Pembunuhan Pengusaha Keripik Pisang
KPPAD Dampingi Pelaku Pembunuhan Pengusaha Keripik di Mempawah
Komisioner KPPAD Kalbar menuturkan AP menceritakan kepadanya, kalau anak pelaku ini sudah mengenali korban sejak kelas II SMP
Penulis: Hadi Sudirmansyah | Editor: Dhita Mutiasari
KPPAD Dampingi Pelaku Pembunuhan Pengusaha Keripik di Mempawah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Komisioner Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar Alik Rosyad saat ini turut melakukan pendampingan pemeriksaan AP si pelaku pembunuhan pengusaha Keripik desa Malikian Mempawah pada Selasa (29/1/2019)
Alik menuturkan dirinya sudah berbincang dengan anak pelaku AP saat berada di Mapolda Kalbar, dan saat ini AP secara fisik dalam keadaan baik-baik saja.
"Saya sudah bertemu dan berbincang dengan dia (AP), dia memang benar saat ini masih tergolong anak, usia masih 17 tahun dan duduk di kelas III SMA Swasta di Kubu Raya,"kata Alik.
Baca: Pelaku Pembunuhan Pengusaha Keripik di Mempawah Tertangkap, Ini Kata Tetangga Korban
Baca: Terungkap! Kesaksian Tetangga Hingga Cara Pelaku Habisi Nyawa Pengusaha Keripik di Mempawah
Baca: Hubungan Sesama Jenis Picu Pembunuhan Sadis di Mempawah! Cangkul Maut dan Rp 500 Ribu
Komisioner KPPAD Kalbar menuturkan AP menceritakan kepadanya, kalau anak pelaku ini sudah mengenali korban sejak kelas II SMP dan juga pernah bekerja dengan korban.
"Secara hubungan korban dengan anak pelaku, hanya sebatas hubungan pekerjaan, tidak ada ikatan persaudaraan antara mereka,"ujar Alik.
Lanjutnya, namun miris, dulu anak pelaku saat masih SMP ketika berkerja dengan korban, ia pernah mendapatkan tindakan asusila menyimpang dari korban sekitar 5 kali.
Dan baru-baru ini, anak pelaku ini kembali di tawari pekerjaan oleh korban saat melakukan chat FB, alasan korban mengajak pelaku bekerja karena saat ini orderan keripik banyak karena jelang hari raya imlek.
"Akhirnya anak pelaku menyetujui, dia di janjikan upah kerja 15ribu perkilo oleh korban, dan AP pun datang ke Mempawah tiba pada kamis subuh,"kata Alik.
Dikatakannya lagi, namun pada Minggu malam, AP kembali di ajak oleh korban melakukan perbuatan asusila menyimpang dengan iming-iming di bayar Rp 500ribu.
Namun setelah perbuatan itu selesai, kembali korban mengajak perbuatan asusila menyimpang lain lagi.
Namun anak pelaku menolak dan akhirnya korban minta pelaku melakukan asusila.
Lanjutnya, namun setelah perbuatan itu di lakukan, korban langsung tidur, sementara anak pelaku ini menunggu bayaran yang di janjikan oleh korban kepadanya.
"Setelah perbuatan itu selesai, korban mandi dan langsung tidur tak memberikan uang kepada pelaku yang di janjikan, si AP menunggu, karena akan kembali ke Pontianak sebab ia akan sekolah, mungkin AP kesal terhadap korban, karena selain upah (asusila menyimpang ) belum dibayar, pelaku juga belum membayar upah kerja pelaku selama 4 hari kerja dari Kamis-Minggu,"katanya Alik berdasarkan pengakuan anak pelaku
Dan akhirnya sekitar senin (28/1) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB maka terjadinya penganiayaan itu dengan mengambil cangkul yang ada di rumah korban.
"Namun sebelum penganiayaan itu terjadi di lakukan, sebelumnya anak pelaku ini telah bolak-balik dekat korban menunggu apa yang dijanji kan korban kepadanya,"ungkap Alik.
Dan setelah AP melakukan penganiayaan, Senin dini hari itu juga ia kabur ke Pontianak dengan membawa dua unit HP, sepeda motor dan uang tunai milik korban sekitar Rp 275 ribu.
"Sekitar subuh dia sampai di Pontianak, sekitar jam 3-4 subuh, AP sempat ngopi di warkop Sui Raya sebelum dia ke Salon jl Adisucipto,"kata Alik.
Dan Alik juga menuturkan AP berada di Salon yang berada jl Adisucipto itu bukan bersembunyi, memang selama ini dia tinggal di Salon tersebut yang merupakan masih keluarga dengannya.