Melalui Simulasi, Mahasiswa Diharapkan Dapat Melakukan Penanganan Gawat Darurat
Kemudian pada konsep acara puncaknya dilakukan simulasi atau praktek penanganan gawat darurat dan simulasi kecelakaan masal.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Dhita Mutiasari
"MST 199 memang pakarnya jadi untuk dosen teori itu ada dokter specialis jantung, anastesi, spesialis kebidanan dan spesialis anak," ujar Dini.
Kemudian instrukturnya adalah perawat dan bidan mahir yang memang setiap harinya bekerja dibidang itu. Seperti perawat dibidang operasi, bidan kamar bersalin, perawat anastesi.
"Semua adalah orang pakar yang kami datangkan dari tim mst 199," ucap Rini.
Simulasi di kondisikan di depan halte dan dibuat skenario kecelakaan beruntun dengan disiapkan tiga mobil dan motor.
"Nanti terjadi kecelakaan beruntun dengan kondisi luka, patah, yang sudah diatur sesuai teori yang mereka dapat," ucap Dini.
seluruh ilmu yang mereka dapatkan akan mereka praktikkan sesuai dengan pasien yang sudah dikondisikan.
Simulasi ini adalah rangkaian akhir dari kegiatan pelatihan selama lima hari. Kegiatan ini wajib untuk diikuti mahasiswa akhir kebidanan.
Awalnya kegiatan ini bagian dari pendukung program unggulan dari prodi D4 jurusan kebidanan.
Dimana mereka harus mampu melakukan penanganan gawat darurat, kebidanan, dan ditambahkan ke dalam gawat darurat umum.
Pelatihan juga tersertifikasi sendiri. kemudian juga mendukung mata kuliah asuhan kebidanan gawat darurat Maternal Neonatal.
"Harapan kedepannya alumni kami mempunyai kompentensi yang unggul dalam penanganan gawat darurat, mampu menjadi tim penanganan bencana," ujar Dini.
Mst 119 yang ikut serta juga sudah terakreditasi secara nasional dan kedepan sedang mengurus akreditiasi internasional. Dari kegiatan pelatihan ini akan mendapat kan sertifikat dan berlaku 5 tahun.