Pengakuan Hingga Air Mata Ketakutan Bocah SD Korban Penganiayaan Ibu Kandung di Sambas

NN mengatakan oleh karena itulah ia dipukul oleh ibunya menggunakan Gagang Cangkul kecil di bagian wajahnya..

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ M WAWAN GUNAWAN
NN (11) saat berada di kantor Desa Tempatan, Kecamatan Sebawi untuk didengarkan keterangannya oleh pihak Kantor Desa, Kecamatan, dan juga Kepolisian Sektor (Polsek) Sambas, Selasa (29/1/2019). 

Pengakuan Hingga Air Mata Ketakutan Bocah SD Korban Penganiayaan Ibu Kandung di Sambas

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS,- NN (11) siswi kelas 3 SD, di Desa Tempatan, Kecamatan Sebawi sekitar seminggu lalu baru saja menjadi korban pemukulan oleh ibu kandungnya sendiri.

Saat berada di Kantor Desa Tempatan NN mengatakan, kejadian itu sekitar 18 Januari lalu.

Menurutnya, pada saat itu ia dituduh melakukan pencurian uang ibunya sebesar 200 ribu.

Namun ia tidak mengaku bukan dirinya yang mencuri uang ibunya tersebut.

Baca: Viral Anak Dipukul Pakai Gagang Cangkul oleh Ibunya, Ini Hasil Penelusuran Polisi

Baca: KPPAD Dampingi Pelaku Pembunuhan Pengusaha Keripik di Mempawah

Baca: Terkait Pemukulan Anak Kandung dengan Gagang Cangkul, Ini Kesaksian Tetangga dan Keluarga Korban

"Penyebabnya saye dibilang mencuri uang mama 200 ribu, tapi itu bukan saye yang melakukan," ujarnya, Selasa (29/1/2019).

NN mengatakan oleh karena itulah ia dipukul oleh ibunya menggunakan gagang cangkul kecil di bagian wajahnya.

Malang bagi NN, setalah kasus pemukulan tersebut ia dilarang oleh ibunya bersekolah dan diminta untuk membantu ibunya di kebun.

"Sekarang setelah di marah mama ndak masuk sekolah lagi. Dilarang, suruh ikut kerja (Tani)," jelasnya.

Tidak hanya sampai disitu, NN juga menceritakan bahwa itu bukan pemukulan atau kekerasan yang pertama kali dilakukan oleh ibunya pada NN.

Menurut NN, sebelumnya NN juga pernah disayat dengan pisau di lengan tangannya.

"Udah pernah beberapa kali di marah mama, dulu pernah di iris pakai lading (Pisau), tapi udah lama," tutupnya.

Dalam kesempatan itu, NN sempat beberapa kali meneteskan air mata.

Dari pantauan Tribun dilapangan, air mata yang diteteskan oleh NN adalah air mata ketakutan lantaran takut kembali di marah oleh ibundanya. 

Baca: Novi Perwakilan Kalbar Pukau Panggung Liga Dangdut Indonesia 2019, Rebut 5 Lampu Biru Dari Juri!

Baca: ILC TVOne Berlangsung Ustadz Baasyir: Bebaaas . .Tidaak! Ada Mahfud MD, Kapolri dan Rocky Gerung

 

Viral di Medsos

Kepolisian Sektor (Kapolsek) Sambas Kompol Sunarno bergerak cepat menanggapi berita viral di Media Sosial Facebook, Selasa (29/1/2019).

Sebagaimana diketahui, sebelumnya beredar kabar di media sosial bahwa telah terjadi tindakan kekerasan terhadap anak di Dusun Tempukung, Desa Tempatan, Kecamatan Sebawi.

Dari kabar tersebut, mengatakan bahwa telah terjadi pemukulan terhadap anak di bawah umur menggunakan gagang cangkul yang dilakukan oleh ibunya.

Untuk itu, Kapolsek Sambas Kompol Sunarno turun lansung untuk mengecek kebenaran berita tersebut.

Dari hasil yang didapatkan di lapangan, Kapolsek Sambas membenarkan bahwa telah terjadi kejadian tersebut.

"Setelah kita cek di TKP memang benar adanya, kejadiannya kurang lebih satu Minggu yang lalu," ujarnya.

Untuk itu, ia katakan akan dimintai keterangan dan pemeriksaan serta mengamankan barang bukti di TKP. 

Baca: Swiss Belinn Hotel Singkawang Kini Miliki 217 Kamar

Baca: 4 Cara Cegah Rumah Menjadi Sarang Nyamuk

Baca: Demi Padamkan Api, Kaki Apo Terkena Pecahan Kaca

Kesaksian Tetangga dan Keluarga Korban

Tetangga Korban Pemukulan dengan menggunakan Gagang Cangkul oleh ibu kandungnya yang juga adik ipar dari ibu Korban Pemukulan Jasimah mengatakan, Ibu dari NN (11) itu dalam beberapa waktu terakhir memang dikenal tertutup.

Menurutnya, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir R (42) yang juga pelaku pemukulan terhadap NN memang jarang berkomunikasi dengan tetangganya.

"Ibu korban dalam beberapa waktu terakhir di kenal tertutup, dan jarang berkomunikasi dengan tetangga," ujarnya, Selasa (29/1/2019).

Saat di konfirmasi apakah benar kejadian Pemukulan itu bukanlah yang pertama di lakukan oleh R kepada anaknya. Tetangganya itu membenarkan, memang sebelumnya juga pernah terjadi.

Namun tetangga dan orang sekitar takut untuk menegurnya. Lantaran ia akan marah jika di tegur oleh tetangganya.

"Kami juga takut mau menegurnya, karena dia sensitif saat dirinya di tegur oleh Tatangganya," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengutarakan bahwa anak-anak R juga dikenal sebagai anak rumahan.

Hal itu karena mereka takut untuk meninggalkan rumahnya, karena di larang oleh sang ibu. Namun jika pada saat ibunya tidak berada dirumah barulah NN dan adiknya berani bermain bersama dengan teman-temannya, ataupun datang kerumahnya Jasimah.

"Kalau ibunya ndak ada dirumah baru ia main kesini. Kalau ada ibunya dia takut untuk keluar rumah," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved