari jutaan penduduk tidak banyak yang menjadi mahasiswa, kemudian dari mahasiswa tidak banyak juga yang menjadi aktivis. Terlebih mahasiswa juga merupakan agen of change.

"Karena inilah, dibentuk Indonesia Bersuara, karena kalau ingin merubah peradaban, bukan hanya tulis namun disuarakan," tuturnya.

Baca: Cegah Karhutla, Pemkot Pontianak Gelar Rapar Koordinasi dengan Polresta dan Kodim 1207/BS

Baca: Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Kabar Duka Datang dari Rocky Gerung saat Jadi Narasumber ILC TVOne

Baca: Aksi Penggalangan Dana Dibubarkan Satpol PP, PMII Layangkan Surat Audiensi ke Dinsos Kota Pontianak

Baca: Aksi Penggalangan Dana Dibubarkan Satpol PP, PMII Layangkan Surat Audiensi ke Dinsos Kota Pontianak

Sementara itu, Ketua IKBM Kalbar, Sukiryanto, mengajak mahasiswa maupun generasi millenial yang hadir untuk cerdas memilih pemimpin.

"Tentu kita akan bedakan mana yang pantas yang kita pilih dan mana yang tidak pantas. Kita harus cerdas paling tidak mengetahui visi dan misi dari calon pemimpin, seperti Capres-Cawapres. Begitu juga dengan DPD RI, yang saat ini menurut UU tidak beraviliasi dengan parpol dan fokus untuk memperjuangkan hak rakyat," kata Sukir.

Lebih lanjut, ia juga mengimbau agar mahasiswa kritis dan suaranya tidak mudah dibeli pada pemilu 2019.

"Jangan memilih orang yang tidak kita kenal, dan karena uang, serta jangan memilih orang tidak bisa bekerja. Karena jika kita dibayar, maka yang dipilih tidak akan kembali ke rakyat karena suara sudah dibeli," katanya.

Sebagai Ketua IKBM, pria yang juga pimpinan DPP REI ini menerangkan pihaknya terus rutin menjaga silaturahim antar paguyuban agar Kalbar terus aman dan damai.

"Di Kalbar ada 17 paguyuban, kami selalu menggelar coffe morning kedepan bagaimana politik dan silaturahmi. Hal ini dilakukan agar Kalbar aman, dan bersatu yang membahas kedamaian dan keamanan di Kalbar," terangnya.

Lebih lanjut, Wakil Ketua PWNU Kalbar ini juga berharap agar generasi millenial dapat mengenali calon yang akan memimpin.

"Kenali pemilih sebelum memilih, kenali pendukung sebelum mendukung, mesti diteliti dan dipahami agar memilih dengan kategori yang cerdas," tuturnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kalbar, Maskendari menerangkan jika diskusi yang digelar ini merupakan sumbangan yang berharga untuk proses demokrasi.

Iarena dengan diskusi ini, lanjutnya, membawa ke alam gagasan agar hoax dapat ditanggulangi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved