Nelayan di Mempawah Temukan 2 Tangki Misterius di Tengah Laut, Diduga Berisi Benda Ini

Pada tangki yang berwarna coklat kemerahan ini pun terdapat tutup di bagian atasnya, yang berukuran cukup besar, sekitar 50 cm persegi.

Penulis: Ferryanto | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ FERRYANTO
Edi Darmawan (singlet putih) saat di temui Tribun Pontianak di atas kapalnya, di Desa Penibung, Kecamatan Mempawah Hilir, Minggu (30/12/2018). 

Edi mengatakan siapa saja yang merasa kehilangan tangki ini, silahkan untuk datang ke Desa Penibung, Kecamatan Mempawah Hilir, di Sertai bukti - bukti yang lengkap atas kepemilikan tangki ini.

Baca: RS Ohisama PCM Pontianak Utara Gelar Khitan Massal Gratis

Baca: Komunitas Relawan Perahu Edukasi Landak Gelar Kopdar Millenial

Baca: PW DMI Kalbar Tergetkan Pembangunan Satu Masjid Unggulan Setiap Kabupaten dan Kota

Cerita Bayu Nelayan Mempawah, Atasi Hantaman Badai Saat di Tengah Laut

Bayu (51) Nelayan Mempawah
Bayu (51) Nelayan Mempawah (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FERRYANTO)

Nelayan Kuala Secapah, Kabupaten Mempawah Bayu (51) mengungkapkan bahwa sejak beberapa hari terakhir dirinya tidak melaut dikarekan gelombang yang cukup tinggi di lautan.

Ia mengatakan, beberapa hari lalu dirinya sempat melaut, namun hasil tangkapannya pun sangat sedikit, tidak seperti di kala cuaca normal.

Saat itu, gelombang di laut bisa mencapai lebih dari 2 meter, sehingga membuat dirinya tidak bisa mendatangi banyak spot ikan.

Baca: IPW Apresiasi Kerja Cepat Polres Serang dan Polda Banten Usut Kasus Pungli Korban Tsunami

Baca: BPBD Mempawah Masih Siaga Bantingsor Hingga Februari 2019

Baca: Istri Dihina di Media Sosial, Anjasmara: Kecantikan Buat Saya Ada di Hati

Ia yang telah melaut sejak tahun 1990 ini mengatakan bahwa, bila sebelum melaut, dirinya selalu melihat kondisi cuaca secara kasat mata, dan melalui informasi dari BMKG, sehingga bila mana di rasa cuaca tidak memungkinkan dan bila ia mendapat informasi dari BMKG cuaca buruk dan gelombang besar, dirinya memutuskan untuk tidak melaut.

"Saya si Ndak ada GPS, cuman pakai Kompas Jak, tapi liat cuaca lah sebelum berangkat, lihat dari BMKG pun juga, kalau sekiranya cuaca Ndak bagus, ndak berangkat, daripada resiko,"ujarnya.

Selain hasil tangkapan yang minim, ia mengungkapkan bahwa bila gelombang besar jaring pun kerap putus, dan tak jarang malah membuat kapal lebih oleng, sehingga bila gelombang besar dirinya terpaksa memutus tali jaring dari kapalnya dan mengurangi muatan, untuk membuat kapal menjadi lebih stabil.

Kemudian, bila di tengah lautan ketika dirinya melaut datang badai secara mendadak, maka diriya akan segera mencari pulau terdekat untuk mengindari badai, sampai badai reda.

"Dan intinya, kalau ada Badai pun Ndak boleh Panik, harus santai, jadi kita bisa berfikir, mau ngapain, kalau panik duluan , udah lah bisa nyawa taruhannya,"jelasnya.

Heboh Gelombang Besar Hantam Lokasi Wisata

Sebelumnya, wilayah Kabupaten Mempawah diguyur hujan deras disertai angin kencang, Sabtu (30/12/2018)

Bahkan beredar video di Media sosial, yang menunjukan sebuah lokasi wisata di Desa Jungkat, Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah, yakni Jungkat Resort dihantam Gelombang besar.

Dalam video tampak air memasuki kawasan wisata tersebut.

Padahal, di keadaan normal, jarak air dengan dengan barau Pembatas cukup tinggi, namun di video tersebut air nampak sama tinggi dengan barau yang ada.

Baca: Mantan Pebalap Nasional Optimis Peluang Bernard di Asian Championship

Baca: Karolin: Merayakan Pergantian Tahun Hak Pribadi Setiap Masyarakat

Baca: Cuaca Kurang Bersahabat, Anggota DPRD Minta Warga Kurani Aktivitas di Laut dan Waspada Tanda Alam

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved